12

887 150 21
                                    

Jam bergerak maju. Panah kecil yang berputar memberikan suara detik yang terdengar berirama. Sunyinya malam dan dinginnya hembusan udara luar membuat satu atau dua pejalan kaki merapatkan jaket mereka.

Jauh berbeda dengan kondisi sebuah gedung ditengah wilayah inti. Gedung yang tak lama ini diresmikan itu tampak menyala terang dan beberapa orang terlihat berlalu lalang didalamnya.

Sudah tengah malam dan tak satupun yang tampak akan berhenti dari pekerjaannya.

Tepat sebelum jam pulang, kabar tak menyenangkan datang dari pihak kerajaan. Mereka diperintahkan untuk melanjutkan pengujian pada sampel darah milik calon Omega Agung dengan semua prosedur yang telah dibuat.

Bukan hanya staff laboratorium, utusan langsung dari pihak kerajaan pun tampak berlalu lalang mengawasi semua pekerjaan.

Kini tingkat urgensi dari pemeriksaan darah calon Omega Agung menjadi sangat tinggi. Hasil laboratorium yang dikabarkan kemarin malam akan menjadi sebuah titik balik yang menggemparkan.

Tak akan ada yang berhenti.

Sebelum hasil akhir didapati.

-----

Matahari mulai menjelang. Langit gelap kini berangsur berubah menjadi terang. Dinginnya udara pagi tak membuat Peat buru buru mengambil handuk untuk mengeringkan dan menutupi dirinya yang basah.

Kini pria kecil itu tampak duduk bersila dilantai kamar mandi dengan tubuh polosnya. Tangan kanannya ia tempelkan pada dada kirinya dengan mata yang terpejam.

Kemarin disaat ia melakukan praktik spiritual bersama Luna, Peat disarankan untuk terhubung lebih dulu dengan Nick. Kata Luna, Nick adalah kunci dari materi ini, sama seperti yang Fort katakan padanya. Satu satunya media penghubung antara ia dan Moon Goddes nantinya adalah Nick.

Sesuai arahan dari Luna, Peat mendekatkan tangannya pada dada kiri. Luna bilang kami memiliki detak jantung yang seirama. Jadi ia harus fokus dan merasakan detak jantungnya agar bisa terhubung dengam Nick.

'Nick..' Peat mulai bergumam memanggil serigala putihnya. Kepalanya pun mulai membangun imajinasi mengenai gambaran dari serigala putih yang pernah ia lihat dalam mimpi.

'Nick..' Lagi. Peat kembali memanggil serigalanya. Dengan suara pelan dan lembut Peat memanggil Nick agar bisa berkomunikasi dengannya.

'Nick..'

'Peat'

Deggg

Suara asing yang pernah ia dengar didalam mimpinya kembali terdengar. 

'Nick?'

'Ya Peat, ini aku'

Tess

Setetes air mata tiba tiba saja jatuh dari mata rusa yang terpejam itu. Rasa senang menyeruak begitu saja setelah usahanya beberapa hari akhirnya membuahkan hasil. Peat dengan jelas mendengar suara Nick dikepalanya.

'Hei, jangan menangis. Apa aku membuatmu sedih?' 

'Tidak. Bukan begitu. Terimakasih Nick'

'Terimakasih karena mau terhubung denganku, Peat. Kupikir kau membenciku'

'Tidak. Hanya saja aku tidak tau jika kau bersamaku selama ini, maafkan aku tak mencarimu dari dulu'

'Lega rasanya kau berbicara denganku. Kupikir kita tak akan pernah berbicara, Peat'

Peat mengulum senyum. Apa Nick terluka karena penolakannya selama ini? Memang Peat tak menyebutkannya secara gamblang, tapi bertahun lamanya Peat menutupi identitas gender sekunder miliknya, wajar saja jika Nick akan memiliki pikiran jika Peat membencinya. Bagaimanapun juga pemilik dari gender sekunder sesungguhnya adalah Nick, dan Peat selalu mencoba menutupi hal itu.

Rare Species - FORTPEAT (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang