17

471 31 3
                                    

Langit kembali memasuki kamar, setelah mengantar teman temannya pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit kembali memasuki kamar, setelah mengantar teman temannya pulang. Katanya sih Gibran mau kerumah Omanya, Melvin yang lagi bucin mau ketemu Sarah, Ghava juga mau ketemu gebetan, kalau Jean, Raga dan Guel mereka memutuskan pulang karena mereka bertuga jomblo.

Ia bernapas lega akhirnya teman temannya mengerti. Bukannya gak boleh lama lama, tapi kan Langit juga pengen mesra mesraan sama istri cantiknya.

Langit melihat pintu kamar mandi masih tertutup, tandanya Aira belum selesai. Sambil menunggu Langit membuka Laptop, untuk mengecek pekerjaannya.

"Kamu disini? Gak nemenin yang lain?"

Langit menoleh, tapi kembali fokus ke laptop, "Baru aja pulang," katanya.

Aira mengangguk sebagai jawaban, ia berjalan menuju kasur niatnya mau mandiin Kai, tapi anaknya malah tidur. "Kamu mandi dulu sana, aku siapin bajunya. Habis itu gantian Kai,"

"Iya sebentar,"

Aira sudah selesai menyiapkan baju Langit dan Kai, tapi suaminya itu belum selesai juga. Akhirnya ia menghampiri, "Lagi ngapain sih? Aku suruh mandi dulu,"

Bukannya menjawab, Langit malah menarik duduk di pangkuannya. "Aku lagi liat pengeluaran Cafe, sayang,"

"Yaudah lanjutin dulu, aku mau bangunin Kai," saat akan berdiri Langit menahan pinggang Aira.

"Awas dong,"

"Shhh, jangan gerak gerak yang," ucap Langit tertahan.

"Abisnya kamu nahan nahan,"

Langit menutup laptopnya, "jangan dibangunin dulu, aku kangen," kata Langit. Ia memeluk Aira erat.

"Kaya ga ketemu aja,"

Cup!

"Modus,"

Cup!

"Langit ih,"

Langit tertawa, ia kembali melumat bibir ranum istrinya. "Aku kan pernah bilang, aku gak bisa nahan kalau sama kamu,"

Aira mencibik kesal. Ia memainkan rambut Langit, "Rambut kamu udah panjang, gak mau dipotong?"

"Boleh. Temenin ya, sekalian kita ke Cafe,"

"Sore tapi ya," Langit mengangguk.

"Yang?"

"Hm?"

"Udah selesai belum?"

"Apanya?"

"Itu loh,"

"Oh– udah,"

Langit melepas pelukannya, "Dari kapan?"

"2 hari yang lalu,"

"Kok gak bilang aku," rengek Langit, ia mendusel dusel keleher Aira.

"Ya ngapain ngasih tau,"

"Kan aku nungguin,"

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang