Mobil sedan hitam tampak baru saja memasuki pelataran istana. Dalam sekejap mobil tersebut terparkir baik dan disusul dengan pintu bagian belakang yang terbuka lebar.
"Saifah, hubungi Jenderal Jo dan katakan kita akan kembali kesana besok. Setelah itu kau bebas"
"Baik Yang Mulia"
BLAM
Fort menutup pintu mobil tersebut dan berlari menuju mansionnya. Sejenak beban pikirannya terangkat karena ia akan melihat wajah cantik omeganya sesaat lagi. Oh astaga! Dia sangat merindukan pria cantik itu! Sudah berapa lama mereka tidak bertemu? 6 jam? 8 jam? Tapi kenapa rasanya seperti berhari hari? Oh Tuhan! Dia sudah tergila-gila tampaknya!
Bibir penuh itu merekah sesaat setelah kakinya menginjak teras mansion miliknya, pintu masuk mansion yang terbuka lebar menampilkan sosok omega cantik yang tengah sibuk dengan ponsel ditangannya.
"Sayang!"
"Hei"
Drap
Drap
Grep
"Ah! Aku merindukanmu"
Tangan besar itu dengan cepat memeluk Peat sesaat setelah sampai disamping pria cantik tersebut. Menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri, diiringi senyum lebar dari bibir penuh tersebut.
Peat hanya pasrah, membiarkan tubuhnya diayun layaknya boneka yang dimainkan. Bibir tipisnya tak luput dari senyum, bahkan hatinya tergelitik untuk membalas pelukan sang alpha.
Puk
Puk
"Bersiaplah, aku menunggumu disini" Peat menepuk pelan paha belakang Fort dengan kepala yang mendongak keatas, menatap sang dominan yang kini masih berdiri dan menangkup kedua pipinya.
Cup
"Tunggu aku"
Pria besar itu bergegas naik kelantai dua setelah mengecup bibir sang omega kilat. Membiarkan Peat yang termangu dan bersemu karena ulahnya.
-----
Deru mesin mobil mulai terdengar memekakan telinga. Mobil mercy keluaran terbaru akhirnya keluar dari gerbang istana dan melaju membelah jalan utama.
Pria dengan tubuh besar yang duduk dibelakang kemudi setir tampak mengenakan kemeja black navy yang kancingnya terbuka hingga batas perut, satu tangannya terlihat berada diatas kemudi dengan satu tangannya yang lain terlihat menggenggam tangan putih yang lebih kecil.
Tanpa malu, sang dominan membawa tangan yang ia genggam untuk ia kecup sesaat dan membawanya sedikit lebih keatas untuk menangkup pipinya. Mata besarnya terus mengawasi jalanan yang tak ramai saat ini.
Berbeda dengan sang dominan, pria kecil yang menggunakan t-shirts inner putih dan dilapisi dengan jacket jeans berwarna merah muda tampak duduk dengan kepala yang bertopang pada tangannya yang tak digenggam. Matanya menatap sang dominan lama dengan wajah yang sulit diartikan.
Peat akui akhir akhir ini kupu kupu cukup sering bermain diperutnya, perlakuan manis yang belakangan sering ia terima dari Fort membuatnya cukup banyak tersipu dan ia menyukainya.
Tapi disisi lain ia merasa semakin takut. Ia takut jika Fort hanya memiliki perasaan sesaat padanya. Ia tak bisa mengatakan jika perasaan Fort datang secara tiba tiba, banyak hal yang mereka lalui akhir akhir ini dan itu semua adalah proses mereka mengenal lebih baik satu sama lain.
Tak hanya Fort yang merasakan perubahan, dirinya juga. Rasa kesal, benci dan marah yang dulu ia rasakan pada pria besar ini entah sejak kapan tak pernah Peat rasakan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rare Species - FORTPEAT (END)
FantasyWaktu terus berjalan dan zaman terus bertukar. Evolusi yang tak terelakan membuat sebagian kalangan dengan status istimewa mulai menipis, digantikan dengan jenis manusia yang hanya terdiri dari dua pilihan yakni laki laki dan wanita. Menyisakan seba...