45. Happy Ending

4.6K 201 3
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

"Apa gak ke dokter aja?" tanya Disha yang sendari memperhatikan lekat Suaminya tengah berusaha menghentikan aliran cairan merah pekat yang keluar dari leher Andra masih tampak merembes lagi dan lagi.

Andra yang mendengarnya seraya menutup kedua mata melambaikan sebelah tangannya sebagai jawaban 'tak apa membuat Disha menatap ngeri.

"Bim, ambilin seberet lain dilaci dapur," titah Dylan yang masih tampak sibuk berusaha menghentikan aliran cairan merah pekat itu, Bima yang ikut memperhatikan sendari tadi mengangguk dan langsung bergegas mencari serebet baru dilaci dapur Base camp Black Moon.

Setelah semua masalah terselesaikan dengan rapi Tanpa disangka Andra tekulai lemas sebab lehernya terus mengeluarkan cairan merah pekat itu akibat luka tusuk serta goresan yang diberikan Celine beberapa saat lalu. Kini di base camp terdapat Disha, sebagian anggota inti Silent Boom juga Black Moon tengah berkumpul. Sementara sebagiannya lagi tengah mengurusi masalah Celine kedepannya, memberikan pelajaran juga peringatan tentunya.

Andra menengadahkan kepalanya disandaran sofa usang base campnya dimana ia tengah ditangani oleh Dylan langsung yang sendari tadi terus saja berusaha menangani luka Andra dengan dibantu Bima serta Kavin.

Dylan yang tampak telatenan bisa terlihat juga raut wajahnya sedikit cemas, Andra membuka kedua matanya perlahan ia lihat wajah Dylan yang teraliri banyak peluh dipelipisnya tanpa alasan cowok itu tertawa kecil.

"Lucu juga lo kalo lagi cemas kaya gini," usil Andra santai meski ia harus menahan perih saat Dylan membalurkan antiseptik pada luka goresan cowok itu.

"Gak usah banyak baco*t darahnya keluar terus," sahut Dylan dengan dingin. Sementara Andra tertawa sumbang.

Disha menghela kecil ia cukup lega jika Andra dan Dylan kini sudah mulai dalam tahap berbaikan, meski belum sepenuhnya seperti dulu persahabatan dua Ketua Gangster itu perlahan terlihat membaik.

"Gue gak nyangka kalo jal*ng itu dalangnya," celetuk Radhitya membuat mereka menoleh diam. Sementara Andra tertawa kecut meremehkan sesuatu.

"Jutaan kali udah gue kasih tau sama Ketua beg*o lo pada, tapi dia tetep aja gak percaya kalo si uler itu dalangnya. Dia malah terus desak gue supaya ngaku kalo gue dalangnya emang gi*la ketua lo pada."

Dylan melirik tajam kalau saja kondisi Andra tak memprihatinkan untuknya mungkin saat ini ia akan mencekik leher cowok itu sekuat tenaga, namun teringat akan kejujuran serta tekad Andra yang meminta persahabat mereka terjalin kembali Dylan dapat mengapresiasi hal tersebut.

Selama ini ia salah besar, dan sadar jika rusaknya persahabatan mereka dulu adalah karena seorang wanita yang nyatanya mereka berdua diperalat oleh sosok Celine. Semua hancur karena sikap ularnya, apalagi persahabat yang terjalin sejak kecil hancur begitu saja karena satu wanita yang membuat keduanya membenci satu sama lain.

"Beres," ucap Dylan setelah ia berhasil menangani luka Andra.

"Thank's Lan."

Dylan menoleh ia tak jadi bangkit saat Andra menahan bahunya dan mengucapkan terima kasih.

"Karena lo gue bertekad jadi sosok Ketua yang bijak lagi," ucap Andra membuat Disha tersenyum tipis mendengarnya.

"Gue juga minta maaf, didepan Istri lo langsung, sama anak buah lo gue minta maaf sama perlakuan gue yang udah hampir bikin lo gak bisa kembali sama keluarga-keluarga lo," ucap Andra dengan tulus entah kenapa ia merasa malu juga menyesal akan perbuatannya yang termakan perjanjian Celine sebab ambisi besarnya.

Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang