16. kembali kerumah

110 9 1
                                    

Setelah chek out mereka pun pulang bersama-sama di depan ada mobil Arga dan istrinya di belakangnya ada mobil para cewek-cewek dan anak-anak Devils Angel di ikuti di belakangnya lagi ada motor anak-anak Violence. Mereka berbaris di belakang guna mengawal mobil Arga dan Vanka.

_____ARGA_____
Di perjalanan pulang ke Bandung mereka tidak lupa mampir ke toko oleh-oleh yang tersedia di sana.

"Jalan-jalan gak beli oleh-oleh yang bener aja rugi dong" ucap Revan heboh dia memborong dodol serta mochi yang di jual di toko oleh-oleh itu.

"Jangan di borong semua yang lain gak kebagian" protes Zeandra lantaran Revan membeli oleh-oleh sebanyak dua kantung kresek besar.

."Rezeki buat si teteh penjual inilah di borong dagangannya".

"Iya rezeki tapi ga ngehabisin sampai yang lain gak kebagian kalo" Zeandra yang kesal menoyor kepala Revan dengan cukup keras.
Setelah di rasa sudah cukup dengan oleh-oleh nya mereka melanjutkan perjalanan ke Bandung.

Sesampainya di Bandung mereka mampir ke kediaman Dirgantara untuk rehat sejenak sebelum akhirnya pulang kerumah masing-masing.

KEDIAMAN DIRGANTARA FAMILY

Mereka masuk dan memarkirkan kendaraannya di dalam bagasi dan motor di parkir, di depan teras bagasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka masuk dan memarkirkan kendaraannya di dalam bagasi dan motor di parkir, di depan teras bagasi.

Anak-anak pun duduk di sopa ruang tamu dan ada yang duduk lesehan di karpet yang sudah di sediakan asisten rumah tangga di sana.

Mereka menonton TV dengan segelas teh hangat dan makanan ringan, mereka asik mengobrol dan tak lama arga mengajak anak-anak untuk barbequean di teras depan rumah.

"Kita barbequean yuk di teras daddy udah beli steak nya nih banyak sayang kalo gak di makan" Ajak Arga ketika yang lainnya tengah bersantai.

"Kuyy daddy kita party steak hari ini" ucap semua anak-anak di sana.

"Ayo cepet kita keluar" titah Arga.

Mereka semua pun pergi ke teras rumah untuk memasak steak di depan sementara cewek-ceweknya menyiapkan desert, minum dan cemilannya di bantu asisten rumah tangga .

❧❧❧❧

Selesai masak semua steak kemudian mereka taruh di atas piring dan di hias dengan cantik oleh Arthan dan juga Gio.

"Steaknya udah ready nih ayo makan" ucap Arga memberi tahu kepada cewek-cewek yang sedang asik menonton tv dan bergosip.

Mereka pun keluar dan segera duduk di tempat yang sudah tersedia dan memakan steaknya.

Arga memotong steak dan menyuapi nya kepada istrinya hal yang di lakukan Arga itu sontak menuai sorotan dan sorakan heboh dari anak-anak.

"Bucin terus" sindir Erthan yang tengah mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.

"Iri ya lo kasian gak mampu nyaingi" ejek Agath k mengetahui jika Erthan jomblo..

Erthan pun terdiam dan tidak banyak bicara lagi karena takut jika di ulti oleh Agatha lagi.

Mereka melanjutkan makan steak bersama-sama dan saling mengobrol bersama.

❧❧❧

Selesai makan mereka pun pulang kerumah masing-masing dan berpamitan kepada Arga Vanka dan Gibran.

"Kami semua pamit dulu mami, daddy dan Gibran" teriak mereka semua dengan kompak.

"Iya hati-hati di jalan dear" Vanka melambaikan tangan kepada semua anak-anak.

Mereka pulang berboncengan dengan pasangan masing-masing namun ada beberapa yang membonceng teman cowoknya di karenakan tidak memiliki pasangan.

Gibran yang sedari tadi sulit untuk mengendalikan ngantuk langsung bergegas pergi ke kamar tanpa bilang apapun pada Vanka.

Membuat Vanka kebingungan mencari anak kesayangannya itu pasalnya Gibran belum meminum susu buatan nya itu kalau di biarkan susu nya akan dingin dan tidak enak. Gibran tidak menyukai susu dingin dia akan meminum susu selagi hangat lebih enak masuk kedalam tenggorokan nya juga.

Vanka mencari ke taman belakang mungkin Gibran sedang berada di sana sedang bermain dengan bi Susi. Pasti Gibran merindukannya setelah beberapa hari berpisah.

"Mungkin di taman belakang" pikirnya dia pun berjalan menuju pintu belakang rumah berharap menemukan Gibran.

Namun setelah membuka pintu dia tidak melihat Gibran dia hanya melihat Arga yang tengah bersantai di bangku taman sambil menikmati secangkir teh lengkap dengan biskuit nya.

Vanka menghampiri suaminya dan bertanya apakah dia melihat Gibran dirinya tengah mencari nya dari tadi namun tidak kunjung menemukan nya. "Mas" panggil Vanka membuat Arga menoleh ke sisinya.

"Apa sayang" tanya nya dia meletakan teh di atas meja dan menatap lekat istrinya yang membawa segelas susu "aku tidak menginginkan susu aku punya teh lengkap dengan biskuit nya"

Vanka memutar bola matanya jengah dia tak habis pikir Arga bisa segeer itu siapa yang membawakan susu untuk nya toh ini punya Gibran "bukan buat kamu ini buat Gibran, kamu liat Gibran gak?".

Kini Arga yang memutar bola matanya jengah dia mengalihkan pandangannya dan meminum teh nya kembali lalu bersidekep dada "gak tau" ketusnya dia pikir Vanka ke sini akan menemani nya bersantai namun ternyata hanya menanyakan anak kesayangannya itu.

"Yaudah" Vanka berbalik arah dia ingin masuk lagi ke dalam untuk mencari Gibran lagi.

"Apa kamu gak mau nemenin aku? Ck ternyata Gibran lebih penting dari segala nya" sindir Arg yang cemburu karena melihat istrinya lebih memperhatikan Gibran ketimbang dirinya..

Hal itu membuat Vanka menghentikan langkahnya dan menaikan sebelah alisnya dia berjalan mundur beberapa langkah dan menatap sinis ke arah suaminya "Gibran gak bisa minum susu dingin jadi selagi panas akan lebih baik aku menemukannya" tegasnya Arga selalu cemburu dan bersikap seolah-olah dia anak kecil yang sedang merajuk.

Vanka meninggalkan Arga tanpa menoleh kebelakang lagi Arga mode cemburu dan posesif sungguh sangat menyebalkan.

Arga berdecak sebal melihat istrinya lebih mementingkan Gibran di bandingkan dirinya itu. Sebenarnya bisa saja bi Susi yang memberikan susu kepada Gibran karena biasa nya juga seperti itu mengapa sekarang harus Vanka yang memberikannya.

Arga tidak peduli dia melanjutkan kegiatan meminum secangkir teh nya dengan biskuit yang sudah dia bawa sambil menikmati air mancur di taman belakang rumahnya. Berdebat dengan Vanka memang selalu menguras emosi dan membuat suasana hatinya sedikit memburuk untuk hal itu lah dia mencoba mencari suatu hal yang bisa mood nya kembali naik.

Masalah membujuk Vanka itu urusan gampang yang dia bisa atur lain waktu saat ini dia harus mendinginkan hati yang terbakar oleh rasa cemburu.

Arga memang posesif tidak mau berbagi apa yang menjadi milik nya dengan orang lain meskipun itu dengan Gibran anak nya sendiri. Ya Arga memang egois sangat egois sehingga egonya sering membutakan mata hati nya untuk melihat anak nya sendiri sebagai saingan nya.

Sweet Family (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang