ceklek
pintu ruang inap hyunsuk dibuka, enam laki laki baru saja masuk kedalam ruang VIP itu.
hyunsuk menatap benci kearah jihoon, haruto, jaehyuk, yedam, junkyu dan asahi yang mendekatinya. ia mendengus dan melipat kedua tangannya didada.
"kenapa kalian kesini? aku bahkan gak mengundang kalian sama sekali!" ketus hyunsuk.
"hyunsuk.. maafkan aku, seharusnya aku gak menuduh sembarangan" cicit junkyu sambil menunduk. junkyu benar benar merasa bersalah.
"kalian benalu, aku muak melihat wajah kalian. pergi!" usir hyunsuk. rasanya hyunsuk benar benar sudah tak bisa lagi memaafkan orang lain.
karna menurut hyunsuk, jika ia terus terusan memberi maaf pada orang lain, maka orang itu akan semena mena terhadap dirinya.
"hyunsuk.. aku—"
"pergi! apa kalian tidak mengerti bahasa manusia?. ah.. aku lupa, kalian itu kan binatang yang tak punya otak." cibir hyunsuk yang begitu menusuk hati mereka semua.
tak ada pergerakan dari enam laki laki itu, hyunsuk menggeram kesal lalu meninju nakas yang ada disamping ranjangnya dengan keras.
BUGH!!
"PERGI KALIAN SEMUA BRENGSEK!!"
akhirnya, orang yang ada didalam ruang inap hyunsuk melangkah pergi meninggalkan ruangan. berbeda dengan jihoon, pria itu hanya tersenyum bodoh sambil menatap hyunsuk.
"sayang, apa kamu sudah makan?"
hyunsuk merotasikan bola matanya malas lalu memalingkan wajahnya. hyunsuk lebih tertarik untuk menonton televisi yang sedang menayangkan film kartun.
jihoon tersenyum miris, diam diam jihoon mencibir dirinya sendiri. jihoon benar benar menyesal atas semua yang telah terjadi. hyunsuk benci pada jihoon karna perbuatannya sendiri, dan jihoon baru menyadari itu.
"makan dulu ya? biar kamu cepat sembuh." bujuk jihoon lembut.
"apa pedulimu? bahkan aku sakit karna dirimu. apa urat malu mu sudah putus? kenapa masih berani menemuiku?" desis hyunsuk tak suka.
jihoon menghela nafas,
"aku sedang lelah, jadi aku akan tidur sebentar di sofa. kalau kamu butuh bantuan, panggil aku aja ya?""kalau lelah, balik sana kerumahmu! aku sama sekali tak membutuhkan dirimu!. jika boleh jujur, hawa rumah sakit ini jadi gelap semenjak dirimu datang." sindir hyunsuk.
jihoon sama sekali tak menyangka bahwa hyunsuk yang ia kenal sebagai lelaki manis bisa mengeluarkan kata kata sekasar dan sepedas itu. tapi jihoon memakluminya karna ia tau hyunsuk pasti sangat emosi. apalagi jihoon sudah menyadari kesalahannya selama ini, jihoon memaklumi perkataan hyunsuk.
tak ingin berdebat lebih panjang, jihoon duduk diatas sofa yang ada ujung ruangan lalu memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran.
***
"kak, tolong anterin ini keruang inap VIP dong. aku kebelet.." pinta jisoo sambil menyerahkan beberapa bungkus obat kepada jennie.
jennie tersenyum dan menerima obat obatan yang diserahkan oleh jisoo. ia mengangguk
"oke, akan aku antar.""makasih, aku pergi dulu" jisoo lansung berlari meninggalkan jennie karna sudah tak tahan untuk menahan panggilan alam.
jennie berjalan menyusuri lorong rumah sakit, tujuannya adalah ruangan VIP yang dimaksud oleh jisoo. kadang perawat cantik itu merasa sedih ketika mengingat anak tunggalnya yang sudah mati. jennie merindukan hyunsuk.
ceklek
pintu ruang inap VIP itu jennie buka dengan pelan agar ia tak mengganggu pasiennya. lalu jennie melangkah masuk dan melihat pasiennya tengah berbaring diatas kasur sambil memejamkan mata— tertidur.
jennie terdiam ditempatnya, ia mengerjap ngerjapkan matanya sendiri. apa jennie tak salah lihat? jennie rasa, matanya sama sekali tak rabun. dan jennie yakin bahwa anak kandungnya sudah mati, namun kenapa kini jennie dapat melihat hyunsuk yang tengah terbaring diatas ranjang rumah sakit?
apa jennie berhalusinasi?
jennie mendekat kearah pasien untuk melihat wajah pasien itu. jennie meneliti wajah cantik pasien, jennie yakin bahwa yang ada didepannya sekarang adalah hyunsuk.
namun.. bagaimana bisa? hyunsuk kan sudah lama pergi.
tangan jennie terangkat dan sedikit gemetaran, jennie menangkup kedua pipi pasien itu dengan lembut. air matanya mengalir, perlahan suara isakan keluar dari bibirnya.
"hyunsuk.. hiks mama kangen.."
hyunsuk yang ngerasa ada seseorang yang tengah menyentuh pipinya pun terbangun. pria manis itu mengerjap ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya ruangan yang menusuk netranya
tangisan jennie semakin keras, tanpa pikir panjang jennie memeluk tubuh kurus hyunsuk. hati jennie terasa tercabik cabik pas liat wajah hyunsuk yang lebam lebam.
"sayang.. hiks.. mama mimpi ya? mama kangen banget sama kamu hiks.."
hyunsuk tau betul siapa wanita didepannya ini, wanita itu adalah wanita hebat yang melahirkannya. wanita yang paling berharga didalan hidupnya.
hyunsuk mulai mengerti ketika melihat jennie yang memakai pakaian perawat. jadi, mamanya kini bekerja menjadi perawat?
lantas, hyunsuk membalas pelukan jennie dengan erat. hyunsuk teramat merindukan suara dan pelukan sang mama.
"ini beneran hyunsuk, ma.. mama engga mimpi.."
jennie meraung dan terisak dengan keras. ia mencium pipi hyunsuk dengan sayang. jika ia sedang bermimpi, jennie harap tak ada orang yang akan membangunkannya.
"mama.. hiks tolong bawa hyunsuk pergi dari sini.. hyunsuk di jahatin terus.."
jennie menatap mata hyunsuk. hyunsuk terlihat sangat terluka..
jennie mengangguk cepat dan kembali memeluk tubuh hyunsuk.
"mama akan membawa kamu pergi dan membahagiakan kamu sayang.."
***
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
posesif park ; hoonsuk
Fanfiction[1821+] park jihoon adalah pria posesif dan tak suka jika miliknya disentuh orang lain. berani menyentuh miliknya? berarti berani juga mengatakan "selamat tinggal" pada dunia. WARNING!! bl bxb gay m-preg hoonsuk shipper.