Tok
Tok
Suara ketukan pada daun pintu terdengar begitu terburu buru dan tidak sabar. Raut wajah dari wanita paruh baya dalam dress selutut itu pun tampak dipenuhi dengan kekhawatiran.
Tok
Tok
Tangan yang sudah memiliki keriput dibeberapa tempat itu terlihat masih menggantung diudara, lebih tepatnya menempel pada daun pintu yang berada dihadapannya. Berulang kali sudah ia mengetuk pintu ruang kerja sang suami, namun belum ada juga tanda tanda ruangan tersebut akan dibuka.
Cklek
Baru saja tangannya berniat untuk mengetuk daun pintu itu kembali, namun pintu itu terbuka dan akhirnya menampakan wajah familiar tapi bukan suaminya. Pria dengan rambut putih yang baru saja membuka pintu tersebut tampak menundukkan kepalanya memberi salam diiringi dengan senyum tipis dan tangan yang bergerak mempersilahkan dirinya untuk masuk.
"Kenapa sayang?" Suara sang suami terdengar begitu melihat wajah sang istri yang sedikit terkejut karena ada orang lain di ruang kerja tersebut.
"Maaf Yang Mulia, kupikir aku sudah mengganggu diskusimu bersama Perdana Menteri. Aku kembali nanti"
"Bicaralah, kau terlihat sangat kacau sayang, bahkan ketukanmu tak berhenti selama beberapa menit"
"Maaf Yang Mulia, saya hanya ingin berdiskusi perihal berita yang tengah menyebar saat ini"
"Baiklah. Kembalilah ke ruang kerjamu. Aku akan menyelesaikan beberapa hal dengan Perdana Menteri dan setelah itu aku akan mengunjungimu"
"Baik Yang Mulia" Ratu pun menundukkan kepalanya memberi salam sebelum beranjak dari posisinya. Kaki yang dialasi heels rendah itu kemudian berjalan mejauhi ruang kerja sang suami.
Jauh didalam hatinya ia ingin berdiskusi mengenai berita Peat dan kondisi Fort saat ini dengan suaminya. Hatinya tak tenang setelah melihat berita mencengangkan sore ini.
Peat. Sang calon menantu dikatakan merupakan anak tunggal dari Group Chaijinda, organisasi mafia yang sudah lama tak terdengar, hampir satu dekade lamanya.
Group Chaijinda bukanlah organisasi mafia kecil yang bisa dipandang remeh. Mereka adalah organisasi besar dengan kedok perusahaan konstruksi. Melakukan jual beli narkoba, senjata ilegal dan pencucian uang. Organisasi tersebut sudah diawasi pergerekannya sedari generasi pertama, pihak kerajaan selalu melakukan penyelidikan namun semua tindak kriminal yang mereka lakukan hanyalah seperti sebuah ukiran diatas air. Tak ada bukti dan tak terlihat. Mereka melakukannya dengan sangat rapi hingga pihak istana hanya mampu mengawasi dari jauh.
Namun satu dekade yang lalu, ketika Group Chaijinda dipegang oleh generasi ketiga, mereka melakukan satu kecerobohan. Bukti transaksi yang mereka lakukan akhirnya dapat diperoleh pihak kerajaan. Dan buruknya lagi dokumen tersebut merupakan dokumen transaksi jual beli organ manusia, dimana hal tersebut merupakan tindak kriminal dengan hukuman paling berat.
Group Chaijinda yang selama ini selalu melakukan donasi untuk kemanusiaan ternyata hanyalah topeng. Mereka yang selalu menggembar gemborkan mengenai hak asasi manusia hanyalah kedok semata untuk menutupi human trafficking yang mereka lakukan.
Sebagai seorang Ratu dan ibu, dirinya benar benar khawatir sekaligus takut dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Bagaimana kondisi rakyatnya dan bagaimana kondisi puteranya saat mendengar kabar seperti ini. Pasalnya selain berita Peat yang merupakan anak dari pemimpin organisasi tersebut, berita mengenai kejahatan yang organisasi tersebut lakukan pun juga ikut tersebar luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rare Species - FORTPEAT (END)
FantasyWaktu terus berjalan dan zaman terus bertukar. Evolusi yang tak terelakan membuat sebagian kalangan dengan status istimewa mulai menipis, digantikan dengan jenis manusia yang hanya terdiri dari dua pilihan yakni laki laki dan wanita. Menyisakan seba...