chapter tiga puluh

6.3K 523 133
                                    

siang ini, hyunsuk berjalan masuk kedalam kantor milik sunghoon dengan tangan yang menenteng paper bag. paper bag itu berisi bekal untuk sunghoon.

"pak sunghoon sedang rapat, silahkan tunggu dulu ya kak." kata jungwon, sekretaris sunghoon.

hyunsuk tersenyum dan mengangguk. ia mendaratkan pantatnya diatas sofa yang ada di depan ruangan rapat.

dua puluh menit berlalu, hyunsuk menghabiskan waktu dengan bermain ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dua puluh menit berlalu, hyunsuk menghabiskan waktu dengan bermain ponsel. sesekali ia bersenandung kecil untuk menunggu kekasihnya sampai selesai rapat.

ceklek.

pintu ruang rapat terbuka, hyunsuk mematikan ponsel dan menoleh untuk melihat siapa yang keluar. senyum hyunsuk mengembang ketika melihat sunghoon keluar dari ruang rapat. sunghoon terlihat sangat tampan ketika sedang di kantor.

namun, tubuh hyunsuk membeku dengan senyum hyunsuk yang perlahan hilang ketika melihat seorang pria berjalan mengikuti sunghoon. pria itu adalah pria yang hyunsuk hindari selama lima tahun belakangan ini.

pria itu... park jihoon.. masa lalu hyunsuk.

tak jauh beda dengan hyunsuk, jihoon
juga membeku. matanya terpaku dengan seorang pria manis yang sedang duduk diatas sofa. apa jihoon sedang berhalusinasi?

jihoon terpesona melihat hyunsuk yang semakin cantik dan terlihat dewasa. wajah manis dengan sedikit polesan make up natural itu terlihat berkali kali lipat lebih cantik. hyunsuk berubah banyak.

"bayi? udah nunggu lama?" tanya sunghoon sambil menghampiri hyunsuk. sunghoon mengecup kening dan kedua pipi hyunsuk dengan lembut tanpa memperdulikan orang orang yang ada disekitarnya.

jihoon mengepalkan tangannya, alisnya menukik. apa hubungan antara kliennya dengan hyunsuk? apa tuan park sunghoon itu mempunyai hubungan dengan hyunsuk?

"n- ngga.. belum lama kok.." ntah kenapa, hyunsuk tiba tiba merasa gugup. perasaan yang ia kubur dalam dalam kembali muncul saat bertemu jihoon.

"oh ya, ini klien ku. namanya park jihoon, siang ini kita makan bareng jihoon ya?"

hyunsuk mengerjap ngerjapkan matanya. ia menatap jihoon, ragu ragu kepala hyunsuk mengangguk.

setidaknya, hyunsuk akan berakting untuk tidak mengenali jihoon.


****




"kamu asalnya dari mana?" tanya sunghoon sambil menerima suapan nasi goreng dari hyunsuk.

sedangkan jihoon hanya melihat pemandangan itu dengan rahang yang mengeras.

"saya dari busan." balas jihoon singkat.

sunghoon mengangguk ngerti, ia mengunyah dan menelan makanannya terlebih dahulu.

"saya lupa ngenalin hyunsuk ke kamu, ini hyunsuk. kekasih saya. hubungan kami sudah berjalan dua tahun."

jihoon terdiam, matanya menatap hyunsuk dengan tajam seolah olah akan menerkam cowo manis itu. hyunsuk sendiri berusaha untuk tidak menatap jihoon, hyunsuk merasa sangat takut.

"oh, dua tahun ya?" tanya jihoon dengan suara beratnya. jihoon sedang menahan emosi.

sunghoon yang tidak mengerti bahwa jihoon sedang emosi pun hanya mengangguk.
"ya begitu lahh, rencananya kalau udah ada biaya, saya bakal ngelamar hyunsuk."

jihoon semakin emosi mendengar ucapan sunghoon. ia meraih air minum miliknya lalu meneguk air putih itu hingga habis. muka jihoon memerah karna marah. dia sungguh tak ikhlas jika hyunsuk dimiliki oleh orang lain.

jihoon menunggu hyunsuk untuk kembali, jihoon bahkan tak tertarik dengan orang lain. namun dengan seenaknya hyunsuk memiliki kekasih selain dirinya? ini benar benar tak bisa dibiarkan.

"emang pak sunghoon tau cerita masa lalu-nya hyunsuk? seyakin itukah bapak sama hyunsuk?"

tubuh hyunsuk menegang, dia natap jihoon dengan tatapan takut. hyunsuk takut kalau jihoon bakal ceritain hal yang engga engga. diam diam hyunsuk menggelengkan kepalanya guna mengkode jihoon agar jihoon tak berkata apapun.

"maksut kamu?" sunghoon kebingungan. jihoon hanya tersenyum kecil dan menatap hyunsuk intens.

"emm.. kak, aku ke kamar mandi dulu ya." pamit hyunsuk gelisah.

mendapat anggukan dari sunghoon, cepat cepat hyunsuk berlari meninggalkan kantin kantor.

"eh, saya juga kayaknya mau ke kamar mandi bentar. kebelet." pamit jihoon.

sunghoon mengangguk. dia sama sekali ga curiga sama jihoon. karna menurut sunghoon, jihoon itu orangnya baik. lagian jihoon itu kan cuma orang asing, ngapain sunghoon curiga sama jihoon?

sunghoon lebih memilih untuk kembali menikmati nasi goreng buatan hyunsuk. masakan kekasihnya memang adalah yang terbaik.

tanpa sunghoon sadari, kini kekasihnya dalam keadaan bahaya.

***

hemm otakku buntu sekali
maaf kalau bosenn

T B C

posesif park ; hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang