Sepasang iris aqua menatap hamparan hijau dari balkon kamar miliknya. Pikirannya berkecamuk, hatinya terasa sakit sekaligus gundah.
Apa salahnya kali ini hingga Peat berkata seperti itu?
Bukankah wajar jika dirinya meluapkan emosinya kemarin? Ia sudah dibohongi berkali kali oleh omega itu. Jika saja beberapa orang mengetahui situasinya, Fort bisa saja dianggap bodoh.
Oh tidak tidak.
Tentu saja dia sudah dianggap bodoh. Tak satupun rakyatnya yang tak tau jika Peat adalah anak dari Group Chaijinda saat ini, yang artinya secara tak langsung berita ini mengatakan jika keluarga kerajaan terutama dirinya sudah dibohongi selama ini. Bahkan hal ini sama saja dengan Peat melempar malu ke wajah keluarga kerajaan.
Bukankah wajar jika ia semarah itu pada omega itu?
'Kau pikir menamparnya sekeras itu wajar?! Kau gila bajingan!!! Apa kau tak lihat wajahnya tadi?! Sial!' Judy didalam sana menggeram marah, wajah lebam Peat terus terputar diotaknya dan membuat hatinya semakin sakit dan marah.
'Lalu kau mau apa, hah?! Bahkan kau tak membantuku sama sekali saat mendengar berita mengejutkan itu! Kau hanya diam karena kau sendiri juga terkejut bajingan! Aku hanya tersulut emosi karena ia meninggikan suaranya dan menamparku hanya untuk membela pembunuh-'
'Mereka orang tuanya Fort. Pembunuh itu orang tuanya dan ia memiliki hak untuk membela orang tuanya'
'Dan meneriakiku? Gila! Aku alphanya Judy! Aku alphanya! Sudah seharusnya ia menjaga sikap didepanku, kodratnya omega akan tunduk dan setia pada alphanya. Kau harus ingat itu. Dan lagi jika ia tidak menamparku, aku juga tak akan menamparnya. Aku tak sejahat itu asal kau tau'
'Aku benar benar tak mengerti bagaimana otakmu berpikir Fort. Apa kau tak ingat penyebab tangisnya malam itu? Ia menangisi kaum omeganya yang disakiti, bahkan ketika bukan dirinya yang disakiti, ia menangis untuk orang lain. Apa kau juga ingat keluhannya malam itu pada Net? Egois! Tinggi! Dan dengan ucapanmu tadi kau membenarkan semua keluhan yang Peat katakan'
Pria besar yang masih menatap hamparan rumput itu terdiam sejenak. Ia kembali mengingat malam dimana Peat tidur bersamanya, ia sangat ingat jika saat itu Peat tak mau bercerita padanya dan akhirnya Judy keluar untuk menggantikannya. Meskipun demikian ia masih mendengar keluh kesah Peat malam itu hingga omega itu terlelap. Juga masih segar diingatannya bagaimana wajah marah yang Peat tampakan ketika berhadapan dengan Net. Fort ingat semuanya.
Tapi baginya semua itu wajar. Seorang alpha memang diberikan kelebihan yang cukup hingga ia mampu mengontrol kaum dibawahnya. Ini adalah hal dasar yang harus dipunyai setiap pemimpin.
'Seharusnya kau lebih tau dariku Judy. Karena kau sendiri adalah pemilik gender alpha sesungguhnya'
'Bagiku, omegakulah yang utama. Moon Goddes memberikan kita banyak kelebihan untuk menjaga dan melindungi mereka yang lemah Fort. Namun perangai manusia itu sendiri yang membuat kelebihan itu menjadi kekuasaan dan penuh ketamakan, hingga pada akhirnya ia akan melukai orang terdekatnya. Sederhananya, apa aku yang menyuruhmu menampar Peat? Tidak.. Tapi dirimulah yang melakukannya karena termakan oleh emosimu sendiri'
Skak mat!
Fort terdiam seribu bahasa. Judy memukul dirinya telak dengan fakta yang ia ucapkan. Dirinya dengan tak tau malu menyombongkan kealpha-an dirinya, bahkan ia menyombongkan kealpha-annya didepan sang pemilik asli gender. Membuat tameng untuk dirinya sendiri dan membenarkan segala perbuatan yang ia lakukan.
Namun fakta tak dapat diubah, sore kemarin ia benar benar kalut dan membalas menampar Peat kuat. Bahkan Judy meneriakinya dan berusaha mengambil alih tubuhnya untuk melindungi Peat, namun dirinya yang dikuasai amarah saat itu tak dapat digoyangkan, bahkan perlawanan Judy tak berdampak karena bagaimanapun juga Fort adalah inang yang memiliki kuasa penuh atas Judy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rare Species - FORTPEAT (END)
FantastikWaktu terus berjalan dan zaman terus bertukar. Evolusi yang tak terelakan membuat sebagian kalangan dengan status istimewa mulai menipis, digantikan dengan jenis manusia yang hanya terdiri dari dua pilihan yakni laki laki dan wanita. Menyisakan seba...