Arga dan anak-anak pun sudah sampai di rumah mereka turun dan masuk kedalam terlebih dahulu sedangkan Arga memarkirkan mobilnya dulu di bagasi rumahnya.
___Arga___
Ruang tamuTernyata mereka menungu Arga masuk diruang tamu dan ngobrol-ngobrol dengan Vanka sedangkan Gibran sudah Vanka taruh di kamarnya dan Gibran sudah tidur dengan nyenyak.
Arga pun datang menghampiri mereka ....
"Ayo semuanya tidur besok kita berangkat langsung kepuncak pagi-pagi jadi sebaiknya kita tidur lebih awal" perintah Arga kepada anak-anak dan mereka pun pergi kekamar tamu untuk mengistirahatkan tubuh mereka.
"Sayang bikinin aku teh anget" rengek suaminya itu minta di buatkan teh oleh istrinya.
"Ckkk!!! Tadi di depan anak-anak tegas sekarang kenapa jadi manja" Vanka memberikan smirk kepada suaminya itu .
"Kan itu sama anak-anak kalo sama kamu beda" jelasnya masih dengan nada manja. Tentu saja Arga akan terlihat seperti bayi besar hanya di depan Vanka sedangkan di depan orang lain dia akan terlihat cool, walaupun dia orang yang bucin akut pada pasangan namun Arga tidak mengumbar tingkah manjanya itu entahlah dia hanya gengsi.
"Yaudah tunggu di sini" titah Vanka. Dia berjalan menuju dapur untuk membuatkan Arga teh hangat.
"Siap Sayang" Arga memberi hormat kepada istrinya itu.
Sekembalinya ia di dapur ia melihat suaminya sedang bergelut dengan laptopnya menyelesaikan kerjaan kantornya agar besok tidak terganggu dan bisa menikmati kebersamaan bersama keluarganya.
Vanka menghampiri suaminya dengan membawa secangkir teh panas dengan sepiring cemilan di dalamnya.
"Ini mas teh angetnya sama cemilan nemu di kulkas kayanya sisa Gibran tadi siang" ucapnya memberi tahu asal cemilan itu.
"Iya sayang gak apa-apa makasih ya" Arga menyeruput teh nya dengan mata yang masih terfokus kelayar laptopnya.
Vanka menguap dan menyenderkan tubuhnya di sofa. Dia nampak sudah mengantuk namun dia memilih untuk menemani suaminya menyelesaikan pekerjaan nya.
Arga yang melihat istrinya sudah kelelahan dan butuh istirahat kemudian melepaskan kacamata dan menutup layar laptopnya. "Sayang ayo pindah ke kamar jangan tidur disini nanti badan kamu sakit".
Vanka mengucek-ngucek matanya."Emang kerjaan kamu udah selesai?" tanyanya karena melihat layar laptop sudah ditutup.
Arga menggeleng meskipun kerjaan nya belum selesai namun dia tidak tega melihat istrinya yang sudah mengantuk itu."Belum nanti aku selesain di kamar setelah kamu tidur".
Arga menggendong Vanka seperti sedang menggendong koala karena harus menaiki tangga itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai ke kamarnya dan Vanka sudah tertidur dalam gendongannya.
Dia menatap lamat istrinya itu satu demi satu anak tangga Arga naiki dengan hati-hati agar tak membangunkan istrinya.
Dia berhenti sejenak di anak tangga ke 11 dirinya menatap dalam istrinya yang sedang tertidur menyandarkan kepalanya di dadanya yang bidang itu.
Arga menundukan pandangan dan mengesek-gesekan hidungnya di puncak kepala Vanka dan Vanka hanya menggeliat kecil di dalam tidurnya itu.
"Kenapa kamu masih terlihat cantik ketika tertidur seperti ini" gumam Arga memuji kecantikan sang istri.
Tiada hari tanpa memuji kecantikan istrinya. Ya tau cantik tapi gak tiap hari juga mujinya kali om :)
"Beruntung aku bisa rebut kamu dari Daffa" lanjut Arga dia sangat benci kepada mantan pacarnya Vanka yang satu itu. Mencoba terus menganggu kebahagiannya dan menghalalkan segala cara untuk merebut Vanka dari genggamannya. Sungguh menyebalkan.
Beberapa hari terakhir ini Vanka sering di chat Daffa, namun tentu saja Arga tidak tinggal diam, di kala itu saat melihat notif dari laki-laki berengsek itu jelas Arga langsung menghapus serta memblokir kontaknya namun lagi-lagi Daffa datang dengan nomor baru terpaksa dia harus membelikan nomor baru untuk istrinya.
Daffa yang terlalu terobsesi pada Vanka dan Arga yang posesif tetap kukuh pada pendirinya tidak boleh ada yang menyentuh wanitanya, selain dia dan anak-anak nya meskipun kadang dia juga sering cemburu kepada Gibran. Tetapi Arga lebih tidak rela jika Vanka harus di sentuh pria lain.
Vanka bergerak membuat Arga tersentak kaget hampir saja dia akan terjatuh bersama Vanka kalau saja arga tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
Vanka mengeleng-geleng pelan mencari kenyamanannya sendiri di dada bidang Arga sedetik kemudian gelengannya terhenti dan Vanka mulai menutup matanya kembali.
"Sttttt" Vanka begitu sangat menggoda imannya saat ini benar-benar istrinya ini selalu saja menghantam pertahanan Arga.
"Cukup baby jangan terlalu banyak bergerak atau aku akan menerkammu malam ini" lirih Arga namun penuh tekanan. Namun apalah daya Vanka sedang terlelap mana mungkin dia mendengarnya.
Dada Arga berdegup kencang saat Vanka mulai menaruh tangan di dadanya sedangkan tangan yang satunya masih setia mengait di leher Arga.
Arga segera berjalan kali ini dia berjalan cukup cepat Arga tidak bisa terus menahan semua ini atau dia akan khilaf.
Dia segera mendekat ke arah pintu kamarnya dia membuka pintu dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan mencoba untuk menahan tubuh Vanka agar tidak terjatuh.
Vanka menggeliat merasakan sentuhan di area pinggangnya entahlah dia manusia yang mudah sekali merasa geli di bagian leher atau pinggangnya jika tersentuh.
"Sttt baby jangan terlalu banyak bergerak nanti kamu terjatuh" merasa Vanka yang terus bergerak Arga kembali meletakan tangan yang satunya di pinggang Vanka karena takut wanitanya ini terjatuh.
Vanka terlelap lagi beberapa kali menggeliat namun dirinya tak terbangun malah semakin terlelap mungkin saking nyamannya tidur di pelukan suami.
Arga berjalan dengan perlahan menatap istrinya dalam dan menyisir lembut surai hitam milik Vanka halus dan harum itulah yang Arga rasakan.
Vanka selalu saja membuatnya candu entah pelet apa yang di pakai Vanka sehingga dia selalu jatuh dalam pesonanya itu. Sungguh tidak adil jika hanya dirinya yang dibuat tergila.
Sebelum menurunkan Vanka, Arga bergumam sendiri "next kita akan kedatangan tamu spesial seperti twins" ucapnya dengan kekehan kecil.
Arga sangat mendambakan kehadiran anak kembar dalam kehidupannya seperti akan seru jika mereka memberikan anak kembar sebagai hadiah untuk Gibran.
Gibran harus di kasih adik agar sifat manjanya berkurang dan tentunya agar Arga dapat leluasa dekat dengan Vanka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Family (On Going)
RomancePerhatikan batasan usia, bocil dilarang mendekat. Ceo muda tampan karismatik, dan bucin akut pada pasangannya? Cemburuan adalah sifat yang mendominasi seorang Arga Rajendra Dirgantara, ceo sekaligus ketua gang Argasena ini harus menelan pahit-pahit...