WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!
• • •
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar lima belas menit lalu, seorang remaja cowok berseragam dengan perawakan tinggi tengah duduk di salah satu meja kosong tepatnya di sebuah perpustakaan sekolah. Sesekali helaan nafasnya terbuang kasar melirik beberapa menit sekali pada jam tangan bermerek yang melingkar di pergelangan tangannya.
Dylan menghela kasar sudah hampir sepuluh menit ia menunggu seseorang di sini hanya untuk bertanggung jawab atas sebuah tugas yang diberikan oleh Kepala sekolah padanya. Ya, mengajarkan Celine, Kekasihnya. Tunggu dulu, ralat Mantan Kekasihnya yang akan ikut Olimpiade Matematika antar kota satu minggu lagi.
Cowok itu sangat jelas tak suka menunggu, kalau ini bukan karena tanggung jawabnya Dylan tak akan pernah datang dan mengajarkan Celine lagi. Mengingat keduanya telah kandas hubungan dan berhasil membuat jarak seketika mereka mulai sedikit renggang dan menjauh. Bukan Dylan yang kentara menjauh melainkan Celine, gadis itu banyak menghindari Dylan setelah keduanya resmi berpisah.
Rela meninggalkan rapat penting bersama para anggota Gangster Inti Silent Boom mengenai agenda baru mereka hanya untuk menuntaskan rasa tanggung jawab yang telah diberikan oleh Kepala sekolahnya terhadap Celine. Cowok itu semakin tak sabaran, waktu berharganya harus terbuang habis secara sia-sia. Sial! Maki Dylan sesekali. Ia tak mungkin lepas tanggung jawab terhadap Celine.
Tepat dari arah belakangnya mulai terdengar suara derap sepatu yang melangkah mendekat padanya, Dylan menghela kecil saat menyadari akan hal tersebut, dengan sekali gerakan tubuhnya memutar dan benar saja orang yang tengah ia tunggu lama sendari tadi tengah tersenyum tipis penuh rasa penyesalan padanya.
"Hey kak, maaf aku terlambat. Tadi Buk Mila--"
"Duduk." sela Dylan singkat dengan datar.
Celine yang melihat itu dan seketika merasakan perubahan sikap Dylan yang semakin dingin tersenyum hambar. Wajahnya yang pucat pasi berusaha ia ceriakan sebisa mungkin, sepertinya Celine sedang tak sehat sepenuhnya.
Dylan sudah membuka beberapa buku paket tebal di hadapannya untuk segera ia ajarkan pada Celine yang kini sudah duduk dengan secara hati-hati di samping Dylan tanpa membuka suara lagi. Entah kenapa ia merasa canggung berdampingan kembali dengan cowok itu, setelah beberapa hari ini gadis itu selalu berusaha menghindari Dylan akhirnya keduanya dipertemukan kembali meski kini status mereka telah berubah menjadi orang asing, lebih tepatnya Kakak kelas dan Adik kelas.
"Aku beli ini terlalu banyak tadi di kantin,"
Dylan yang berusaha fokus dengan buku paket tebal Matematikanya melirik sebentar pada satu botol susu yoghurt cokelat tepat di samping lengannya.
"Diminum ya, kak," lanjut Celine nada bicaranya sangat pelan dan lembut seperti gadis feminin pada umumnya.
"Thank's." balas Dylan tanpa menatap wajah gadis itu yang kini semakin tersenyum ketir.
"Kita gak bisa basa-basi lagi Line, waktu Olimpiadenya makin mepet gue mau lo terus fokus sama pelajaran lo bukan ke hal yang gak berguna sama sekali," jelas Dylan dengan tegas.
"Baik kak," balas Celine. Dylan mengangguk puas dengan jawaban gadis itu.
"Sekarang coba lo jawab pertanyaan soal ini," pinta Dylan menunjuk salah satu bagan halaman tugas di depan mereka. Gadis itu mengangguk kecil meski kepalanya terasa pusing sendari pagi, namun ia berusaha bertahan demi kesuksesan Olimpiadenya nanti Celine akan melakukan apa pun itu.
. . .
"Woy!"
"Anjir! Apaan sih lo?" geram Disha kaget setelah ia berhasil dibuyarkan secara tiba-tiba oleh Lyra dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ]
Aléatoire[ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] 🌻 JANGAN LUPA LIKE DAN SHARE!! 🌻 🌼 Jangan lupa juga follow Akun Utama Newly Daily iaa Kim, follow juga Instagram @sssin17, dan terutama jangan lupa Follow Wattpad @sssin17 🌼 Sinopsis : Apa jadinya jika Dylan Al...