Bagian 24

13 6 1
                                    

"Naura, lo kemana aja kok kemarin ga datang?"

"Perut gua sakit."

Faza langsung memeluk Naura.

"Lo bau terasi, Za."

Faza nyengir. "Tau aja, tadi gua habis makan. Bau banget ya?"

"Iya." Naura langsung keluar dari kelas.

"Eh, Nau. Tungguin gua dong." Faza segera menyusul kepergian Naura.

"Nau, lo tadi berangkat sekolah sama siapa?"

"Mas ojol."

"Pacar lo ga cemburu?"

"Selagi dia gatau, ya gapapa."

"Tapi kenapa ga bareng sama mas pacar?"

"Lo banyak nanya ya." Naura segera membayar belanjaannya dan kembali ke kelas.

"Gua jajan ga ya? nanti aja deh pas jam istirahat." Faza terus mengejar Naura hingga kembali ke kelas.

"Nau." Panggil Bryan.

Rani yang baru saja datang langsung menatap penuh selidik ke arah Bryan.

"Mau apa lo?" - Rani

"Siapa lo?" Bingung Bryan.

"Kami ga nerima kelas lain, sana gih pergi." Usir Faza.

"Lo juga, siapa?" Bingung Bryan ke arah Faza.

"Kenalin, masa depannya Neymar."

"Penggemar gadungan."

"Apa kata lo?!"

"Hahahaha." Rani langsung tergelak mendengarnya.

"Lo diem! ga usah ikut campur." Sinis Faza ke Rani.

"Nau, gua mau ngobrol sebentar sama lo."

"Ayo, gua ikut." Ajak Faza.

"Hama ga boleh ikut." Jawab Rani.

"APA?!"

Setelah menghabiskan jajanannya, Naura langsung keluar dari kelas untuk membuang sampah makanannya.

"Jadi gak?" Tanya Naura menoleh ke Bryan.

"Oh, jadi."

Setelah Bryan dan Naura pergi, Rani dan Faza membuntuti mereka.

Taman Belakang Sekolah

"Ih, geseran dikit bisa ga sih lo!" Kesal Rani karena sedari tadi Faza menyempil di dekatnya.

"Ini tuh udah mentok. Ntar kalau gua geser bisa kelihatan kaki gua."

"Siapa suruh gendut."

"Maksud lo? gua ga gendut ya!"

"Kaki lo lemak semua isinya, gimana ga gendut namanya."

"Daripada lo, kerempeng."

"Celek mata lo? berisi begini."

"Apa-apaan, tulang semua isinya."

Rani menghela napas. "Ya udah, kita sama-sama berisi, tapi bisa ga lo ke semak-semak satunya lagi, di sini beneran pengap tau."

"Ga mau, gua mau di sini. Lo aja sana pindah."

Rani mengalah dan memilih bersembunyi ke semak-semak yang lain.

"Nah, gitu dong. Ngalah sama senior."

"Senior ndas lo!" Kesal Rani.

Bryan mulai menghembuskan asap rokoknya ke hadapan Naura.

"Uhuk-uhuk..." Naura segera mengibas-ngibaskan tangannya ke udara.

D'amore (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang