25

418 25 1
                                    

SORE FRENN! SORRY YA BARU UP, LAGI SIBUK NIH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SORE FRENN! SORRY YA BARU UP, LAGI SIBUK NIH. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG BANYAK YA. JANGAN LUPA JUGA KASIH COMENNT REAKSI KALIAN UNTUK CHAPTER 25. SEE U! 💚💚

°°°

Saat ini Guel sedang menyandarkan punggungnya di pintu basecamp. Guel dipaksa menunggu Gibran yang tak kunjung datang. Berkali kali Guel melirik pergelangan tangannya, "Kemana sih, lama amat!" gerutunya.

Gue memutuskan untuk kembali ke dalam, tapi suara pria membuatnya berbalik lagi. Alisnya mengkerut, bukan Gibran melainkan kurir pos yang datang, "Cari siapa mas?" tanya Guel.

"Mau antar paket mas, atas nama Jamur Raga,"

"Oh iya. Orangnya ada di dalem, bisa saya aja yang terima?"

Kurir itu mengangguk, menyerahkan amplop cokelat besar, serta tanda terima. "Terima kasih mas," ucap kurir itu.

Gue membolak balik map cokelat, tidak ada nama pengirim hanya alamat basecamp dan nama Raga tertulis jelas diatas map.

"Ragaa,"

"Apaan?!" saut Raga. Ia muncul dari balik pintu toilet.

"Nih paket," Guel menyerahkan pada Raga, "Tumben banget nganternya kesini," sambungnya.

"Thanks,"

"Apaan tuhh?" tanya Langit yang tiba tiba muncul dari dapur.

"Bukan apa apa," Raga langsung masuk kedalam kamar tanpa berbicara sepatah kata.

"Aneh,"

"Coba telepon Gibran, lama banget," suruh Guel.

"Gue udah disini," celetuk laki laki dari ambang pintu.

"Sejak kapan anying?!"

"Baru," jawabnya singkat, ia melengos menuju dapur untuk menghilangkan dahaga.

"Jalan sekarang aja, ga enak sama om Janu takut nungguin," ujar Melvin.

Pintu kamar terbuka, melihatkan Raga, "Gibran udah dateng?"

Ghava menunjuk Gibran. "Dari mana?lama amat,"

Gibran menunjukan satu map, "Habis minta persetujuan nenek buat ngusir Gilang," jawabnya.

"Lo seriusan mau ngusir bokap lo?" tanya Melvin. Gibran mengangguk mantap.

"Iya. Itu rumah bunda gue, enak aja ditempatin jalang. Dah ayo jalan sekarang,"

"Tunggu bentar," Raga mengunci

"Gue nebeng Rafa," ucap Jean

Langit hanya mengangguk. Ia memakai helm fullfacenya dan menghidupkan mesin motor, diikuti Melvin dan yang lain.

°°°

Raga mematikan mesin motornya. Ia berjalan menghampiri Papinya, "Helo bro!" sapa Raga.

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang