40. Papa, Ayo Bangun!

4.5K 235 16
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

Satu minggu berlalu.

Sepasang kaki milik seorang gadis berjalan cepat menelusuri lorong berbau khas obat-obatan rumah sakit, sesekali wajah cantik memerah menahan amarah serta diiringi deruan nafas tak teratur menambah pacu cepat langkah lebarnya.

Suara benturan pintu menghantam dinding terdengar cukup keras, gadis yang baru saja membuka kasar pintu rumah sakit itu menatap lurus penuh gebuan amarah pada satu sosok remaja pria berpakaian khas rumah sakit tengah terduduk di sebuah kursi roda yang menatap langsung pada luar kaca jendela besar di dalam ruangan VVIP membelakangi gadis itu.

Nafas yang memburu semakin bertambah, gigi bawahnya menggertak hebat menatap tajam pada belakang punggung cowok itu yang masih setia menatap lurus pemandangan rumah sakit di luar kaca jendela tanpa menghiraukan kedatangan gadis itu.

"Lupa lo sama perjanjian kita?" tanya gadis itu kini jarak diantara keduanya hanya beberapa langkah saja.

Remaja cowok dengan wajah lebam legam serta kening dan pelipis dibalut perban tersenyum miring, ia belum membalikkan badannya menatap sosok yang baru saja datang dan langsung perlahan menggertaknya. Cowok itu tau siapa yang kini tengah menahan emosi padanya.

"Gue cuma mau dia datang terus nyelamatin gue, bukannya lo malah bikin dia luka bahkan nyampe koma!" seru kasar gadis itu dengan nafas menggebu-gebu.

"Dan lo tau gimana sekarang keadaannya?" tanyanya wajah cantik itu semakin memerah bahkan netranya berembun.

"Lo jadi buronan karna Tragedi SMA Pelita Dharma!" sentak gadis itu lagi, sementara sang empu yang diajak bicara hanya bisa tersenyum smirk seolah hanya bibirnya saja yang dapat bergerak, sementara bagian wajah yang lain tampak kaku akibat luka lebam yang sangat memprihatinkan itu.

"Lo harus bisa ngembalin situasi ini jadi kaya semula Keandra Aditya Pranadipa!"

Celine Agatha Sasikirana. Gadis yang menggertak dengan bara emosi memuncak mengatup beberapa saat, ketika sosok cowok berpakaian khas rumah sakit yang setia membelakanginya duduk di kursi roda perlahan mulai bangkit.

Wajah bengkak serta biru lebam itu mengejutkan Celine saat smirk sinis yang mengerikan tertuju padanya, bukannya takut gadis yang semakin memburu akan emosinya malah menatap tak takut sosok Keandra Aditya Pranadipa yang kini sudah berdiri sedikit bungkuk dengan wajah mengerikan menatap tajam pada Celine.

Andra, nyawanya masih tertolong setelah ia hampir mati sekarat akibat hantaman keras dari Arvi serta anggota Inti Silent Boom akibat kejadian nahas yang menimpa Dylan, si Ketua Gengster Silent Boom yang kini dikabarkan Koma atas kejadian malam mencekam tersebut.

Meski Andra harus menjalani operasi pada bagian punggung sebanyak delapan kali karena cidera hebat yang dialami atas kejadian itu, bahkan beberapa tulang yang patah tampak terlihat biasa saja saat Celine menatap Andra yang tampak santai berdiri di hadapannya dengan wajah hampir tak mengrupa serta beberapa bagian tubuh yang dibaluti perban tebal, cowok itu masih bisa tersenyum smirk seolah merasa menang.

Andra menatap santai saat Celine berjalan mendekat padanya dengan rahang mulai mengeras, ia sudah menerka jika gadis itu akan mengincar sebelah pipinya untuk dijadikan samsak tamparan keras atas perlakuannya.

Bugh.

Andra tersenyum kecut, Celine memukul dadanya sekali. Tatapan gadis itu menunjukan ada rasa cemas dan benci bercampur menjadi satu padanya.

Bugh.

"Gue gak minta lo nembak dia."

Bugh.

Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang