03

730 39 2
                                    

Halo Fren!
Akhir-nya Chapter 3 update. Sebelum baca gak bosen aku mau ngingetin, untuk vote dan Comment yang banyak di cerita Langit Dirgantara. Dukung terus sampai cerita ini tamat. Thank You.

'selamat membaca'

Sabtu, 5 Februari 2022

Aira menatap diri-nya dari cermin yang ada dihadapannya. Memakai kebaya berwarna putih, lengkap dengan sanggul modern, serta make up diwajah-nya.

disisi-nya ada Gina yang juga memakai kebaya modern khusus yang ia siapkan untuk sahabatnya.

"Hey, kenapa nangis?" Aira menatap sahabat kecil-nya. Ia memeluk erat Gina.

"Gina, gue takutt,"

"Apa yang lo takutin? Ada gue, ada bokap, nyokap, bang Daven semua-nya masih disekitar lo, Ra," ucapnya mengusap punggung Aira.

"Gue takut gak bisa jadi istri yang baik, gue takut-"

"Jangan kebanyakan takut. Semua pasti baik - baik aja. Sekalipun lo udah jadi istri orang, gue ini tetap sahabat lo. Lo bisa hubungin gue 24 jam seperti biasa, okey?" Ia mengusap pelan air mata yang mengalir di wajah Aira, "Jangan nangis, nanti make up nya luntur,"

"Thanks," mereka kembali berpelukan.

TOK! TOK! TOK!

"Masuk,"

Muncul laki - laki tampan dari balik pintu, dengan balutan Tuxedo ditubuh tegap-nya, "Dek, ayo turun sebentar lagi acara-nya dimulai,"

Daven, laki - laki itu menghampiri adik semata wayang-nya yang sebentar lagi menjadi milik laki - laki lain. "Adik Abang udah besar ih, sebentar lagi jadi istri," katanya.

"Bakal susah deh kalau mau manja - manja-in kamu, karena pasti harus rebutan sama Langit,"

"Abangg,,"

Daven tertawa, mengusap rambut adik-nya, "Ingat ucapan Papa, Mama semalam kan? Adek tetap putri kecil Adhitama. Selama-nya pun akan seperti itu. Mau adek udah jadi istri, atau pun seorang ibu, adek tetap putri kecil kita. Jangan sungkan meminta apapun sama kita, karena kamu masih tanggung jawab kita,"

Ia menangkup wajah cantik Aira, "Harus bahagia ya? Kalau Langit macem - macem bilang sama abang, biar abang sunat dia," ucapnya dengan candaan.

Aira lagi - lagi meneteskan air mata, "Abang pelukk-" rengek-nya. Dengan cepat Daven mendekap erat tubuh adik kecilnya.

"Gina liat, masa adek abang yang manja ini udah mau jadi istri orang," ledek Daven. Gina tertawa.

Daven melepas dekapan-nya, "Udah, ayo kita turun. Semua udah nungguin,"

Aira dan Guna mengangguk. Aira berdiri merapihkan sedikit pakaian yang melekat ditubuhnya, kemudian berjalan menuju aula. Diapit oleh Hina disebakan kiri, dan Daven di sebelah kanan. Para tamu undangan berdecak kagum saat mempelai wanita mulai menampakan diri.

Aira juga melihat Langit yang terdiam entah karena apa, teman - teman Langit juga heboh.

"Nak Langit, apa sudah siap?" pertanyaan Bapak Penghulu membuat Langit tersadar.

"Hah? Eh, iya saya siap," jawabnya.

"Baik ikuti ucapan saya-"

Aira memejamkan mata-nya, saat Langit mengucap kalimat sakral. "SAH!" Aira membuka mata-nya. Sorak - sorai dari teman Langit terdengar ditelinga-nya.

Kalimat Sakral yang terucap dalam satu tarikan napas. Detik itu pula kehidupan Aira berubah, menjadi seorang Istri dari Langit Dirgantara.

"ASIK YANG JADI SUAMIII!" teriak Gibran.

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang