Hai Fren!
Apa kabar? Sehat - sehat ya. Sekarang banyak banget yang kena flu, apalagi karena cuacanya gak menentu. Aku update chapter 6, sebelum baca jangan lupa vote, dan Comment yg banyak ya!💚'selamat membaca'
Omorfos Gang, sebenarnya bukan sebuah gang motor besar seperti yang ada di buku - buku. Omorfos Gang hanya beranggotakan tujuh orang manusia tanpa tambahan anggota. Pencetus Omorfos Gang tak lain adalah Guel. Kata Guel mereka itu harus punya nama, dan Omorfos melintas didalam benaknya.
Omorfos diambil dari bahasa Yunani, yang artinya tampan. Jadi kalau ada yang tanya, Omorfos Gang itu apa? Mereka pasti jawab kumpulan tujuh manusia tampan.
"Ekhmm, gimana Ngit rasanya?" Melvin menggoda Langit yang baru saja memasuki ruang kelas.
"Apa lo!" balas Langit kesal. Ia duduk disamping Melvin dengan wajah ditekuk.
"Ditanyain, malah ngomel. Gimana rasanya? Mantap gak?" kini Raga yang bertanya.
"Lo semua datengnya gak tepat. Kan bisa Dateng ya 5 menit lebih lama, nanggung anjing,"
Mereka tertawa melihat wajah tertekan Langit. Tidak, tidak semua kecuali Ghava yang hanya diam tak mengerti arah pembicaraan mereka.
"Lagian masih disekolah main nyosor aja," ucap Jean menunjuk dengan pena.
"Bener tuh, untung yang liat kita coba kalo orang lain, atau guru? Wah bisa gawat sih," sambung Guel menggeleng kepala kekanan, dan kekiri.
"Auu ah, gue ngambek!" Langit membuang muka, meletakan kepalanya diatas tumpukan tangannya.
"Najis!" cibir Gibran.
"Kiw, cewek!" panggil Raga saat matanya melihat cewek cantik melintas dari balik jendela. "Aku tebak pasti kamu kelas sepuluh kan?"
Siswi dengan rambut pendek sebahu itu, mengangguk canggung. "Wah pantes, cantik banget. Namanya siapa cantik?" Raga mengulurkan tangannya.
"N-nadia kak," jawab siswi itu.
"Nama yang cantik seperti orangnya," Ia mengedip genit. "Aku Raga, Raga Alvarendra,"
Ia melepaskan tangannya, "Sampai ketemu lagi, cantik!"
Saat Raga kembali duduk di kursinya, teman - temannya menatap Raga jijik, "Kenapa?"
Jean menggelengkan kepala, "Udah berumur, bukannya tobat malah makin ganjen,"
"Sembarangan! Gue masih 18 tahun,"
"Cewe keberapa, yang lu godain?" Raga mengetuk jarinya pada meja kayu.
"Emm, 149, mungkin-"
"Bangsat!"
"Aa mulutnya kotor! Yang keluar kata - kata mutiara mulu," celetuk laki - laki yang sejak tadi diem.
"Maap maap,"
"Beneran 149?" tanya Melvin. Raga mengangguk ragu.
"Gak yakin sih, mungkin gue salah ngitung. Mungkin lebih," ucapnya santai dengan senyum andalannya.
"Raga beneran sinting," gumam Guel.
Menurut Raga, masa muda itu harus dinikmati. Karena datangnya cuma sekali seumur hidup. Jadi punya banyak perempuan gak papa, kan menikamti masa muda.
°°°
Setelah kejadian kepergok tadi, Aira selalu membuang muka karena malu. Apalagi Gina setiap menit bertanya gimana rasanya? Enak gak? Kalo gue ikut nyobain dosa gak? dan masih banyak lagi pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dirgantara [ONGOING]
FanfictionLangit Egler Dirgantara. Kerap disapa Langit ini, harus menikah diusia 18 Tahun. Menikahi seorang gadis yang sama sekali tak ia kenal. Ingat ini bukan karena cinta atau accident, tapi karena Perjodohan. Perjodohan konyol yang kedua orang tuanya buat...