seorang gadis dengan wajah sembab nya meratap ke arah luar kamar nya dengan raut wajah tak terbaca dengan secangkir kopi karamel kesukaan nya dia mulai meminum sedikit demi sedikit kopi karamel itu dengan lega dan santai namun wajah itu tak mampu menipu sesiapun yang menatap wajahnya yang kian hari kian memunculkan taring nya bukan karna ingin menunjukkan sisi kekuasaannya di rumah Moralez tapi memang wajah itulah yang kini mulai terhiasi di rupa anggun nya, sosok gadis kecil berubah menjadi sosok gadis yang mulai menjaga latar belakang nya sebagai keluarga terpandang.
"berhenti untuk meratapi hari mu seperti itu adik kecil ku" ujar Adam sambil berjalan menuju chole.
kejut ringan dengan bahu yang terjengit pun terlihat kentara disana, kejut ringan yang ada ini menunjukkan sehanyut apa sosok gadis ini melihat keadaan lurus didepan sana tak ada satupun keraguan dan tak ada satupun yang di lepaskan, seluruhnya sangat sangat tampak hawa gelap nya terlihat dengan jelas dihadapan Chole saat itu. pria yang sudah lama tak ia jumpai untuk beberapa waktu selama ia menjadi anak dikeluarga ini mungkin kurang lebih terakhir ia bertemu di meja makan dan makan malam bersama dengan keluarga besarnya. mungkin hanya itu yang ia lihat dan ia tau kapan terakhir ia bertemu dengan Steve Adam Moralez ini.
"Kakak?" Tanya Chole
Adam tersenyum manis, senyum yang dahulu memang hanya didapatkan ketika didepan sang ibu sewaktu kecil dan di kelahiran adik perempuan nya ini yang jelas ia tampakkan dengan tak ada keraguan didalam nya.
Tentu dengan begitu akan ada banyak keheranan dari semua orang terkhusus nya sang ibu ketika melihat anak laki laki pertamanya bak kehilangan dirinya sendiri sedari kehilangan sang adik.
Sekarang ia sedang melihat wajah sang adik yang penuh dengan pikiran. Otak kecil nya memikirkan terkait percintaan dan pelik nya kehidupan dirinya sebagai anak yang menyandang marga yang cukup membuat orang lain tergagap hebat setelah dilempar dengan jumlah mata uang yang mungkin bisa saja maaf dikata membeli diri mereka.
Adiknya bertumbuh dan dewasa "kamu semakin hari semakin cantik adikku, jiplakan mom sekali" ujar Adam menatap kedepan sana ke wajah adiknya yang penuh derai air mata.
Chole berjalan menuju Adam namun ditahan dengan segera oleh sang kakak "kamu disana aja, biar kakak yang kesana nyampein kamu".
Chole terdiam di tempat duduk nya yang mengarah ke arah balkon yang penuh dengan rintik hujan.
"Kamu gak mau nyamperin Samuel dibawah adik ku?" Tanya Adam
Chole menghela nafas lelah, "kak, aku udah lama gak liat kakak loh sekarang kakak dateng ke aku cuman mau nanya itu?" Chole menengok ke arah kakak nya dan segera menatap kedepan sana
"Bukan begitu sayang, aku tau masalah mu mulai banyak akhir-akhir ini, kakak mu ini tau sangat tau tapi apa boleh kakak bertanya sesuatu ke dirimu adikku sayang?"
Adam berusaha lembut agar tidak menaikkan nada nya karna ia dibuat kesal dengan kejadian dulu yang membuat nya turut membenci pria tunggal pewaris gelar Bristen itu.
"Ada apa kak?" Tanya Chole menyambangi
Adam duduk di sofa dekat adiknya dan dengan tuntas ia berbaring menatap sang adik dari sofa ia tiduri itu bau tropis khas soft woody menyerbak ringan disana, "adik, ceritain gimana kamu bisa sampai akhirnya ketemu sama samuel ditambah sekarang kamu mulai huru hara sama dia. Ceritain ke kakak boleh?" Ujar nya.
Chole terdiam tak bersuara. Ia ragu.
***
jatuh hati dan kecewa adalah dua hal yang sama namun didapatkan dengan dua hal yang berbeda tentunya dengan waktu yang berbeda pula. ada kalimat yang tak sengaja ditemukan disana ada seseorang yang berujar ;
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Possessive
Teen Fiction" Aku Samuel Arka Bristen tidak akan pernah melepaskan mu Chole Grace Mlitz ! " Tegas nya " Sekalipun itu Takdir? " Tanya Chole " Aku akan pergi bersama takdir jika itu menyangkut dengan mu sayang , aku akan menentang takdir itu apabila kamu di bawa...