15

572 32 1
                                        

'selamat membaca'

Sarah menundukkan kepalanya, menepuk kuat dadanya. Air matanya terus mengalir sejak beberapa waktu lalu.

Ia menoleh kala seseorang menepuk pelan pundaknya, cepat cepat Sarah menghapus air matanya, "Ngapain lo kesini? Mau ngomel juga?"

Laki laki itu tak menanggapi Sarah, ia justru duduk di sampingnya, "Gue minta maaf atas nama Langit,"

"Cih,"

"Gue minta maaf karena dia udah berlaku kasar,"

"Lo bukan Langit, gak perlu minta maaf!"

"Sarah, dengerin gue," laki laki itu memegang pundak Sarah, mata mereka bertemu.

"Iklasin Langit, sama Aira,"

Sarah menepis tangan Melvin, "Kalau tujuan lo kesini buat ngomong itu, gue gak mau denger!"

"Sar, Langit sama Aira bakal terus bareng. Sampai kapanpun lo gak akan pernah ada dihati Langit,"

"Tau apa lo?!"

"Lo liat reaksi Langit waktu lo dorong Aira? Semarah apa dia? Dia bahkan gak segan - segan buat ngelukain Lo kalau kita semua gak cepet nyusul,"

Sarah menunduk kembali mengingat bagaimana Langit berteriak didepannya, "Gue cinta Langit, Vin," lirihnya.

"I know, Sar. Gak ada yang larangan untuk mencintai. Lo bisa mencintai siapapun. Tapi gak gini caranya, Lo sampai celakain Aira,"

"Gue kaya gitu karena gue benci Aira. Selalu Aira. Bahkan Langit gak pernah liat gue sedikit pun,"

"Gue cuma mau, Langit,"

Melvin menatap Sarah, "Tapi lo gak akan pernah bisa milikin Langit,"

"Kenapa? Semua pasti bisa, gue yakin!"

"Langit, dan Aira itu udah satu. Mereka bakal selamanya seperti itu," ujar Melvin pelan.

"Maksud lo?"

"Lo pasti denger apa yang Langit ucapin tadi?" Sarah mengingat apa yang Langit ucapkan.

"Tapi dia udah celakain Istri gue, Vin!"

Melvin mengangguk, seakan tau isi pikiran Sarah, "Apa yang ada difikiran lo benar. Langit, Aira udah menikah,"

Sarah menutup mulut tak percaya, "Lo bohong!"

Melvin membuka ponselnya, menunjukan sebuah foto yang berisikan Langit, Aira berada ditengah tengah dengan menggunakan baju pengantin, "Mereka menikah karena perjodohan. Tapi Langit sangat, sangat mencintai Aira,"

"G–gue,"

Melvin membawa Sarah kedalam dekapannya, membiarkan Sarah menangis sepuasnya, "Gak mungkin, Vin. Gak mungkin!"

"Gue cinta Langit!,"

"Sakit, Vin," Sarah memukul dadanya, dengan cepat Melvin megang pergelangan tangan Sarah.

"Stop Sar! Cinta gak harus memiliki. Iklasin Langit dengan Aira. Lo cantik, lo pinter, lo punya segalanya,"

"Tapi Langit–"

Melvin menangkup kedua pipi Sarah, "Lo gadis baik, gak mungkin kan mau merusak rumah tangga orang?"

Sarah diam.

"Lupain dan Iklasin Langit ya. Gue yakin banyak cowok diluar sana yang lebih baik dari Langit. Yang bisa menerima lo,"

"Termasuk gue," ucap Melvin pelan.

"Vin–"

"Gue cinta sama lo, Sarah," ucap Melvin tegas.

"Jangan bercanda, Vin,"

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang