Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ]

38. Kekacauan SMA Pelita Dharma

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

Suara pecahan kaca dan benturan-benturan benda tumpul dari arah luar semakin memekakan gendang telinga. Ditambah teriakan tangis juga Sirine semakin meremangkan bulu kuduk. Ini seperti perang yang terjadi secara tiba-tiba.

Seorang cewek yang meringkuk di bawah tumpukan meja sebuah kelas semakin menangis lirih, ia sudah tak dapat berpikir bagaimana kondisi di luar dan bagaimana keadaan para sahabatnya juga satu lagi, pria yang sangat dia cintai yakni Dylan Alvaro Mahaprana sang Suami tercinta ia hanya bisa berharap semua orang yang ia sayang terlindungi dan tak terjadi apa-apa.

Disha memeluk lututnya kedua mata terpejam berharap semua kejadian hari ini akan selesai dan tak pernah terjadi, isak tangisnya lirih sesekali mengucapkan nama sang Suami disela-sela. Cewek itu benar-benar ketakutan di sini seorang diri.

Di luar, sebuah ponsel mewah bermerek tergeletak di bawah tumpukan-tumpukan tenda bazar yang rusak. Berkali-kali ponsel tersebut bergetar menandakan sebuah panggilan masuk yang tidak terjawab, bahkan sampai panggilan itu selesai terlihat pula notifikasi ratusan panggilan masuk tak terjawab dari sebuah kontak nama bertuliskan 'My World.' besertakan emoji cinta berwarna ungu. Itu adalah ponsel Disha yang tertinggal di bazar.

Kondisi SMA Pelita Dharma saat ini tak terkendali banyak pihak keamaanan aparat negara mulai berdatangan masuk ke lapangan utama sekolah itu yang menjadi tempat kejadian perkara kerusuhan yang terjadi secara tiba-tiba tersebut, untuk mengamankan para siswa yang tak terlibat dan yang terlibat.

Entah siapa pelaku utama yang menyembabkan kericuhan ini terjadi, Aparat kepolisian tengah menyelidiki dan mencari siapa pelaku utama kericuhan ini.

Di tengah riuhnya para siswa di lapangan utama SMA Pelita Dharma tengah melakukan penyerangan pembelaan terhadap murid sekolah lain yakni SMA Pancasila semakin memanas, Tawuran antar sekolah yang terjadi secara terang-terangan menyeret nama baik sekolah masing-masing. Banyak murid yang panas kepala terus menghujam beberapa benda tumpul kearah lawan sebagai perlawanan, ratusan murid yang terlibat aksi ini tak dapat dikendalikan oleh para Aparat negara.

Suasana benar-benar tak terkendali banyak para murid perempuan yang menangis histeris akibat tragedi ini, bahkan seluruh anggota Gengster Silent Boom berusaha melerai murid sekolah mereka untuk berhenti menyerang.

Dylan. Si Ketua Gengster Silent Boom tak terlihat di tumpukan murid yang masih membara melawan para musuh, hanya terdapat Kalandra serta anggota intinya yang berusaha menghentikan dibarisan paling depan.

Kaki jenjangnya melangkah lebar mencari sosok yang sendari tadi ia khawatirkan, tak peduli dengan puluhan murid yang berdesak-desakan mencari tempat aman untuk bersembunyi. Badannya yang tinggi kekar itu menerobos tanpa ampun siapa pun yang ada di depannya.

Dylan terengah-engah cemas mencari keberadaan Istrinya yang sejak tadi ia hubungi tak membalas panggilannya sontak itu benar-benar membuatnya sangat takut. Wajah cowok itu mengeras hebat antara marah dan cemas bercampur satu.

Dari mulai lantai satu hingga lantai tiga Dylan berlari mencari Disha namun, sosok Istrinya itu tak juga ia temukan, ini benar-benar sebuah mimpi buruk terbesarnya entah kenapa pikirannya malah berkecamuk dengan hal diluar batas, ia takut jika Disha dijadikan sandra oleh ketua Gengster musuhnya yakni Keandra Aditya Pranadipa sebagai jaminan agar Dylan mau menggeser kedudukannya sebagai ketua Gengster yang disegani oleh siapa pun. Namun hal itu tak akan pernah terjadi sampai kapan pun, bahwasanya Silent Boom dan Black Moon tak akan pernah bersatu.

"DISHA!"

Teriakan itu melengking di koridor tepatnya lantai empat, banyak deretan ruang kelas, Laboratorium, dan juga Perpustakaan di sana tampak sepi tak berpenghuni sepertinya para murid sudah diamankan oleh Guru beserta Staf yang lain.