22

363 19 1
                                    

Aira, Gina, Sarah, dan juga Rara baru saja selesai berbelanja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aira, Gina, Sarah, dan juga Rara baru saja selesai berbelanja. Mereka mencari restoran tempat Langit dan yang lainnya. Tadi Langit bilang kalau mereka ada direstoran, jadi Aira dan yang lain ikut menyusul.

"Babe sini," panggil Melvin kala melihat mereka.

"Sini duduk dulu," Melvin menarik Sarah duduk disampingnya. Begitu juga dengan Aira. Ia menghampiri Langit.

"Bobo ya?" tanya Aira, tangannya mengusap lembut kepala bayi kecilnya. Langit mengangguk.

"Pesen makan gih, makan dulu habis itu pulang," ucap Langit. "Ada yang dibeli lagi gak?"

Aira menggeleng, "Enggak. Udah semua, baju Kai juga udah,"

Langit mengusap pelan rambut Aira, "Yaudah pesen dulu,"

"Sini biar aku aja yang gendong Kai," pinta Aira, tapi Langit menolak.

Posisi Langit sekarang, bersandar pada kursi, dengan Kai yang tidur nyenyak didadanya.

Aira melirik kanan kiri, penuh dengan belanjaan, "Ini apa? Kenapa banyak banget?"

"Punya Kai semua. Mereka yang beli, katanya mau couple sama Kai," jawab Langit.

"Kenapa banyak bangett," ia membuka salah satu tas belanjaan.

"Tadi Ghava beli topi couple teh sama Kai, beli 3,"

"Gue juga teh. Tadi beli kaos yang sama, biar kesannya kaya papa muda,"

"Gue tadi beli sepatu,"

"Jaket kulit harus dipake ya, gue udah beli biar Kai kece kaya gue,"

"Gue baik hati, beliin kasur buat Kai. Katanya kalian mau pindah kan?"

"Kok lo tau?"

"Si Langit kan bilang,"

"Gue binggung mau beli apa. Besok gue kirim orang buat design kamar Kai" ujar Melvin.

"Alhamdulillah, duit gue aman,"

"Kapan rencana pindahnya?" tanya Jean.

"Kayanya weekend ini,"

Aira mengecup gemas pipi Kai, "Thanks ya, padahal gak perlu repot repot beliin banyak barang,"

"Santai aja kali," ucap Guel.

Pesanan Aira dan yang lain datang, mereka segera melahapnya, sambil mengobrol santai. Tiba tiba seorang perempuan dengan dress mini, ditambah perut yang sedikit membuncit menghampiri meja mereka.

"Gibran,"

"Sial," gumam Gibran.

Perempuan itu duduk disamping Gibran, memeluk lengan Gibran erat, "kamu kemana aja sih, aku nyariin kamu,"

"L–laura?"

"Lepasin," pinta Gibran, tapi ucapannya tak dihiraukan.

Gibran berdiri, menyentak tangan Perempuan itu, "Bran Bran, dia cewe," ucap Jean mengingatkan.

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang