18

449 29 1
                                    

Langit menegak minumannya hingga tandas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit menegak minumannya hingga tandas. Menatap sebal orang orang yang ada didepannya. Gimana ga sebel, mereka semua terus memesan banyak makanan, sampai 4 meja yang digabungkan penuh oleh makanan.

30 menit yang lalu, setelah kedatangan Raga, ternyata Jean, Gibran, serta Guel ikut menyusul mereka. Apalagi mendengar kata 'gratis' gak sampe 1 jam pun mereka pasti datang.

"Udah ya, habis ini gak ada yang pesan pesan lagi!" peringat Langit.

Guel yang berada di depannya mencibir, "Pelit ah, Lo mah,"

Apa katanya? Pelit?

"Ini meja udah penuh makanan, gue masih di bilang pelit? Mau gue pites hah?!" tunjuk Langit.

"Jangan bikin gue bangkrut dong, kasian anak istri gue, mau dikasih makan apa," lanjutnya.

"Gampang, Aira sama Kai biar sama gue aja," celetuk Jean.

"Sembarangan itu mulut,"

Sementara Langit sibuk mengomel dengan Guel, Gibran, dan Ghava. Raga menyerahkan ponselnya ke Aira, "Ra fotoin gue dong, sama Kai," pintanya.

Aira mengangguk, "Boleh, ayo pose,"

"1, 2, 3,"

Cekrek 📸

"Lagi Ga, 1, 2, 3,"

Cekrek 📸

Aira mengembalikan ponsel Raga, "Thanks, Ra,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aira mengembalikan ponsel Raga, "Thanks, Ra,"

"Btw, ini boleh gue upload kan?"

"Boleh,"

Pret pret

Semua menoleh, menatap tajam laki laki yang sedang menggendong bayi, "Raga-"

"Malu maluin bat, anjir,"

Raga menggerakkan tangannya kekanan dan kekiri, "Bukan gue, nih bocah yang kentuttt,"

"Masa anak gue kentutnya gede banget," ujar Langit.

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang