Vanka menarik suaminya masuk kedalam kamar dan menyuruh suaminya untuk duduk di pinggir tempat tidur sejurus kemudian Vanka meminta penjelasan mengapa suaminya itu tampak marah melihat Vanka berada dikamar Gibran.
"Coba jelasin sama aku kenapa kamu marah!" ucap Vanka meminta penjelasan.
Arga hanya diam tidak menjawab ia melipat bibir atasnya kedalam dan memalingkan wajahnya..
"Ouh okey kalo gitu aku tidur di kamar Gibran aja!" ancam Vanka.
Saat Vanka pergi berjalan menuju pintu Arga pun berdiri dan mengejarnya ia memeluk tubuh Vanka dari belakang lalu ia berjalan mundur menuju tempat tidur dengan tangan yang masih terus memeluk Vanka.
Saat sampai di tempat tidur arga membalikan badan Vanka dan memeluknya dari arah depan.
Arga menangis dalam pelukan Ganka ia terisak seperti anak kecil yang kehilangan permen tangisnya terdengar sangat menyakitkan.
Vanka memeluk tubuh Arga yang bergetar karena tangisannya ia mengusap-usap punggung Arga dengan lembut guna menenangkan suaminya itu setelah suaminya tenang Vanka pun bertanya mengapa ia menangis seperti itu.
"Why?why are you crying like that?" tanya Vanka.
"Hiks,, hiks,,, hiks,,,akkkuuuu tadi nyarii,,, kamu dimana-mana gak ketemu taunya kamu ada dikamar Gibran huaaaa" Arga pun mulai menangis lagi.
Vanka menepuk jidatnya dia tidak habis pikir kepada perilaku suaminya itu dia selalu saja cemburu kepada Gibran padahal Gibran adalah putra kandungnya sendiri.
"Udah ah masa kamu cemburu sama anak kamu sendiri sih" ujar Vanka sambil mengelap air mata Arga.
"Hiks,,, hiks,,,, kamu lebih perhatian sama gibran dibanding aku!" protes Arga dengan isak tangisnya.
"Terus kamu maunya gimana sayang?" tanya Vanka lembut.
"Maunya dimanja kamu terus" rengeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Family (On Going)
RomancePerhatikan batasan usia, bocil dilarang mendekat. Ceo muda tampan karismatik, dan bucin akut pada pasangannya? Cemburuan adalah sifat yang mendominasi seorang Arga Rajendra Dirgantara, ceo sekaligus ketua gang Argasena ini harus menelan pahit-pahit...