chapter lima belas

10.2K 817 109
                                    


jihoon meminum wine yang ada didalam gelas kecil sambil memainkan ponselnya. ia sama sekali tak peduli dengan kedua sepupunya haruto dan junkyu yang sibuk berciuman disampingnya,

jihoon ke bar hanya ingin menenangkan pikiran.

"halo ganteng, sendirian aja?"

perempuan dengan make up menor, baju terbuka, dan tatapan menggoda tiba tiba duduk dipangkuan jihoon. perempuan itu melingkarkan tangannya ke leher jihoon sembari tersenyum nakal.

jihoon hanya diam dan menatap datar kearah perempuan tersebut. mungkin karena efek mabuk, perempuan yang duduk dipangkuan jihoon tiba tiba berubah menjadi hyunsuk.

jihoon lansung saja menarik tengkuk wanita itu, ia mencium bibir wanita itu dengan ganas. tangan kekarnya meraba punggung wanita itu dengan lembut.

kedua tangan jihoon kini aktif membelai dan meremas kedua payudara wanita itu. bibir tebal jihoon turun untuk mengecupi leher wanita tersebut.

jihoon membuat banyak tanda dileher wanita itu, sedangkan si wanita menahan tengkuk jihoon agar jihoon terus memainkan lehernya.

"nggh"

mendengar lenguhan wanita tersebut, jihoon lansung tersadar bahwa yang kini ia sentuh bukanlah kekasihnya. lansung saja jihoon mendorong tubuh wanita itu dengan kasar.

brugh!

wanita tersebut jatuh keatas lantai, ia meringis karna merasa sakit pada bokongnya.

"kau ini kenapa?!" tanya wanita itu sebal.

"pergi sebelum gue bunuh."

mendengar ancaman menyeramkan yang keluar dari mulut jihoon, wanita itu lansung berlari pergi meninggalkan jihoon.

jihoon mengurut pelipisnya sendiri, ia menghela nafasnya lelah. jihoon meraih gelas wine lalu kembali meneguk minuman keras itu.

"kak, udahan minumnya. lo udah mabuk." junkyu mengambil alih gelas yang tengah jihoon pegang.

jihoon tampak tertawa linglung, mukanya memerah.
"gue lebih baik mati daripada dipisahin sama hyunsuk~" racau jihoon.

haruto mendekati jihoon berniat untuk membopong tubuh bongsor jihoon, namun haruto terkejut ketika jihoon menangkup kedua pipinya.

"ini hyunsuk ya?~ kok mukanya keras sih?~" gumam jihoon.

junkyu yang melihat itu hanya tertawa kecil. sedangkan haruto menatap jijik kearah jihoon. cepat cepat haruto membopong jihoon lalu membawanya keluar dari bar. telinga haruto pekak rasanya karna jihoon terus berteriak dan meracau tak jelas.

***

jihoon keluar dari apartement dengan keadaan yang sudah rapi, jihoon tak ingat apapun yang terjadi kemarin malam. yang jihoon ingat hanya ia pergi ke bar dan mabuk, lalu  tadi pagi jihoon sudah terbangun di apartement hyunsuk.

siang ini, jihoon berniat untuk mengunjungi hyunsuk. sebelum ke rumah sakit, jihoon menyempatkan dirinya untuk membeli bunga tulip yang cantik untuk hyunsuk.

ceklek

jihoon masuk kedalam ruang inap hyunsuk, jihoon bisa ngeliat jennie tengah tidur diatas sofa. jennie pasti kelelahan.

jihoon berjalan mendekati hyunsuk, kekasihnya itu masih nyaman memejamkan mata. jihoon menaruh bunga yang ia beli keatas nakas lalu kembali menatap wajah cantik hyunsuk.

"halo sayang, aku datang lagi. maaf ya kemarin malam aku ga ada disini."

tangan jihoon bergerak untuk mengelus pipi hyunsuk,
"kenapa belum bangun? kamu gak kangen sama aku? aku kangen."

"aku beliin kamu bunga tulip, aku yakin kamu bakal suka. bunganya pasti minder, karna kamu lebih cantik dari bunganya."

jihoon menggenggam tangan hyunsuk, ia mengecup punggung tangan hyunsuk dengan lembut.

"i love you.."

jennie yang dari tadi hanya berpura pura tidur cuma diam dan menguping. jennie kira jihoon menyerah dan tak akan kembali ke rumah sakit, ternyata cowo itu masih ingin kembali untuk menjenguk hyunsuk.

jennie bisa bisa aja untuk membawa hyunsuk kabur ke luar negeri, tapi jennie tak tega. bagaiamana pun jennie tau bahwa hyunsuk sangat mencintai jihoon, maka jennie tak akan memisahkan hyunsuk dari cintanya. jennie tak mau gegabah, ia akan membawa hyunsuk keluar negeri setelah mendapat persetujuan dari hyunsuk sendiri.

karna jennie tau, dipisahkan secara paksa dengan orang yang kita cintai itu sangatlah menyakitkan. jennie tentu saja pernah mengalaminya. jennie single parent, ia bercerai dengan suaminya karna dipaksa oleh kedua orang tua suaminya. jennie tak mau anaknya mengalami hal yang sama. urusan percintaan, itu adalah hal pribadi dan jennie rasa ia tak boleh ikut campur. tugas jennie hanya menasehati.

jennie membuka matanya,
"jihoon.. kemari. duduk disebelah tante. tante mau bicara."

jihoon menoleh kearah jennie. jennie bisa ngeliat mata jihoon yang udah sembab, belum lagi pipi cowo itu yang tirus. benar benar menyedihkan.

lantas jihoon menurut. ia berjalan mendekati jennie dan duduk disebelah jennie. jantung jihoon berdegup dengan kencang, ia takut jika jennie tak lagi merestui hubungannya dengan hyunsuk.

"saya ga mau ikut campur, saya tau kalian berdua sudah cukup dewasa untuk menyikapi hal seperti ini. dan juga dari awal kalian berpacaran, bukankah kalian juga harus tau konsekuensi-nya?. di setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. jika kamu berani mencintai, maka kamu juga harus berani untuk melepaskan."

jihoon menunduk, tapi.. ia belum siap untuk melepaskan hyunsuk.

"saya ga bisa memaksa kalian untuk berpisah. kita tunggu sampai hyunsuk sadar. apapun keputusan hyunsuk, saya harap kamu mau menerimanya. kalau dia tetap mau bersama kamu, jangan pernah sakiti dia lagi. dan kalau dia meminta putus, saya akan membawa dia pergi jauh dari sini. saya minta jangan pernah temui dia lagi."

jihoon menatap jennie, dengan ragu ia menganggukkan kepalanya.
"saya masih bisa berjuang kan tante?"

jennie tersenyum kecil,
"jika hyunsuk sudah sadar, kamu boleh berjuang. saya kasih waktu  satu minggu untuk mengambil hati hyunsuk. jangan membuat anak saya menangis lagi. setetes air keluar dari matanya, saya ga segan segan untuk melukai kamu."

***

T B C

posesif park ; hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang