23. Sebuah Proses Perubahan

5K 256 0
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

Satu minggu berlalu.

Disha terus menerus berbicara dan menjahili bayinya yang kini terkikik geli sebab sang Mama terus saja mengecupi perut gembulnya. Dylan yang tengah mengemudikan mobil sesekali melirik pada Istri serta bayinya, senyuman indah itu tak luntur dari wajah cowok itu. Ia cukup bahagia untuk saat ini. Jika ada alat pengukur rasa bahagia di dunia ini sepertinya alat itu tak akan berfungsi, sebab rasa bahagia yang kini hinggap dalam dirinya terlalu besar dan tak akan pernah terukur oleh apa pun.

Setelah kemarin mereka pulang dari Puncak karena liburan keluarga telah usai kini mereka beserta keluarga besar Mahaprana sudah kembali ke Ibu Kota dan saat ini keluarga kecil Dylan dalam perjalanan pulang menuju rumah setelah membeli beberapa bahan masakan juga isi kulkas di rumah yang sudah kian kosong di salah satu Supermarket. Kebetulan hari ini adalah hari minggu, besok mereka akan mulai kembali belajar di sekolah seperti biasa setelah liburan selama tiga pekan usai tanpa terasa.

Kedua pasangan muda Suami Istri itu mulai dengan tugasnya masing-masing sesaat sampai di rumah. Disha langsung membawa Zayn ke kamarnya untuk segera membersihkan diri sementara Dylan cowok itu tengah sibuk di dapur dengan membereskan belanjaan yang mereka beli di Supermarket beberapa saat lalu dan siap untuk memasak makan malam juga.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Disha baru saja selesai mencuci piring setelah mereka makan malam tadi tak lupa juga ia menyusun perabotan yang sudah terpakai ke dalam tempatnya. Selesai dengan pekerjaannya kedua kaki gadis itu melangkah ke arah ruang keluarga dimana ia mendapati Dylan beserta bayinya tengah asyik bermain seraya menonton televisi sedang menayangkan sebuah film kartun.

"Lan mandi dulu, biar gue yang jagain Zayn," ucap Disha setelah ia duduk di samping Dylan yang masih berpakaian sama seperti siang tadi.

"Udah cuci piringnya?" tanya Dylan yang diangguki oleh gadis itu.

Cowok itu dengan perasaan sedikit berat menyerahkan bayinya pada Disha padahal ia masih ingin bermain-main dengan Zayn namun, Dylan ingat bahwa dirinya belum membersihkan diri selepas pulang dari Supermarket membuat ia dengan sedikit terpaksa menyerahkan Zayn pada Istrinya.

"Yaudah gue mandi dulu," balas Dylan yang dibalas deheman kecil dari Disha.

"Dylan,"

Cowok itu menghentikan langkahnya menoleh cepat pada Disha tengah menatapnya lekat.

"Abis mandi jangan lupa bawa semua baju-baju lo yang ada dikamar," ucap Disha terdengar membingungkan bagi Dylan. Cowok itu mengangkat sebelah alisnya tak paham. Apakah ia diusir? Tapi apa kesalahannya kali ini?

Keningnya semakin bertaut halus karena binggung, wajah Disha yang tampak cantik memancarkan ronaan merah padam.

"Kenapa?" tanya Dylan binggung.

"Mulai sekarang lo tidur dikamar gue," balas Disha wajahnya tertunduk perlahan seolah merasa malu. Jujur saat ini Dylan belum mencerna apa maksudnya.

"M-maksud gue bukan lo aja. Mulai sekarang lo, gue sama Zayn tidur dikamar gue,"

Dylan yang langsung sadar membulat kecil ia masih terkejut sementara Disha gadis itu sudah memalingkan wajahnya ke arah depan dimana ia menatap tayangan televisi, hanya untuk sekedar menutupi ronaan padam yang keluar dari kedua pipinya.

"Ngerti kan lo!" pekik Disha yang membuat Dylan tersentak dari lamunannya.

"O-o-oke. Abis mandi gue langsung bawa baju-baju gue ke kamar kita,"

Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang