27

330 23 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Langit berjongkok didepan pintu apartemennya, sudah sejak 10 menit yang lalu ia tiba, tapi Langit hanya diam didepan pintu tanpa memencet bel.

Tiba tiba pintu apartemennya terbuka, "Yaelah cil jangan nangis ngapa, iyee kita kel– Ngit?! Ngapain disitu?" seru Daven.

Langit mendongak, "Bang, dari kapan disini?" tanya Langit.

"Dari tadi,"

Langit mengangguk, "Aira mana?"

"Mandi. Tapi nih anak baru dilepas emaknya langsung nangis kejer, makannya gue mau keluar cari angin,"

Tangan Kai menepuk pundak Langit, dengan senang hati Langit mengulurkan tangannya mengambil Kai dari gendongan Daven, "Lo sejak kapan disitu? Kenapa ga masuk?"

"Aira baru banget kan mandinya?"

"Gue nanya malah nanya balik. Ia baru masuk banget,"

"Kalo gitu ikut gue," Langit menarik lengan Daven menuju Taman.

Disinilah mereka berada, taman. Suasana taman sore ini cukup ramai, banyak orang orang pergi ketaman sekedar jogging sore atau jalan jalan sore.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Daven memulai obrolan.

Langit diam, membiarkan jari jarinya dimainkan sang anak, "Gue bingung bang. Semuanya mendadak banget," jawabnya.

"Maksud lo?"

"Lo kenal Raga kan?" Daven mengangguk. Ia sudah beberapa kali ketemu Raga.

"Dia ayah kandung Kai,"

"Hah?! Dia bokapnya Kai? Kok bisa?" ucap Daven terkejut.

"Gue juga gak tau bang. Tadi si Raga tiba tiba bikin pengakuan kalau dia ngehamilin cewek. Ditambah ada bukti bukti kalau Kai emang anak Raga,"

"Tunggu tunggu, ini lo ngomong serius kan? Gak lagi bercanda?"

"Gue serius bang. Sekarang gue bingung gimana caranya kasih tau semua ini ke Aira,"

Daven mengerti, sebenernya yang Langit khawatirkan saat ini adalah Aira. Langit takut kalau Kai diambil Raga, Aira akan sedih, atau mungkin marah pada Langit.

"Lo harus secepatnya kasih tau Aira, jangan sampai dia denger dari orang lain. Percaya sama gue Aira pasti bisa terima," ujar Daven.

"Gimana kalau Kai dibawa Raga?"

"Gak mungkin. Lo papa nya, emang Lo bakal ngebiarin anak lo diambil gitu aja?"

Langit menggeleng. Membawa Kai kedalam dekapannyam. Sungguh ia sangat menyayangi bayi ini.

"Gue bakal bantu ngomong sama Aira,"

"Bantu apa?" tanya seseorang. Gadis cantik dengan dress selutut berdiri tepat dibelakang Langit dan Daven.

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang