Argasena adalah sebuah gang motor yang di ketuai oleh Arga beranggotakan delapan orang yaitu, Daniel Agaspati, Ervano Dewata, Abrisam Abimana, Faridan Darmawan, Gilbert Abbiyu Jonnathan, Nathan Wijaya, Deviano Chandra Winata dan Arga Rajendra Dirgantara.Gang motor yang di ketuai oleh Arga ini sudah terkenal keseluruh penjuru nusantara anggotanya tersebar dimana-mana.
Arga membuat gang ini bertujuan untuk membantu masyarakat serta melindungi mereka dari kekejaman anggota gang motor yang sering membuat ulah di jalanan.
Gang ini di bangun pada saat Arga masih remaja dan mereka hanya beranggotakan tujuh orang sebelum hadirnya Deviano sebagai anggota baru sekaligus anggota termuda.
Untuk sekarang ini para anggota Argasena jarang sekali berkumpul di karenakan mereka di sibukkan dengan urusan masing-masing. Arga dengan urusan kantornya serta sibuk menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya. Gilbert, Abrisam, dan Ervano sibuk dengan bisnis tambangnya. Faridan, Daniel, dan Nathan yang sibuk dengan bisnis berliannya dan anggota termuda Argasena yaitu Deviano melanjutkan pendidikan S2 nya demi menunjang kehidupan nya di masa depan Deviano bercita-cita ingin menjadi jaksa.
Mereka hanya bisa berkumpul pada saat tertentu saja tidak setiap saat seperti waktu saat mereka masih remaja.
Terakhir mereka berkumpul bersama saat Athar di berikan nama mereka sengaja datang dengan tidak mengabari Arga terlebih dahulu karena ingin memberikan kejutan.
Kemungkinan mereka akan bertemu kembali saat ulang tahun Athar yang ke 6 tahun karena Arga akan mengundang teman-temannya itu.
Argasena yang mempunyai slogan "friends are everything" yang artinya teman adalah segalanya kini berubah menjadi "money are everything" mereka kini sibuk mengejar dunia mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
Memiliki waktu yang sedikit membuat mereka sulit untuk bertemu mereka berkabar hanya melalui telepon atau chat.
_____ARGA_____
Arga melakukan panggilan video kepada ketujuh temannya itu.
Terlihat Gilbert dan Abrisam yang sedang memandori para pekerja di tambang, Ervano yang berkutat dengan laporan para pekerja.
Sedangkan Faridan, Daniel dan Nathan sedang menikmati secangkir kopi dan menonton televisi di rumah nya masing-masing terlihat sangat kompak para boss jual-beli berlian ini.
Dan Deviano yang sibuk berkutat dengan laptopnya menyusun skripsi nya yang harus dia selesaikan dalam tenggang waktu 2 minggu ini.
"Kasian bungsu Agrasena ini di perbudak oleh tugas dan dosennya" tawa menggelegar keluar dari mulut Nathan yang asik meledek Deviano lelaki yang berparas tampan namun juga terlihat cool ini memang suka menggoda Deviano.
Sontak semua ikut menertawakan Deviano.
Devinano yang sedari tadi sibuk menatap dan menulis skripsinya itu sekarang menutup laptopnya dengan keras lalu menatap nyalang ke arah Nathan. Devinano terlihat sangat marah dia tidak suka jika dirinya sedang serius mengerjakan sesuatu di ledek seperti itu.
Nathan yang melihat itu menyemburkan kopi yang telah dia minum dia terbatuk kala melihat mata Devinano menatap tajam kearahnya.
"Udah Vin, kita di sini buat ngobrol bukan ribut jadi simpan emosi lo buat nanti. Pas Athar ulang tahun yang ke 6 tahun gue bakal adain pesta besar-besaran, lo semua gue undang" ucap Arga dengan raut wajah yang serius "Dan lo berdua" arga menunjuk Devin dan Nathan "bisa ribut nanti. Gue siapin ring tinju sekalian" lanjutnya dengan serius.
"Ck, males ladenin bocah ingusan" decak Nathan malas.
"Gue juga males ladenin aki-aki bau tanah" ucap Devin tak mau kalah.
"Lo" urat-urat Nathan tercetak jelas di lehernya.
Arga berdecak sebal melihat pertengkaran ini seperti anak tk saja. "Ck! Lo pada kaya bocah kemarin sore kalau ribut" Arga merotasi bola mata nya malas dia keluar dari video call grup dan matikan ponselnya tidak peduli jika pertengkaran itu terus berlanjut dia memilih untuk menyandarkan tubuhnya di kursi sebelum melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
Mereka memutuskan untuk berkumpul di markas namun pertengkaran itu tetap terjadi di markas sehingga mengundang amarah dalam hati semuanya.
"Udahlah berisik kalian ini ribut mulu ganggu ketenangan gue aja" protes Faridan yang sedari tadi hanya memejamkan matanya dan bersandar di kursi tanpa menghiraukan keributan yang terjadi.
"Gak penting banget tau gak! kalian itu ributin masalah sepele besar-besarkan kaya bocah aja" protes Abrisam kegiatan nya meminum kopi menjadi terganggu karena keributan yang tidak penting sama sekali.
"Ya nathan duluan yang mulai" bela Devin yang tak terima di pojokkan.
"Ya lo juga kenapa ngegas?" Tanya Nathan tak mau kalah.
"Persetanan siapa yang mulai kalian itu berdua sama-sama salah" kecam Arga perdebatan teman-temannya membuat dirinya tak fokus bekerja.
"Maaf" cicit Devin sambil menunduk.
"Maaf bro" sambung Nathan meminta maaf atas kesalahan yang dia lakukan.
"Lo pada bisa diem gak" sentak Ervano rasanya untuk memejamkan matanya saja itu adalah hal yang sulit sudahlah pekerjaan yang membuat dirinya susah tidur di rumah pergi ke markas berharap bisa istirahat namun tidak teman-temannya bahkan tidak memberi waktu untuk nya beristirahat sejenak.
"Maaf Van mending kalo lo mau tidur di rumah aja udah tau di sini mah suasana nya kaya pasar" ralat Daniel yang sedari tadi tidak angkat bicara.
"Kalo itu bisa gue lakuin mungkin gue gak bakal di sini" Ervano mengacak rambutnya frustasi.
"Lo mending tidur di kamar biasa aja yang gue tempatin buat ngerjain kerjaan" titah Arga dia tau kini Ervano membutuhkan istirahat karena pekerjaan yang membuatnya sibuk sehingga menyita waktu istirahat nya. Kenapa tidak tidur di rumah? Karena jika di rumah sudah di pastikan dia akan memikirkan pekerjaan nya ketimbang istirahat.
Ervano pun beranjak dari sofa menuju kamar utama untuk beristirahat. Setelah Ervano pergi tatapan Arga berubah menjadi dingin tajam dan menusuk ke arah Devin dan Nathan. Mengambil nafas dan membuang nya secara kasar. "Lo berdua bukan anak kecil lagi yang harus ribut karena masalah sepele!" Kecamnya dengan nada dinginnya "kalian ini gak malu sama umur? Gak malu juga sama Gibran! Dia anak kecil tapi bisa menyelesaikan masalah tanpa emosi sedangkan kalian ck" tekannya dengan seringai yang membuat bulu kuduk berdiri semua.
"Maaf" ucap keduanya sambil menunduk "kita tau kita salah kita janji gak bakal lakuin itu lagi" cicit Devin berharap Arga tidak berlanjut marahnya.
Arga memejamkan matanya "gue gak butuh janji. Lo harus tepatin omongan lo! Karena lelaki itu yang di pegang itu omongannya" tegasnya dia sama sekali tidak ingin di bantah oleh siapapun waktu nya sudah terbuang sia-sia karena hal yang gak penting.
Devin dan Nathan mengangguk mengerti, mereka berjanji akan menepati omongannya untuk tidak meributkan hal yang sepele.
Semua melanjutkan aktivitas nya masing-masing Arga dengan pekerjaannya yang menanti, Devin dengan tugas skripsinya yang sempat tertunda, Abrisam dengan kopi nya yang mendingin dan Faridan yang melanjutkan rebahan nya sambil memejamkan mata serta Daniel yang sedang bermain game online, sedangkan Ervano entah sudah sampai mana dia bermimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Family (On Going)
RomancePerhatikan batasan usia, bocil dilarang mendekat. Ceo muda tampan karismatik, dan bucin akut pada pasangannya? Cemburuan adalah sifat yang mendominasi seorang Arga Rajendra Dirgantara, ceo sekaligus ketua gang Argasena ini harus menelan pahit-pahit...