Rumah mewah berwarna abu abu tua sudah disulap menjadi tempat pesta. Ada banyak balon berwarna hitam sesuai tema acara. Sebenernya acara ini hanya untuk orang terdekat saja, tapi orang tua Ghava membuat acara ini seperti akan kedatangan tamu 100 orang.
Satu persatu mobil memenuhi area perkarangan rumah Ghava. Yang pertama ada Melvin dan Sarah, keduanya kompak memakai pakaian berwarna hitam, "Happy Birthday bro!" ucap Melvin memeluk Ghava.
"Hai Ghav, Happy Birthday ya,"
"Thanks bang, Sarah,"
Melvin tersenyum, ia mencari kedua orang tua Ghava, "Bokap Nyokap lo?"
"Oh ada lagi kedalem bentar," jawab Ghava.
Tak lama mobil sport berwarna merah terang datang. Tiga orang laki laki turun dari berbagai sisi mobil, kacamata hitam juga bertengger dihidung mancung mereka, "Woi!" seru salah satu dari mereka.
"Happy birthday bontot!" Laki laki berotot itu memeluk Ghava erat.
"Happy birthday Ghav. Nih gue bawa hadiah buat Lo," Gibran memberikan sebuah kotak pada Ghava.
Ghava menatap takjub kotak yang ada ditangannya. "Happy birthday Ghav. Gue bingung mau ngasih lo kado apa, bilang gue aja apa yang Lo pengen nanti gue beliin," ucap Guel santai.
"Tuan muda mah beda,"
"Thanks! Kalo gitu gue pengen motor baru deh," celetuk Ghava.
"Anjir-"
"Mintanya ga nanggung nanggung," sedangkan Guel, laki laki itu hanya mengangguk. Cuma motor? Gampang itu mah.
"Bang, Mas duduk,"
"Lo ngundang siapa aja Ghav?"
"Dikitan aja Mas. Kita kita sama bang Daven aja,"
Gibran mengangguk. Melihat lihat dekorasi yang Ghava buat. "Ini balon ngapa banyak amat sih,"
"Kan ada Kai Mas, nanti biar dia seneng," jawab Ghava.
"Halo Tante," Melvin bangkit, menghampiri kedua orang tua Ghava.
"Ini Melvin ya?" tanya Mama Ghava.
"Iya Tan,"
Mama Ghava memeluk Melvin, mengusap punggung lebarnya, "Udah besar aja kamu,"
"Ah Tante bisa aja," ucap Melvin malu malu.
"Loh ini siapa?" tanya Papa Ghava pada Sarah.
"Oh iya, ini pacar Melvin om, Sarah,"
"Selamat malam om, Tante,"
"Salamat malam, Cantiknya," puji Mama Ghava.
"Malam om, Tante," sapa Raga, diikuti Gibran, dan Guel.
"Ini siapa?"
"Ini Raga Ma, anaknya Januar. Disampingnya Gibran anaknya Mbak Lea, sama Guel anaknya Mas Gavin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dirgantara [ONGOING]
Fiksi PenggemarLangit Egler Dirgantara. Kerap disapa Langit ini, harus menikah diusia 18 Tahun. Menikahi seorang gadis yang sama sekali tak ia kenal. Ingat ini bukan karena cinta atau accident, tapi karena Perjodohan. Perjodohan konyol yang kedua orang tuanya buat...