10

1.2K 150 15
                                        

Disebuah kamar yang didominasi warna merah dan hitam, terlihat seorang pria bertubuh kecil tengah duduk diatas pangkuan seorang pria bertubuh besar. Posisi keduanya cukup intim dengan saling berhadapan dan saling menghirup aroma dari leher masing masing.

Tak lama sang dominan pun mulai bergerak mengecupi leher putih sang submisif, beberapa kali hingga ia tak sabar membuat sebuah tanda kemerahan disisi leher tersebut.

"Ugh.. Jangan" Peat mendorong dada Fort setelah merasa jika hal ini akan berlanjut lebih jauh.

Iris aqua itu pun menatap mata rusa kecokelatan didepannya yang tertunduk. Tangan Fort meraih dagu runcing milik Peat dan perlahan mengangkat kepalanya.

Cup

"Jelaskan padaku. Apa yang terjadi?" Fort mengecup sekilas bibir merah didepannya sebelum kembali menatap lembut wajah pria kecil dipangkuannya.

"Eung.. Peat sakit, dia butuh feromon untuk kembali sehat" Cicit Peat dengan tangan yang memainkan kancing bagian atas dari kemeja milik Fort. Tunggu, bukan Peat. Melainkan Nick yang kini memgambil alih tubuh Peat.

Fort baru menyadari sifat sesungguhnya dari Nick. Nick bukanlah submisif agresif dan penuh nafsu. Melainkan serigala pemalu yang suka bermanja. Fort menyadari hal ini semenjak ia membawa Nick kekamarnya dan meninggalkan Noeul yang tertidur dikamar Peat. Serigala ini akan selalu menghentikannya setiap kali Fort mencoba hal intim padanya.

Tapi ini terasa baru dan Fort menyukainya. Wajah yang selalu menatapnya masam kini berubah sangat manis. Tatapan tajam yang selalu dilayangkan kini berubah sayu dan penurut. Alangkah bagusnya jika Peat juga bersikap seperti Nick, tentu saja Fort akan sangat betah menghabiskan malam dengannya.

"Sakit? Kau tau dia sakit apa?" Fort kembali menarik pinggang Nick untuk dipeluk dan kemudian membawa kepala omega tersebut kedadanya untuk disandarkan. Fort tampak menciumi puncak kepala Nick berkali kali dan menghirup aroma manis dari sana.

"Tau. Tapi sepertinya Peat tak ingin kau tau dia sakit." Ujar Nick sambil melilitkan tangannya dipinggang Fort. Matanya terpejam menikmati aroma cedar yang dikuarkan oleh Fort.

Tubuh Peat sama sekali belum sembuh dari bekas luka yang terbentuk akibat perbuatan Fort kemarin malam. Noeul sama sekali tak mengecek keadaan tubuh Peat secara keseluruhan, apalagi luka yang timbul berada dipunggung yang merupakan bagian tertutup. Tak satupun yang mengetahui luka pada tubuh Peat melainkan dirinya sendiri.

Jika saja Peat mencintai Fort tentu saja hukuman untuk seorang mate omega sepertinya berkali lipat lebih menyakitkan, mengetahui orang yang dicintai melakukan hubungan seksual dengan orang lain terasa lebih menyakitkan dibanding luka fisik yang diterima. Dan untung saja tak ada hubungan romantis yang mereka bangun sedari awal.

"Kenapa? Apa dia begitu membenciku?" Tanpa sadar Fort merasa terusik dengan jawaban Nick, apa salahnya memberitahunya ketika mereka adalah sepasang mate? Fort benar benar tak tahu masalah apa pada dirinya yang membuat Peat sangat keras dan dingin padanya.

"Aku- tak bisa menjawabnya, sebaiknya kau saja yang tanyakan pada Peat"

Helaan napas panjang terdengar dari bibir Fort. Tangannya bergerak mengangkat tubuh kecil dipangkuannya dan membawanya keatas ranjang. Mengingat kini ia sedang membantu pemulihan tubuh Peat, apakah benar ia masih wajib untuk membantu pria kecil ini? Pernyataan Nick barusan adalah penolakan, jadi apa boleh jika ia juga tak lagi membantu pria ini? Fort merasa sedikit sakit hati sekarang.

Sekilas Fort melirik wajah damai yang mulai terlelap direngkuhannya. Memutar bola matanya malas dan kembali menghela napas.

Ternyata ia tak bisa mengacuhkan omega ini begitu saja. Wajah damainya terlihat begitu rapuh, seperti meminta perlindungan padanya.

Rare Species - FORTPEAT (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang