Malam semakin larut. Jalan utama mulai tampak sepi, hanya ada beberapa mobil dan motor yang mengisi. Begitu juga dengan mercy yang berada dalam kecepatan rendah melaju membelah jalan utama.
Sepasang mata beriris aqua terlihat memperhatikan jalan dengan seksama. Pikirannnya melayang pada kejadian beberapa menit yang lalu.
Kenapa rasanya sangat buruk ketika ia mendengar ucapan Peat?
Egois? Tinggi? Bergonta ganti pasangan? Wow! It's sounds really gross.
Iris aqua itu kemudian melirik pria dengan tubuh kecil yang kini sibuk memandang keluar jendela. Dahinya tampak menempel pada kaca jendela sejak mesin mobil dibunyikan.
Iris aqua itu pun kembali menatap jalan didepannya, kembali berpikir mengenai kejadian sebelumnya.
Jika ia boleh memberikan argumen, maka ia akan dengan percaya diri mengatakan jika itu memang karakter mereka. Mereka egois karena mereka akan memimpin nantinya, setidaknya mereka akan memimpin keluarga kecil mereka sehingga apa yang mereka katakan harus dipatuhi dan dijalankan.
Tinggi? Bukankah wajar bagi seorang alpha merasa tinggi? Mereka memang kaum yang memiliki segalanya dan layak dihormati sebagai mana mestinya.
Bergonta ganti pasangan? Err.. Itu sedikit jahat tapi alpha tak hanya ditakdirkan memiliki satu pasangan. Mereka memang memiliki satu fated pair tapi mereka bisa memiliki selain yang ditakdirkan. Jika tidak, tentu reject juga akan berefek pada mereka. Jadi artinya Moon Goddes merestui mereka untuk memiliki pasangan lebih dari satu.
Tapi jika dipikirkan lagi, semuanya cukup abu abu. Dan terlebih lagi saat ini ia tak mau berargumen dengan Peat dan semakin menyakiti hati pria kecil disampingnya. Ia tak ingin pria ini menangis karena ucapannya. Karena saat ini yang terpenting baginya hanyalah Peat yang bahagia. Tak lebih dan tak kurang.
Fort sekali lagi menatap pria yang masih bermenung menatap jalan diluar jendela. Wajah murung yang ia lihat dari spion samping benar benar tak terlihat indah.
Ia tak menyukai raut Peat seperti ini.
-----
Suasana kamar luas dengan nuansa merah dan hitam itu tampak begitu sepi. Pria besar yang sudah lengkap dengan piyama tidurnya tampak bersandar pada dinding kosong disisi ruangan. Dengan tangan yang menyilang didepan dada serta satu jari berada diatas bibirnya, ia menatap lama pada pintu yang masih terbuka lebar.
Peat. Pria cantik itu pergi menemui James bahkan ketika jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Pria cantik itu meminta izin padanya untuk melihat kondisi James dan membantu hal hal yang sekiranya diperlukan James. Entah siapa yang memiliki pangkat tinggi sekarang, omeganya terlihat seperti asisten dari James saat ini.
Bukannya ia tidak menyukai jika Peat mengurus James, tapi ini sudah larut dan mereka masih harus bangun pagi pagi untuk kembali bekerja. Tak masalah jika dirinya tak tidur, seorang alpha memang dikaruniai tubuh yang kuat dan sangat sehat. Alpha sangat jarang terserang penyakit hingga rasanya Fort belum pernah merasakan sakit ditubuhnya. Berbeda dengan Peat, omega memiliki tubuh yang lemah dan mudah terserang penyakit. Bahkan entah berapa kali omega itu jatuh sakit selama ia tinggal di istana.
Tap
Tap
Langkah lambat mulai terdengar mengisi lorong. Fort yang awalnya bersandar kini bergegas menuju pintu dan menyembulkan kepalanya dari balik kunsen pintu.
Peat!
"Hei, belum tidur? Ini sudah larut" Peat dengan wajah yang sedikit terkejut mempercepat langkahnya menuju Fort.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rare Species - FORTPEAT (END)
FantasíaWaktu terus berjalan dan zaman terus bertukar. Evolusi yang tak terelakan membuat sebagian kalangan dengan status istimewa mulai menipis, digantikan dengan jenis manusia yang hanya terdiri dari dua pilihan yakni laki laki dan wanita. Menyisakan seba...