54. B

849 42 5
                                    

Bahkan banyak yang keheranan dengan suara gaduh dipikiran nya sendiri seolah memberikan banyak sekali ungkapan untuk ini, untuk itu dan lain hal nya. Sedangkan isi kepala yang sering sekali ribut akhir-akhir ini juga ikutan menganggu dirinya sendiri. Chole yang dari dulu ingin sekali memiliki keluarga harmonis dan lengkap kini sesulit itu untuk sekedar menikmati nya? Apa Tuhan sedang tidak berkenan memberikan dirinya secercah kebahagiaan? Katanya Bandung tercipta saat Tuhan sedang tersenyum..lalu aku? Apa aku diciptakan sedang dimana Tuhan sibuk dengan garis keturunan yang lain? Aku bahkan mengharapkan sedikit kebahagiaan yang tak terusik namun nihil tentunya, mimpi mu terlalu kebagusan Chole.

Ia menikmati jujur sangat menikmati permainan cinta milik Tuan Muda Bristen itu tapi apakah sesulit itu ia untuk mendapatkan kebahagiaan ganda? Atau dirinya terlalu tamak dengan apa yang ada sehingga Tuhan perlahan menarik pelan kepunyaan nya yang sementara itu? Ketika iya akan ku tanyakan lewat semesta; "Semesta, apa salah ku untuk terus bisa menikmati rasa bahagia ku? Apa kesalahan ku hi hingga aku kesulitan untuk bisa menerima semua kebahagiaan ini, Semesta? Aku tak berhak mendapatkan cinta, kah? Jika iya tolong tidak untuk orangtua ku. Ambil lah semuanya tapi tidak untuk orangtua dan keluarga ku".

Pria berbadan gak begitu tinggi juga pendek itu namun postur rahang tegas dan rambut kriting ini sedang menatap dalam gadis yang tengah melamun dengan isi kepala nya, "Ada apa Le?" Tanya nya. Tentunya ia adalah pria yang menatap dalam Chole kita sebut saja dia Yuma. Chole menoleh namun kembali ke arah depan sana menatap ujung langit yang tidak ada ujung nya itu.

"Bukan kah sudah aku bilang, jika pria itu menyakitimu tinggal kan dia. Jangan pikir dia adalah generasi akhir dari keluarga Bristen bisa menyakiti hati banyak perempuan". Ucap nya tegas

Chole menghela nafas, "kenapa kamu ke Jakarta Yum?" Tanya Chole justru.

Yuma menukikkan alis nya hingga tercipta segitiga sama kaki disana, "hei, kamu tak suka aku kemari? Aku ingin melihat bocah yang menangisi karna  lolipop yg jatuh ini, sudah lama sekali tak melihat mu, Cah" jawab Yuma segera duduk dikursi panjang dekat balkon.

Chole melihat kedepan wajah nya Yuma, "Yum, dulu aku menangis karna lolipop yang dicuri teman ku atau habisnya coklat ditangan. Paling parah nya karna aku teringat orangtua ku tapi sekarang aku menangis karna pria yang bahkan aku kenal karena hal yang tak masuk akal". Ucap Chole tepat pada wajah simetris Yuma.

"Yuma, aku bahkan berusaha kuat dan jahat. Aku berusaha untuk bisa survive dengan kekuatan, kekuasaan keluarga ku tapi nyatanya aku salah. Posisi ku jadi pertarungan untuk orang-orang gila kuasa".

"..."

Angin begitu tampak sejuk petang ini, teringat masa kecil berlari diujung senja dan berusaha menghindar dari serangan ibu panti yang menyuruh ku mengerjakan Pekerjaan Rumah Matematika tapi nyatanya aku rindu pelukan itu, aku rindu langit Yogyakarta.

Yuma bangkit dan memegang ujung kelingking Chole dan Chole melihat itu langsung menatap kembali wajah pria dihadapannya ini sambil bertanya dengan nada yang kebingungan "kenapa?".

"Kamu punya pilihan, melawan mereka dengan apa yang kamu punya atau justru kembali menjadi gadis belia usia 7 tahun yang hanya bisa menangis waktu Buye ngambil Es KIKO punya kamu". Sahut Yuma melihat kearah langit ibukota yang tampak memerah bak fajar dilangit menjemput..

Chole terdiam membisu.

"Tidak ada keberanian? Atau justru kamu berusaha tidak apa-apa disaat perasaan kamu butuh jawaban dari logika mu buat Samuel?"

"Chole...pilihan adalah pilihan. Tidak akan berubah".


To Be Continued.

Mr.PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang