Putera mahkota dengan piyama hitamnya tampak berdiri tegak didepan sebuah pintu yang tertutup rapat. Dengan tangan yang terlipat didepan dada dan bibir bawah yang digigit, matanya terlihat ragu untuk meneruskan niatnya.
'Aku tak mau tau. Kau harus mengecek keadaan istriku sebelum tidur. Jika saja kau tak sibuk berbincang dengan omega lain dipesta tadi dia tak akan melihat hal buruk seperti tadi'
Decihan malas terdengar ketika mindlink antara dirinya dan Judy tak terputus sejak kepulangan mereka dari pesta. Judy benar benar tak membiarkannya tidur dengan tenang hanya karena melihat wajah Peat yang terguncang.
Sial!
Seharusnya ia tak mengizinkan Judy mengambil alih tubuhnya tadi. Kedok menenangkan Judy malah membuat dirinya repot. Serigala ini tak mau diam karena wajah Peat yang tak terlihat baik baik saja saat pergi. Tsk! Fort berjanji akan mengurung serigala ini suatu saat jika meminta hal berlebihan seperti ini.
'Aku mendengarmu'
Fort memutar bola matanya malas. Kini ia kembali fokus menatap gagang pintu yang berada didepannya.
Benar, ia tak sekamar dengan Peat karena itu permintaannya. Well, bukan masalah besar bagi Fort jika sekamar dengan pria cantik itu karena pasti banyak cara bagi dirinya agar bisa menyentuh tubuh molek itu.
Namun Peat tetap sajalah Peat, dingin dengan mulut berbisanya. Pria cantik itu melarang keras Fort untuk menyentuhnya seenaknya jika bukan atas persetujuan darinya atau kesepakatan. Dan sama saja, itu bukanlah hal besar bagi Fort. Ia memiliki hak penuh atas tubuh Peat dan juga omega bukan hanya dia seorang. Fort bisa dengan mudah mencari omega atau beta lain untuk ditiduri.
Hei! Bukankah alpha berada ditingkat tertinggi piramida? Apalagi ia adalah seorang calon Raja dan tentu memiliki keunggulan lebih dari alpha lainnya. Jadi wajar saja dia bisa mendapatkan semua hal sesuai keinginannya.
Cklek
Baru saja tangan Fort melayang diudara untuk mengetuk pintu kamar Peat, pintu itu terbuka dan menampakan tubuh kecil yang dikhawatirkan serigalanya dari tadi.
"Ada apa? " Peat bertanya sambil menyenderkan tubuhnya pada ambang pintu. Mata rusa itu menatap Fort tak suka.
"Bagaimana kau bisa tahu aku didepan kamarmu?" Fort menatap Peat heran. Fort yakin tak mengeluarkan feromon atau apapun yang menarik perhatian.
"Entahlah, lagi pula itu tidak ada hubungannya denganmu. Jadi ada apa? Ini sudah larut dan kau mengganggu tidurku"
"Hm.. Kau baik? "
"Apa maksudmu? "
"Jawab saja, apa kau baik? "
"Aku baik baik saja sampai sebelum kau berdiri didepan pintu kamarku"
"Cih, kasar sekali. Yasudah, aku hanya bertanya. Lanjutkanlah tidurmu. Jangan sampai kau membuatku malu dihari pertama pelatihanmu" Fort berbalik menuju kamarnya yang berada persis didepan kamar Peat.
BLAM
Pintu kayu itu terhempas cukup kuat. Menyisakan Peat yang menatap datar kearah depan.
-----
Sepasang mata rusa beriris cokelat terang terbuka lebar. Peat mendapati dirinya berada dihalaman rumah megah yang sangat dikenalinya. Rumah yang pernah ia tinggali bersama orang tuanya sebelum orang tuanya meninggal.
Rumah itu tampak kusam. Dinding yang ditumbuhi jamur dan lembab, tak terawat. Sulur yang menjalar disepanjang dinding rumah membuat rumah megah itu terkesan mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rare Species - FORTPEAT (END)
FantasyWaktu terus berjalan dan zaman terus bertukar. Evolusi yang tak terelakan membuat sebagian kalangan dengan status istimewa mulai menipis, digantikan dengan jenis manusia yang hanya terdiri dari dua pilihan yakni laki laki dan wanita. Menyisakan seba...