42

718 118 21
                                    

Grep

Sebuah pegangan kuat diujung bajunya membuat Fort berhenti bangun dari posisi berbaringnya. Matanya beralih menatap makhluk kecil dengan perut besar disebelahnya. Bibir yang menekuk sedih dengan mata yang menatap tak tentu arah, namun jelas berusaha menatap kearahnya.

Belaian lembut Fort berikan diatas pipi putih yang selalu merona setiap kali mereka berdekatan. Tak habis rasa kagumnya untuk mematri indah wajah menawan dihadapannya. Begitu sempurna dan layak diagungkan.

"Mau ikut sayang?"

-----

Bunyi deras dari air mengalir dan mengguyur tubuh pria yang kini duduk didalam bathtube terdengar semarak. Pekikan kecil ketika sang alpha mulai kembali menyiram tubuh polosnya berhasil mengundang kekehan geli diantara mereka.

Tangan besar yang menggosok tiap jengkal tubuh halus didepannya membuat bibirnya tak urung dari decak kagum. Apa semua omega memang begini? Segala tentang mereka selalu halus dan mulus.

Sudah terhitung lima hari dirinya memandikan sang omega secara langsung. Semenjak mata sang pujaan tak lagi berfungsi secara normal, dengan sigap Fort berubah menjadi sepasang mata untuk Peat.

Everyday

Every hour

Every second

Everytime

Jangan tanyakan mengenai horny-thing padanya saat ini!

Sangat aneh jika dirinya biasa saja ketika melihat tubuh polos Peat didepannya. Rasanya seperti- disuguhkan?

Tapi tentu masalah itu dapat ia selesaikan sendiri. Ia tak ingin membuat omega hamil ini menerima penis dilubang senggamanya. Setidaknya nanti sampai jagoan mereka lahir.

"Dingin" Rengekan dari bibir yang memucat itu membuat Fort seketika terlonjak dan buru buru mengambil handuk untuk dililitkan ditubuh Peat.

Oh kepalanya harus disiram dengan air es sekarang juga!

Lunatic!

-----

"Makanan datang! Awas panas" Semangkok panas sop ikan akhirnya mencapai mejanya. Asap mengepul dengan aroma semerbak memenuhi ruang makan. Sebelumnya juga tersedia nasi panas yang telah diisi kedalam mangkok stainless steel, ada irisan daging panggang, telur goreng dan beberapa makanan pendamping lainnya.

"Uhm.. Aromanya." Peat sedikit memekik senang ketika aroma lezat menusuk indera penciumannya. Tangannya bertaut didepan dada dengan mata yang terpejam sebagai aksi dari kesukaannya.

"Siapa dulu? Kkk.." Tangan yang sedikit mengkilap karena peluh itu mulai menyendok nasi dan menata lauk pauk dalam porsi kecil sebelum menaruhnya didepan Peat.

"Aku penasaran"

"Tentang?"

"Sejak kapan kau pandai memasak?"

"Kata kuncinya mana?"

Peat mendengus dengan kepala yang menggeleng lelah.

"Oke, jadi sejak kapan sayang?"

"Tahun lalu?"

"Argh! Fort! Jangan menggodaku! " Peat mencebikkan bibirnya kesal dengan menatap sinis kearah Fort. Tak tau dimana sebenarnya alpha itu, namun suaranya berasal dari sebelah kirinya.

Suara gelak tawa dari arah kiri membuat Peat menghirup napasnya dalam untuk meredam kesalnya. Oh god! Kenapa pria ini menjadi jahil akhir akhir ini?

Rare Species - FORTPEAT (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang