'selamat membaca'
"Yang,"
"Hmm?"
"Sini liat aku dulu,"
"Apa?"
Langit menunjuk pipinya, "Apa maksudnya?" tanya Aira.
"Si Air mah gak peka ih," gerutu Langit.
"Fokus aja nyetir,"
Langit melirik sekilas, "Biar tambah fokus. Ayo cepet,"
"Gak mau,"
"Yang,"
"Yaudah kamu bobo sendiri,"
"Biarin ada Kai,"
"Yaudah kamu makan sendiri,"
"Makan doang,"
Langit cemberut, "Yang,"
Cup!
"Cerewet," ucap Aira.
Langit mendadak menghentikan mobilnya dipinggir jalan, "Bilang - bilang dong. Kan aku gak siapp,"
"Tadi kamu yang minta," jawab Aira.
"Kan tadi gak mau, terus tiba - tiba,"
Cup!
"udah ya diem. Ayo jalan lagi," ujar Aira.
"Yang,"
"Apa lagi Lang-"
Langit menempelkan bibirnya dengan bibir Aira. Menahan tengkuk Aira agar memperdalam ciumannya. Aira yang tadi menolak, perlahan menjadi menikamati ciuman Langit. Ciuman lembut yang membuat Aira lupa kalau mereka harus segera pergi.
Tangan Langit perlahan menurunkan Jas Almamater Aira, namun dengan cepat Aira menahan, "Kita harus sekolah Ngit," ucapnya pelan.
"Aku lupa, maaf," Langit membantu Aira merapihkan pakainnya yang sedikit berantakan.
"Ayo, nanti Guel nungguin,"
"Kalau hari ini gak ada ujian dadakan, aku langsung puter balik yang,"
"Bibir aku bengkak Langit," rengek Aira.
"Kamu sih,"
Langit tertawa. "Abisnya manis, aku suka. Nanti juga ilang,"
"Kalau orang - orang nanya gimana?"
"Bilang aja digigit tawon," ucap Langit ngasal.
"Iya tawonnya gede banget!"
Langit kembali menghentikan mobilnya didepan rumah mewah milik Guel, "Telpon Guel yang, suruh buruan,"
Aira menuruti, menelfon Guel agar cepat turun.
"Lama banget sih, gue nungguin tau!" ujar Guel saat sudah duduk di kursi belakang.
"Ini udah cepet. Tumben banget gak sama Ghava, biasanya nempel mulu,"
"Gue lagi marah. Kemaren gue ngajak dia beli sepatu, dia bilang sibuk, taunya lagi nonton gak tau sama siapa,"
Langit dan Aira saling memandang, "sama temennya paling. Gitu aja ngambek,"
"Abisnya gue gak diajak," Guel menyilangkan tangannya didepan dada. "Teteh bibirnya kenapa bengkak gitu?"
"A-anu, digigit semut merah tadi," jawab Aira gugup.
"Yang bener? Tapi kok-"
"Anak kecil gak usah banyak tanya," ucap Langit memotong ucapan Guel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dirgantara [ONGOING]
FanfictionLangit Egler Dirgantara. Kerap disapa Langit ini, harus menikah diusia 18 Tahun. Menikahi seorang gadis yang sama sekali tak ia kenal. Ingat ini bukan karena cinta atau accident, tapi karena Perjodohan. Perjodohan konyol yang kedua orang tuanya buat...