22

830 118 16
                                    

Brakkk

"Apa maksud ayah?! Apa ayah tau betapa tersiksa dan sulitnya aku mendapatkan dan membawanya?! Aku tak akan pernah melepaskan Peat untuk apapun dan siapapun!"

Tubuh besar itu berdiri sesaat setelah memukul meja dengan tangannya. Iris besar itu menatap tajam pria tua dengan rambut memutih dihadapannya. Tak percaya jika hal seperti itu keluar dari mulut sang ayah.

"Fort, tenanglah nak. Ini bukan kehendak ayah atau ibu. Peat tak memungkinkan untuk menjadi pendampingmu nak. Dengan tubuh seperti itu ia tak akan mampu menemanimu memimpin wilayah. Ini demi kebaikan kalian berdua" Raja dengan tenang mencoba memberi pengertian kepada puteranya, helaan napas kecil terlihat setelah ia menyelesaikan perkataannya.

"Aku tidak dalam kondisi baik untuk membahas hal seperti ini. Aku permisi"

Fort mendorong kursi dibelakangnya dengan betis dan kemudian sedikit membungkuk memberi salam hormat. Setelah itu Fort berjalan menjauh untuk pergi dari ruang makan istana dengan wajah yang tak bersahabat.

"Sayang, aku akan berbicara dengan Fort. Tunggu sebentar".

-----

Grep

"Fort"

Pria besar yang dipanggil itu menghembuskan napasnya berat. Apalagi sekarang? Bahkan belum lewat pukul 9 pagi dan ia sudah banyak mendengar omong kosong. Bahkan selama sarapan ia merasa seperti orang dungu yang tak tahu apapun mengenai situasi yang terjadi. Fort membenci rasa rendah diri karena ketidak terlibatannya didalam hal ini.

"Fort"

Fort berbalik dan mendapati sang ibu yang berdiri dibelakangnya, tangan sang ibu bertaut dibawah perut dengan raut khawatir kearahnya. Hati kacaunya seketika berganti dengan rasa bersalah karena membuat ibunya menjadi khawatir pagi ini.

Mata besar itu kemudian terpejam, mencoba mengatur suasana hati dan emosinya yang masih memuncak. Ia tak ingin ibunya tersakiti oleh ucapannya nanti.

"Ayo bicara nak, lima menit saja"

-----

Mata rusa itu menatap lekat punggung pria tua yang berjalan menjauhinya. Ancaman Perdana Menteri bukanlah suatu hal yang main main. Identitasnya sudah diketahui dan suatu saat bisa saja tersebar secara tiba tiba, bahkan bisa saja terjadi sebelum masa sebulan yang ia miliki.

Itu artinya ia harus bergerak lebih cepat. Ia harus ke mansion saat ini juga dan menghubungi Khun Tan. Alat peretas yang ia gunakan tertinggal dikamar, dan lagi ia tak mungkin menghubungi seseorang diruang terbuka seperti ini karena akan mengundang banyak pertanyaan.

Benar, hari dimana ia mengunjungi Khun Tan bersama dengan James saat itu ia mendapatkan alat peretas agar sambungan telepon, pesan dan email yang bersifat pribadi tidak diketahui oleh pihak kerajaan. Hidup di istana tak semudah yang dibayangkan, semua gerak geriknya diawasi dengan sangat ketat. Dan lagi seluruh barang yang ia gunakan disini diberikan oleh istana, jadi sangat besar kemungkinan jika barang barang ini memiliki penyadap didalamnya.

Peat melirik pintu utama Golden House. Berapa lama lagi ia harus menunggu Fort keluar dari sana? Apa pria itu tidak ingat jika ia menyuruh Peat menunggunya diluar? Pelatihannya menunggu dan ia harus segera pergi.

"Khun" Peat segera menoleh ketika mendengar suara familiar dari arah belakang punggungnya. Mata rusa itu melihat James tengah membungkukkan kepalanya untuk menyapanya.

"Ah, ya. Apa sudah jam 9 James?"

"Sudah Khun. Apa kita akan langsung menuju tempat pelatihan?"

Mata rusa itu kembali memandang pintu utama dari Golden House. Menimang pilihan apa yang akan ia ambil, menunggu Fort atau pergi pelatihan sekarang juga.

Rare Species - FORTPEAT (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang