21. Separuh Jiwa Yang Ikut Hilang

4.2K 231 3
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

"Mama bener-bener minta maaf Nak, Mama salah. Gak seharusnya Mama tinggal in Cucu Mama saat itu,"

"Ma. Udah lah. Ini bukan kesalahan Mama Dylan bilang ini cuma tragedi," balas Disha lembut dengan nada bergetar parau.

Nyonya Anya semakin menangis penuh rasa penyesalan ketika Disha tampak tersenyum tipis, walau terlihat dari wajahnya yang penuh dengan ratusan butiran bening air mata berjatuhan tanpa bisa ia tahan sama sekali.

"Mama minta maaf Disha karna Mama tidak bisa jaga Zayn dengan baik." cicit Nyonya Anya lagi seraya menangis menjadi, dan hal tersebut membuat Disha langsung memeluk Mama mertuanya dengan erat agar wanita cantik paruh baya itu merasa tenang.

Setelah Dylan dan Disha sampai ke tempat kejadian beberapa saat lalu, mereka langsung disambut oleh tangisan dari Nyonya Anya juga Daisy yang sungguh merasa menyesal atas hilangnya Zayn siang itu.

Selepas pagi belum sempat menyapa Dylan serta Disha langsung pergi menuju Puncak Bogor Jawa Barat untuk menyusul keluarga besar Mahaprana di sana yang terus saja gelisah dan kelimpungan dalam mencari bayi mereka yang hilang siang itu. Disha menangis sepanjang malam tanpa henti-hentinya mengkhawatirkan Zayn, Ibu mana yang tak cemas akan anaknya yang hilang? Meski Disha tahu dan sadar jika ia memang bukan Ibu Kandung dari bayi itu, namun entah kenapa ia sudah sangat menyayangi Zayn melebihi dari jiwanya sendiri.

Dylan yang menemani Istri sepanjang malam ikut terjaga, bagaimana tidak jika ia lengah dan tertidur saat itu maka Disha akan berbuat hal yang tak masuk akal dengan salah satu kejadian malam itu, Disha berusaha mengendap-ngendap pergi dari rumah kalau bukan Dylan yang terus berada di sisinya gadis itu akan pergi menyusul keluarga Mahaprana di sana dengan alasan Disha ingin bertemu bayi nya yang hilang. Gila. Kata itulah terlintas jelas dalam benak Dylan saat memergoki Istrinya yang hampir lepas dalam genggamannya. Disha seperti orang linglung tanpa tujuan sepanjang malam menangisi foto bayi mereka dan hal tersebut membuat cowok itu tak bisa diam begitu saja, sebelum pagi menyapa bumi kedua pasangan suami istri muda itu telah bergegas pergi menuju tempat tujuan mereka yakni Puncak Bogor Jawa Barat, menuju tempat menghilangnya bayi mereka bernama Zayn Davindra Prameswari Mahaprana.

"Daisy juga minta maaf kak Disha, karna udah lengah jaga Zayn," lirih Daisy yang kini ikut berhambur memeluk Mama nya juga Disha.

Di tempat mereka, Dylan, Tuan Gama, Devan, David dan Dayana hanya bisa tertunduk merasakan kesedihan yang semakin mendalam.

"Sampai kapan pencariannya?" tanya Dylan wajahnya yang sendari tadi datang menunjukkan raut datar menatap ke depan saat Tuan Gama dan Adik laki-lakinya menoleh padanya.

Tuan Gama menepuk lembut beberapa kali bahu kokoh Dylan, cowok itu tahu apa maksudnya Papanya tengah berusaha menenangkan suasana hatinya.

"Papa yang akan bertanggung jawab Nak," balas Tuan Gama.

"Dylan tanya sampai kapan mereka nemuin Zayn Pah!"

Semua orang terkejut bukan main setelah Dylan mengeram hebat, Devan langsung menahan kedua bahu lebar Kakaknya yang terasa bergetar bahkan wajah Dylan sudah memerah padam menahan tangis juga amarah, kedua netra dengan iris tajam berkaca membendung air mata siap membuncah. Tuan Gama menghela berat setelah mendapat erangan kasar dari Putra sulungnya itu. Sementara Disha tak beraksi apa-apa gadis berwajah pucat seperti bak zombi cantik yang hidup hanya menatap kosong arah depan.

"Lo tenang, polisi bakal terus cari Zayn sampe ketemu. Papa udah kasih arahan kepolisian setempat untuk terus laku in pencarian sampe Zayn ketemu, jadi lo tenang," lerai Devan berusaha menenangkan Kakaknya itu.

Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang