09

584 34 1
                                    

Hai Fren! Aku update nihhh. Jangan lupa like dan Comment yang banyak yup! Papay 💚

'selamat membaca'

Pukul 05.00, Aira terbangun merasakan hawa panas menusuk kulitnya. Mengikat rambut panjangnya, kemudian mengamati Kai masih tertidur pulas. Untung saja tadi malam Kai sama sekali tidak rewel.

Beralih menatap Langit. Menyentuh dahinya, "Langit kamu demam?"

Aira kembali menyentuh bagian leher dan kembali kedahi, "Ya ampun. Sebentar aku ambil kompres,"

Dengan sedikit berlari ia membawa sebuah baskom, berisikan handuk kecil didalamnya. Membasahi perlahan, diperas, lalu diletakan didahi suaminya.

"Kenapa gak bilang aku kalau sakit, hm?" bisiknya pelan. Kedua tangannya sibuk mencelupkan kembali handuk kecil.

"Sayangg,," panggil Langit dengan suara parau.

"Aku disini. Ada yang sakit?"

"Dingin,"

Aira dengan sigap mengambil Hoodie hitam, memakaikan pada Langit. Tak lupa menaikan selimut.

"Sayang peluk," ucap Langit. Aira menuruti permintaan Langit.

Mengusap pelan rambut hitam suaminya, "ada yang sakit?" Langit menggeleng. Ia memeluk Aira erat, menenggelamkan wajahnya diperut rata Aira.

"Aku telfon bunda dulu ya," ia mengambil ponselnya yang diletakan diatas meja. Mencari nomor telepon dengan nama Bunda.

"Halo Bunda,"

"Iya sayang. Ada apa nak? Tumben telfon pagi - pagi?"

"Ini bunda, Aira mau kasih tau kalau Langit demam."

"Demam? Sejak kapan sayang?"

"Baru bunda. Tadi malam Langit masih baik - baik aja,"

"Apa Langit minta sesuatu sama kamu?"

"I-iya Bun,"

"Ahh bunda mengerti. Gak apa - apa nak. Langit memang gitu. Dari kecil kalau ada permintaan dia yang dirasa pengen, dan gak diturutin besoknya pasti demam. Kamu jagain Langit bisa kan sayang? Bunda sudah dijalan sama Ayah, nanti sore Bunda mampir,"

"Iya Bunda."

"Nanti bunda hubungi guru kalian ya supaya diizinkan. Oh iya, Langit kalau lagi sakit manja banget. Maunya dipeluk terus, kamu gak keberatan kan?"

"Aira, kenapa ada suara bayi? Bayi siapa itu?"

"A-anu Bun. Nanti aku jelasin ya kalau bunda kesini. Aku tutup dulu telfonnya, mau bikin makanan buat Langit. Assalamualaikum bunda, salam buat ayah ya Bun."

"Waalaikumsallam,"

Aira menutup ponselnya, meletakan kembali diatas meja. Ia menatap Kai yang baru saja membuka mata. "Aku bikin Kai susu dulu ya,"

"Jangan lama - lama,"

"Iya, kamu tidur aja. Gak usah sekolah dulu," ucap Aira.

Aira pergi ke dapur, sesekali melihat kearah tempat tidur. Langit memberikan jari kelingkingnya agar Kai tidak menangis.

"Kai, ayo minum susu dulu," ucap Aira. Ia mengangkat tubuh mungil itu kedalam pangkuannya.

"Sayang, aku mau yang anget - anget," kata Langit. Ia memperhatikan Aira yang telaten memberikan susu.

"Mau apa? Bubur?"

"Bubur boleh deh. Tapi kamu jangan masak, disini aja. Kamu gofood aja," rengeknya.

"Iya nanti gofood,"

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang