Barisan panjang yang bergerak maju disalah satu gedung pencakar langit mengundang semua orang untuk memberi hormat dengan menundukkan kepala. Raja yang berada diujung depan barisan tampak asik mengobrol dengan dengan seseorang yang diketahui sebagai pemilik gedung pencakar langit tersebut.
Pagi ini keluarga kerajaan diundang dalam peresmian pusat penelitian utama wilayah Azea. Pusat penelitian ini sengaja dibangun dalam rangka meningkatkan kualitas dari wilayah Azea sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, wilayah Azea pun mulai meningkatkan kemampuan dibidang penelitian, baik dalam bidang science maupun non-science.
Setelah melakukan pemotongan pita tepat satu jam yang lalu, terlihat para petinggi negara disibukan dengan kegiatan sosial yang berguna untuk menjaga dan membangun relasi. Begitu juga dengan pihak kerajaan yang menjadi sasaran favorit dalam membangun relasi.
Seperti sekarang, setelah memilih berjalan menjauh mengikuti barisan, beberapa orang tetap saja memilih menghampiri pihak kerajaan sekedar untuk bertukar pikiran. Beberapa dari mereka tampak berkelakar mengenai pernikahan pangeran dan calon yang sudah digembar gemborkan akan dilaksanakan dalam waktu dekat, ataupun sekedar menawarkan anak atau kenalan mereka yang berstatus omega pada keluarga kerajaan, berharap semoga putera mahkota tertarik dan mereka dapat berbesan dengan keluarga kerajaan.
Putera mahkota yang sering dijadikan dalam topik pembahasan tampak tak menunjukkan minat pada hal yang dibincangkan. Ia lebih fokus menatap arlojinya yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Wajahnya terlihat kusut, seperti ingin cepat cepat beranjak dari acara tersebut.
"Phi, tersenyumlah, kau menakuti banyak orang" Noeul yang berada disamping Fort terlihat menarik ujung vest Fort, ia berbisik pelan dengan senyum lebar yang masih ia pajang diwajahnya. Kepalanya mengangguk sesekali menjawab salam hormat beberapa orang.
Fort mendengus, sejujurnya ia tak berniat sama sekali untuk menghadiri acara peresmian kali ini, namun ayahnya memaksa karena ia merupakan penerus tahta. Tapi hingga detik ini pikirannya masih belum membersamainya disini, pikirannya sudah terbang ke perusahaan informasi dan telekomunikasi. Buruannya disana dan ia harus segera menangkapnya.
Ugh, sial! Berapa lama lagi ia harus menunggu agar bisa pergi?!
-----
Seorang pria bertubuh kecil lengkap dengan masker, kaca mata hitam dan hoodie putih tampak mengintip ruang departemen sumber daya dari balik pintu masuk. Tangan putihnya memegangi kunsen pintu dengan kepala yang hanya menyembul setengah. Mata rusa yang tersembunyi dibalik kaca mata hitam itu kemudian mengitari seluruh ruangan secermat mungkin.
Puk
"Masuklah dan jangan membuang waktu Peat. Pekerjaan kita masih banyak" Tepukan dibahu membuat Peat sedikit terhenyak dan menarik tubuhnya kebelakang, ia menatap tak percaya kearah Tonnam yang sudah mendahuluinya masuk.
"Kau mengenaliku phi?" Heran Peat dengan mengikuti langkah Tonnam kedalam ruangan. Matanya tak lepas dari kepala bagian belakang milik Tonnam.
"Siapa lagi yang memiliki tubuh kerdil dan kulit putih pucat selain dirimu heh? Jangan aneh Peat, bagaimana hasil kunjunganmu? Apa semua penduduk disana sudah mendapatkan kartu pengenalnya?" Tonnam mendudukan dirinya didepan meja kerjanya, tangannya mengambil beberapa dokumen untuk ia tinjau. Tugas dari putera mahkota sama sekali belum ada kemajuan, bahkan waktunya hanya tersisa satu minggu lagi.
"Belum phi, seperti biasa, pemotongan ilegal disana sini membuat kartu pengenal menjadi terhambat untuk disebar luaskan. Namun aku sudah memberikan peringatan dengan tenggat waktu satu bulan kedepan untuk mereka mendistribusikannya, jika tidak maka kita akan mengeluarkan surat peringatan pertama sesuai aturan yang berlaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rare Species - FORTPEAT (END)
FantasyWaktu terus berjalan dan zaman terus bertukar. Evolusi yang tak terelakan membuat sebagian kalangan dengan status istimewa mulai menipis, digantikan dengan jenis manusia yang hanya terdiri dari dua pilihan yakni laki laki dan wanita. Menyisakan seba...