chapter delapan belas

9.2K 731 163
                                    


dua tahun berlalu

jihoon seperti mayat hidup.

tubuhnya sangat kurus, rambutnya sudah memanjang, kerjaannya hanya berdiam diri didalam kamar. ia tak pernah sekalipun keluar dari kamar. setiap hari, jihoon hanya makan satu sendok nasi. lalu setelah itu ia enggan memasukkan apapun lagi kedalam perutnya.

kehilangan hyunsuk ternyata sangat berdampak pada hidup jihoon. daripada meminum air putih, jihoon lebih senang meminum wine.

yujin, junkyu dan haruto yang melihat keadaan jihoon pun merasa khawatir. sudah banyak sekali psycholog yang mereka panggil untuk merawat jihoon, namun semuanya gagal. bahkan psycholog terkenal sekali pun tak bisa menyembuhkan jihoon.

jihoon hanya membutuhkan hyunsuk.

beginilah jika jihoon sedang merindukan hyunsuk, ia mengambil cutter didalam laci, lalu menyayat pergelangan tangannya sendiri. tak hanya itu, jihoon juga menyayat perutnya sendiri hingga darah bercucuran dibajunya dan dilantai.

jihoon menikmati rasa sakit ini. ia tersenyum senang ketika merasakan denyutan dari luka luka yang ada di sekujur tubuhnya. jihoon suka melukai dirinya sendiri.

jihoon tak takut mati. Lagi pula jika ia mati, ia akan sangat bersyukur. karna ia tak sabar akan berjumpa dengan hyunsuk diakhirat.

ceklek

pintu kamar terbuka, tetapi jihoon tak peduli. ia masih memejamkan matanya untuk menikmati rasa sakit hasil sayatannya.

"astaga! apa yang kau lakukan?"

jihoon membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat familiar, ia menoleh kearah seseorang yang baru saja berlari dan duduk disebelahnya.

jihoon menatap orang itu tanpa kedip. wajahnya, suaranya dan tatapannya.. sama seperti hyunsuk.

"kenapa kau melakukan ini?" tanya orang asing itu sambil mengambil kotak obat yang ada didalam tas besarnya.

orang itu membuka kotak obatnya, lalu ia mengambil kapas, alkohol dan juga plester untuk mengobati luka ditangan dan diperut jihoon.

"l- lo... siapa?" tanya jihoon.

"aku? aku dokter baru mu. mulai hari ini aku akan mengobati dan membantu kamu bangkit. namaku danny, choi danny." kata danny sambil mengobati luka jihoon.

setau jihoon, hyunsuk tak memiliki kembaran. lalu siapa orang didepannya sekarang?.. jihoon bersumpah, seseorang yang bernama danny ini sangat mirip dengan hyunsuk. apalagi marganya sama sama choi.

"nah, setelah ini, jangan pernah melukai diri sendiri lagi ya? kau itu berharga lebih dari apapun!" tutur danny sambil tersenyum lembut.

mendengar penuturan danny, jihoon jadi dejavu. dulu, hyunsuk juga pernah mengatakan, "kamu berharga, lebih dari apapun kak."

siapa danny sebenarnya?

"hei, apa kau melamun?"

jihoon mengerjap ngerjapkan matanya, biasanya jihoon sama sekali tak ingin diobati ataupun disentuh, bahkan jihoon tak segan segan melukai banyak psycholog hanya karna psycholog itu ingin membantu nya.

tapi ntah kenapa... jihoon tak bisa melukai danny.

apa karena danny sangat mirip dengan hyunsuk?

"g- gue ga melamun.." balas jihoon pelan.

danny tersenyum, ia mengusak rambut jihoon yang terasa kasar dan sedikit panjang. danny tebak, jihoon sangat jarang keramas.

"apa yang terjadi hingga kamu sekacau ini?" tanya danny pelan.

jihoon menunduk,
"hyunsuk." balasnya singkat.

"siapa itu hyunsuk?"

"milikku!" jihoon berseru begitu semangat ketika mengatakan bahwa hyunsuk itu adalah miliknya.

"lalu? dimana dia?"

ekspresi jihoon kembali berubah menjadi sedih.
"dia.. pergi... untuk selamanya.. dia tega meninggalkan ku.."

danny tau masalahnya sekarang, danny jadi ikut sedih mendengar perkataan jihoon. dengan ragu, danny menyentuh dan mengelus bahu jihoon.

"kau tau? manusia tak bisa menetap selamanya di dunia ini. tak ada yang abadi. jangan terlalu bergantung pada seseorang, itu akan membuatmu sakit."

jihoon mengangguk.

"kau mau kan aku bantu untuk sembuh?"

jihoon mengangguk lagi.

"kalau begitu, turuti aku ya? kita makan siang. kau mau kan?"

jihoon mengulum bibirnya sendiri, sebenarnya jihoon tak memiliki nafsu makan. jihoon menggeleng pelan tanda menolak.

danny tak kehabisan akal,
"hemm, makanlah walau sedikit. aku suapkan, mau?"

jihoon kembali menatap mata danny, tatapan danny.. sama seperti tatapan mata hyunsuk dulu. terasa hangat dan menenangkan. jihoon jadi semakin merindukan hyunsuk.

akhirnya, jihoon mengangguk pelan.

danny tersenyum senang. ternyata mengurus jihoon tak sesusah yang diceritakan oleh yujin.

sedangkan yujin yang sedang mengintip terbelalak kaget melihat kejadian itu. apa yang danny berikan hingga jihoon bisa lansung menurut?. bahkan yujin selaku adik kandungnya saja tak bisa meluluhkan jihoon.

apa danny itu pawang macan hingga ia bisa membuat jihoon luluh?

"lo lagi apa?" tanya junkyu yang ngeliat yujin lagi ngintip.

yujin menoleh kearah junkyu, lalu diam diam ia menunjuk danny yang sedang membereskan kotak obatnya.

"psycholog itu.. dia bisa meluluhkan jihoon dengan cepat. bahkan jihoon mau makan kalau disuapin sama psycholog itu." bisik yujin.

junkyu beralih untuk menatap psycholog manis yang ada didalam kamar jihoon. junkyu mematung, ia mengerjap ngerjapkan matanya sendiri. junkyu tak salah lihat kan?? bukankah itu hyunsuk?
sahabatnya yang dua tahun lalu telah meninggal?

"siapa namanya?" tanya junkyu.

"danny, choi danny."

choi? ada sesuatu yang gak beres. harus gue selidiki. pikir junkyu

***

kayaknya chapter di book ini bakal panjang deh. jangan bosen

T B C


posesif park ; hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang