33. Rencana Kencan Makan Malam

4.8K 213 3
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

Pagi ini Disha tampak tengah memakaikan baju lucu pada Putra Tunggalnya, sebab nanti siang tepatnya pukul sebelas ia harus menghadiri sebuah rapat penting di salah satu kantor tentang informasi perkuliahan. Mau tak mau Disha akan menitipkan baby Zayn sebentar di kediaman Mahaprana.

"Hari ini baby Zayn mainnya sama Grand Ma dan Aunty ya?" ucap Disha berbicara dengan baby Zayn yang tampak bersemangat dan aktif saat ia sedang dipakaikan baju lucu bermotif karakter Pororo the Little Pinguin.

Setelah selesai memakaikan pakaian pada baby Zayn, Disha pun langsung membawanya untuk keluar dari kamar menuju dapur sebab ia akan menyiapkan sarapan untuk bayi kecilnya ini sebelum mereka berangkat menuju kediaman Mahaprana.

Di dapur pria berkemeja hitam yang tampak ketat membentuk otot serta tubuhnya masih mengenakan celemek masak tengah sibuk mengatur piring juga menu sarapan pagi ini. Kedua lengan kemeja yang terlinting ke atas juga kancing atas yang sengaja terbuka menambah kesan ketampanan milik Suami dari Disha Adisthy Prameswari Mahaprana itu.

"Paaa ... Papa ...." oceh baby Zayn menyapa Papa nya. Bayi mungil itu sudah duduk di stoller makannya di samping meja makan.

"Halo my baby boy, good morning sweetie," balas Dylan lembut menyapa Putranya dan tak lupa mencium habis seluruh wajah gemas bayi itu yang kini malah terkikik tak ingin dihentikan.

"Good morning Mrs. Mahaprana," sapa Dylan berbisik dengan nada berat dan serak seraya mengecup beberapa detik bibir mungil Istrinya yang tengah menyiapkan bubur sereal sarapan untuk baby Zayn dari dalam dapur, tak lupa kedua tangan kekarnya memeluk perut ramping Disha dari belakang dengan sangat lembut.

"Good morning too baby," balas Disha seraya tersenyum lebar. Dylan yang tengah memejamkan kedua matanya menikmati aroma wangi Lavender pada rambut Istrinya  menerbitkan senyum.

"Kapan kamu berangkat ke DKI City Town Center Yang?" tanya Dylan sebelah tangannya secara halus menyingkirkan rambut Disha ke samping dan ia pun mendaratkan material lembut miliknya ke arah leher putih gadis itu.

Disha yang sibuk mengaduk bubur sereal sarapan milik Baby Zayn seketika meremang hebat, sensasi yang Dylan berikan padanya begitu sangat aneh seolah ia tengah tersengat aliran listrik dengan volt tinggi. Dylan yang merasakan tubuh Istrinya menegang dan bergidik tersenyum tipis.

"Eemm--Hhmm sekitar jam sebelas," balas Disha setengah terbata. Dylan semakin tersenyum saat ia melihat sebelah tangan Istrinya yang tengah mengaduk bubur sereal Putra mereka itu bergetar beberapa kali.

"Y-Ya-Yang," panggil Disha cepat ia berusaha menghentikan aksi Suaminya yang sangat aktif menjelajahi setiap inci tengkuk juga cecuruk nya. Dylan yang masih asyik dengan aktivitasnya berdehem kecil sebagai respons.

"Ja-jangan sekarang dong, Yang," tahan Disha berusaha terus menghentikan Dylan agar berhenti.

"Kenapa? Bukannya kamu mau cepet-cepet punya bayi perempuan?" tanya Dylan seraya tersenyum tipis. Posisi Disha yang masih membelakangi cowok itu seketika berubah saat Dylan merubahnya menjadi saling berhadapan. Bisa di lihat ronaan merah muda itu menyembul keluar, rona pipi merah muda yang sangat Dylan suka dari Istrinya.

Disha berdehem kecil ia tak berani menatap mata Suaminya yang tersenyum semakin lebar.

"Jangan sekarang, pagi ini kamu harus ke kantor karna ini hari pertama kamu jadi CEO terus aku juga harus pergi--"

"Gimana kalo malem ini?"

"HAH?!"

Dylan tersenyum lebar penuh rasa kemenangan, rasa gugup juga canggung berhasil menguasai Istrinya yang membulat kaget setelah ia mengucapkan hal tersebut seketika semakin membuat Disha tercengang dalam.

"Gak salah kan, aku minta hak aku malam ini?" tanya Dylan nadanya berat dan serak tak karuan ditelinga Disha, itu sungguh terdengar sangat mengagumkan untuknya.

"A-aku--"

"Kamu bilang kamu gak mau jadi istri durhaka kan?" tanya Dylan lagi, jujur sebenarnya ia hanya iseng saja dengan cara menguji seberapa siap kah gadis itu akan menerima atas permintaan hak nya.

"I-iya, aku gak mau jadi istri durhaka," balas Disha kikuk entah kenapa itu sangat menggemaskan dan hampir saja tawa Dylan meledak.

"Aku siap malam ini Yang," lanjut Disha kepalanya tertunduk seolah merasa malu sendiri. Dylan yang melihat hal itu terasa sangat menggelikan.

"Oke, see you tonight my baby," bisik Dylan manja lantas kembali mencium bibir milik Istrinya.

. . .

Mobil mewah bermerek berhenti tepat di pekarangan depan pintu utama salah satu gedung besar dan mewah bernama DKI City Town Center kawasan Ibu Kota.

"Makasih ya, Van udah antar aku ke sini," ucap Disha pada Devan.

Setelah beberapa saat lalu Disha mengantarkan baby Zayn ke kediaman Mahaprana untuk dititipkan, Dylan telah berpesan pada Adik laki-laki nya yakni Devan untuk mengantarkan Disha ke tempat tujuannya hari ini. Akhir-akhir ini Dylan selalu bersikap over protektif padanya, melarang Disha untuk bepergian sendiri bahkan melarang Disha berkeliaran sendirian di luar sana.

Kalau bukan saja ada Kara dan Zeela yang sama-sama ikut masuk ke Universitas yang sama dengannya maka Dylan tak akan pernah membiarkannya. Dan lihatlah cowok itu bahkan sedikit merepotkan Devan yang akan bertugas menjadi panitia Masa Orientasi Penerimaan Peserta Didik Baru di sekolahnya yang berjabat sebagai Ketua Osis SMA Pancasila harus sesempat mungkin mengantarkan Kakak Iparnya.

"Gak apa-apa Kak, gue udah dikasih amanah sama si Abang jago," balas Devan.

Disha hampir saja tergelak mendengarnya, sementara Devan hanya tersenyum kecil.

"Kalo gitu aku masuk ya?" pamit Disha yang langsung diangguki oleh Devan.

Setelah keluar dari mobil Disha langsung bergegas masuk menuju gedung mewah itu sebab pertemuan Mahasiswa baru akan dimulai sekitar tiga puluh menit lagi.

Disha yang selesai bertanya pada salah satu Staf Resepsionis gedung langsung bergegas, kedua tangannya cukup sibuk mengotak-atik layar ponsel sebab ia harus membalas pesan-pesan dari Kara yang berposisikan sudah berada di gedung utama tempat pertemuan.

Gadis itu menyisir seluruh gedung mewah dan megah tersebut, ini seperti hotel berbintang dengan banyak fasilitas lengkap. Senyuman Disha semakin mengembang ia tak sabar untuk menghadiri pertemuan antar Mahasiswa baru.

Saat Disha telah menginjakkan kakinya di Eskalator ponselnya kembali bergetar menandakan sebuah notifikasi pesan masuk, dan benar saja satu pesan dari Suaminya semakin membuatnya tersenyum lebar dan senang sampai-sampai gadis itu tak sadar jika kakinya yang belum melangkah di ujung atas hampir akan terjepit anak tangga dari Eskalator tersebut kalau bukan saja seseorang yang menarik tali tote Bag nya ke arah depan dengan cepat maka tak terbayangkan sebelah kakinya akan terjepit.

Nafas Disha terengah-engah, ia cukup terkejut sendiri dan sadar akan kecerobohannya. Seseorang yang telah menyelamatkan adalah seorang pria yang memiliki bahu lebar dan kokoh itu kini tengah mengambil ponsel Disha yang terjatuh di atas lantai.

"Anda baik-baik saja?" tanya pria itu menyerahkan ponsel milik Disha pada gadis itu yang membulat kecil setelah melihat sosok tersebut.

"Juna?"

Arjuna Mahendra, cowok itu tersenyum ia cukup tak menyangka jika akan bertemu lagi dengan Disha di sini, bahkan ia berhasil menyelamatkan gadis itu.

"Hai, Sha." sapa cowok itu seketika membuat Disha tersenyum lebar.

"Lo gak apa-apa kan?" tanya Arjuna sedikit khawatir dan memastikan agar Disha baik-baik saja. Gadis itu mengangguk.

"Aku gak apa-apa. Makasih ya, Jun udah selamat in aku tadi," ucap Disha ia begitu menyesal dengan dirinya sendiri yang ceroboh itu.

"Syukur kalo lo gak apa-apa, lain kali lo hati-hati kalo jalan apalagi waktu di luar ada baiknya lo gak main hape agar bahaya gak ngancem nyawa lo," jelas Arjuna seketika membuat Disha merasa tak enak, namun dengan cepat gadis itu mengangguk ia berjanji mulai detik ini ia akan lebih berhati-hati.

"Makasih ya, Jun,"

"It's okay Sha."

Kedua remaja itu tersenyum sampai-sampai keduanya hampir saja lupa akan tujuannya masing-masing.

"Oh iya, lo lagi ngapain di sini Sha?" tanya Arjuna pertama kali.

"Aku mau ke lantai 17 Jun, mau ke pertemuan Mahasiswa," balas Disha.

"Universitas Jakarta Raya?" terka Arjuna. Membuat Disha membulat kecil lantas mengangguk cepat.

Arjuna tampak tak menyangka, bisa dilihat dari ekspresinya cowok itu seolah terkejut juga bahagia.

"Jangan bilang kita bakal satu Kampus Sha?"

Disha terkekeh lucu membuat Arjuna yang melihatnya semakin senang.

. . .

Dylan menghela panjang merubah posisi duduknya menjadi lebih santai bersandar di sandaran kursi kantor, akhirnya semua perkerjaannya telah ia selesaikan. Menjabat sebagai CEO di hari pertama memang cukup melelahkan, terlebih beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikan saat tempo itu juga membuat Dylan cukup sedikit kesulitan.

Cowok itu melonggarkan dasi yang melilit pada lehernya agar dapat memberikan akses nafasnya berjalan dengan lancar untuk masuk ke dalam rongga tenggorokan. Beberapa detik kedua matanya terpejam netra tajam itu kembali terbuka saat ia teringat akan sesuatu.

Dylan menyambar ponsel mewah bermereknya di samping meja kantor, hingga di detik berikutnya cowok itu sibuk dengan gawai pintar tersebut. Dylan kembali menghela saat ia memeriksa notifikasi pada ponselnya tak mendapatkan pesan balasan dari Istrinya.

"Masih belum pulang jam segini?" monolog nya sendiri saat melihat sekilas jam dinding yang terpajang di ruangan pribadinya sudah menunjukkan pukul empat sore tepat.

Dengan helaan nafas kasar dan berat cowok itu kembali menaruh secara asal ponselnya, hingga tatapannya melekat pada sebuah kalender di samping meja kerjanya.

"17 July 2022?" gumam Dylan entah secara tiba-tiba otaknya berputar mengingat akan sesuatu.

. .

"Selamat sore Pak," sapa para Karyawan serta Staf yang tak sengaja berpapasan dengan Dylan yang akan hendak menuju lantai dasar untuk segera pulang. Cowok itu hanya tersenyum tipis sebagai balasan sapaan para Karyawan tersebut.

Setelah keluar dari gedung perusahaan mobil mewah milik Dylan sudah terparkir tepat di depan pekarangan kantor, tak butuh waktu lama cowok itu segera mengendarainya.

Di perjalanan cowok itu terus saja menerbitkan senyumannya, Dylan ingat jika tanggal 17 July hari ini adalah peringatan hari ke enam bulan pernikahannya dengan Disha. Lantas cowok itu berinisiatif untuk merayakannya, padahal Dylan ingin sekali merayakannya di luar kota atau di luar negeri mengingat kondisi dunia masih belum dalam keadaan stabil Dylan memutuskan untuk merayakannya di rumah, sebagai pesta sederhana sekaligus kencan makan malam untuk pertama kalinya ia lakukan bersama Disha, Istri tercintanya.

Sebelum bersiap dengan kencan makan malamnya di rumah Dylan terlebih dahulu mampir ke salah satu Butik Eksklusif Brand terkenal mewah dan ternama di salah satu tempat kawasan Ibu Kota untuk mengambil pesanan yang ia pesan beberapa saat lalu melalui media sosial.

Setelah sampai cowok itu tanpa basa basi langsung mengambil pesanan tersebut dengan Paper Bag berlogo berisi beberapa barang yang ia beli untuk persiapan kencan pertamanya dengan sang Istri. Dan setelah semuanya selesai Dylan beli cowok itu langsung bergegas untuk pulang agar bisa mempercepat waktu, masih ada beberapa proses yang harus ia siapkan supaya kencan pertamanya ini terkesan sangat indah juga spesial.

. . .

Disha, Kara, beserta Zeela baru saja keluar dari gedung tempat mereka semua semula bertemu, setelah beberapa jam melakukan pertemuan di sana akhirnya mereka bisa pulang. Ketiga gadis cantik itu berjalan secara berdampingan untuk keluar dari gedung.

"Hape nya lowbatt, gimana aku bisa telepon Mas suami kalo gini?" gumam Disha saat ia melihat ponselnya tak menyala sebab kehabisan daya.

"Lo pulang sama siapa Zee?" tanya Kara setelah ketiganya telah sampai di parkiran.

"Gue di jemput Bokap, sekalian mau ke Bandara ngantar in Adek gue," balas Zeela gadis itu tampak sibuk dengan gawai mewahnya.

"Adek lo jadi Study ke Amsterdam?" tanya Disha kali ini. Zeela mengangguk sebagai respons.

"Kalo lo di jemput Dylan?" tanya Kara pada Disha yang hanya menghela berat.

"Hape gue lowbatt jadi gue gak bisa telepon dia, lagian juga Dylan pasti belum pulang dari kantor," balas Disha.

"Mau bareng gue Sha? Tapi kita nunggu Kalandra dulu bentaran," tanya Kara menawarkan.

"Gak usah deh, Ra gue naik Bus aja," tolak Disha halus.

"Kok, naik Bus sih, Sha? Naik taksi kek," sela Zeela.

"Gue naik Bus aja biar lebih hemat," balas Disha seraya terkekeh.

"Woy, lo tuh sekarang jadi Ibu CEO menantu konglomerat RGM Group menantu A&M Butik, menantu Dokter Ahli Bedah Spesialis juga masa bayar taksi aja lo gak mampu?" cerocos Zeela entah kenapa ia terdengar sebal. Disha terkekeh sebagai tanggapan.

"Kali-kali naik Bus Zee, mumpung Pak Suami gak tau," kekeh Disha begitu pun Kara yang ikut terkekeh.

"Sumpah sakit sih, lo Sha. Baru tau gue menantu Konglomerat mau nyobain yang susah-susah,"

Disha dan Kara langsung tergelak bersama. Belum sempat mereka berpamitan untuk berpisah ketiganya dibuat terkejut saat seorang remaja pria menghampiri mereka terlebih sosok itu tersenyum lebar dan berjalan mendekat pada Disha.

"Mau bareng pulang sama gue aja Sha?" tawar sosok itu yang tak lain adalah Arjuna.

Kara dan Zeela saling membungkam bahkan kedua gadis itu mengerjap beberapa kali untuk memastikan apakah yang diucapkan Arjuna barusan salah, sementara Disha hanya terkekeh kecil.

"Gak usah Jun, gue pulang naik Bus aja,"

"Naik Bus jam segini pasti penuh, lo pasti bakal lama nunggu Bus yang kosong apalagi ini sore sebentar lagi mau malem,"

"Bener juga kata Juna, bukannya lo harus jemput anak lo--"

"Zee!" tekan Kara menyenggol sebelah lengan gadis itu yang hampir saja membongkar identitas Disha. Arjuna yang melihat ke gugupan ketiga gadis itu setelah Zeela tak menuntaskan ucapannya mengangkat sebelah alisnya heran.

"Eh, gak usah Jun gue bisa pulang sendiri," tolak Disha dengan kikuk.

"Gak masalah, kita satu arah,"

"Ta-tapi--"

Belum sempat Disha menolak lagi cowok itu sudah menggiringnya untuk segera masuk ke dalam mobil sebab cuaca sore ini kembali mendung dan pertanda awan akan segera menurunkan cairannya, setelah berpamitan merasa tak enak pada Kara dan Zeela, Disha yang sudah pasrah hanya bisa menurut. Sampai akhirnya Disha pergi pulang bersama Arjuna.

. . .

"Pokoknya besok pagi sebelum berangkat ke kantor gue bakal jemput Baby Zayn."

"...."

"Ya, pokoknya buat hari ini lo jagain terus anak gue."

"...."

"Lo gak usah kepo bisa?"

"...."

"Ah, bacot lo!"

Tut ... Tut ... Tut ....

Dylan yang tampak sedikit geram setelah menerima panggilan dari Devan menghela gusar. Lantas ia kembali fokus pada masakannya yang hampir saja gosong. Cowok itu sudah sibuk berkutat dengan masakan, spesial untuk kencan makan malam semua makanan dibuat olehnya khusus untuk Disha.

Sudah pukul enam sore tepat Dylan selesai dengan semua persiapannya, dari mulai masakan hingga dekorasi romantis menghias indah di taman belakang rumah dekat dengan kolam berenang. Dengan konsep bertema Dinner Date Outdor taman belakang yang mulanya tampak biasa saja kini berubah menjadi taman romantis penuh cinta. Banyak bunga dan juga lilin saling menghiasi, bahkan air kolam berenang telah Dylan sulap menjadi lautan taburan kelopak bunga mawar yang begitu sangat cantik.

Terdapat meja bundar serta dua kursi yang saling berhadapan, di meja itu terdapat makanan juga cincin indah permata tampak berkelip oleh sinar cahaya lilin serta lampu.

. . .

"Gue bisa turun di depan sana Jun," ucap Disha menunjuk ke arah sebuah halte yang jaraknya tak jauh dari sebuah pintu Gapura perumahan mewah kawasan Ibu Kota.

"Kenapa turun di situ?" tanya Arjuna binggung.

"Aku harus ke mini market dulu," balas Disha beralibi.

Sejujurnya ia tak mau jika Arjuna tahu kediamannya, jika cowok itu tahu bisa-bisa menjadi masalah besar nantinya.

"Yaudah gue anter ke mini market ya?"

"Eh, gak usah. Gak apa-apa gue bisa sendiri kok, lagian gue harus mampir ke rumah tetangga gue--"

"Ngapain?" tanya Arjuna semakin membuat Disha kehilangan alasannya.

"G-gue harus ambil kucing gue,"

Arjuna menyergit binggung, sementara Disha hanya bisa tertawa kikuk tak jelas dengan cepat gadis itu membuka Seat Belt nya dan berpamitan pada Arjuna tak lupa ia mengucapkan terima kasih.

Setelah keluar dari mobil Disha pun langsung berlari entah kemana yang penting Arjuna tak bisa mengikutinya. Arjuna yang masih memperhatikan di dalam mobil melihat Disha berlari hanya mengerjap sedikit binggung dan penasaran.

. . .

Ceklek.

Pintu utama terbuka menampakkan sosok gadis cantik dengan masker yang menutupi antara hidung serta mulutnya menyisir pandangan keseluruhan sudut ruangan rumahnya yang tampak berbeda.

"Yang?" panggil Disha ia celikungan binggung dengan perubahan rumahnya. Lantas gadis itu berjalan menuju pintu kaca yang mengarah langsung pada taman belakang rumah tampak terbuka.

Dilihatnya sosok pria tampan dengan kemeja kantor yang sama seperti ia lihat tadi pagi tengah menuangkan sebuah minuman ke dalam gelas dengan karismatiknya. Disha tercenung dalam, indra penglihatannya berbinar menatap seluruh taman yang sangat indah ini.

"Yang?" panggil Disha seraya berjalan perlahan mendekat pada suaminya.

"Eh, sayang kamu udah pulang?" tanya Dylan seraya tersenyum sangat lebar.

"Apa ini?" tanya Disha ia benar-benar binggung juga merasa terpesona akan semua ini. Dylan kembali tersenyum kakinya melangkah mendekat.

"Surprise baby," bisik Dylan kedua tangannya sudah memeluk pinggang ramping Disha dengan lembut.

"Selamat hari pernikahan yang ke enam bulan sayang," lanjut Dylan membuat Disha berbinar dan seketika berkaca-kaca.

"Kamu ingat kalo hari ini ulang tahun pernikahan kita yang ke enam bulan?" tanya Disha memastikan. Dengan mantap Dylan mengangguk entah kenapa gadis itu malah menitikkan air mata tanpa sebab.

"I love you baby," bisik Dylan sangat hangat dan lembut.

"I love you too my Hubby."

Tanpa berpikir lama Disha langsung mencium material lembut milik Suaminya dengan penuh perasaan begitu pun dengan Dylan cowok itu semakin merapatkan tubuhnya untuk menebas jarak diantara keduanya.

.
.
.

BERSAMBUNG...

. . .

Follow Instagram : @sssin17
FOLLOW Instagram 2 : @dailysweetdreams.secret
Follow Wattpad : @sssin17
Facebook : @Newly Daily iaa-kim

Jangan lupa baca cerita pertama aku : Most Wanted Boy in the School (Arjuna Story)
Cerita kedua : KIARA

Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang