Naura menghela napas berat. Baginya, setiap hari adalah hari yang kosong, tidak ada yang menarik.
Semua terasa menyedihkan.
Ting
Naura meletakkan sepatu sekolahnya ke rak dan menuangkan segelas air putih.
"Huhh..."
Ting
Setelah meneguk habis segelas air, Naura beralih mengambil ponselnya dari meja ruang tengah.
2 pesan masuk
Bang HarunNaura tidak memperdulikan pesan tersebut dan meletakkan kembali ponselnya ke atas meja.
Ia lebih memilih untuk mengganti seragam sekolah dari pada membuka pesan tersebut.
Drttt... Drttt....
Drttt... Drttt....
Setelah selesai mengganti baju, ia langsung menyanduk nasi hendak makan.
Drttt... Drttt...
Lagi, lagi, ponselnya berdering.
Naura merasa jengah dan langsung mematikan panggilan tersebut.
Bang Harun
Dek
Kamu baik-baik aja 'kan?
panggilan suara tak terjawab.
panggilan suara tak terjawab.
panggilan suara tak terjawab.
Naura langsung terduduk di sofa. Ia kembali menghela napas berat.
Tok tok tok
"Siapa yang datang?" Bingungnya berbicara sendiri.
Naura beranjak untuk membukakan pintu rumah.
Ceklek
"Nadia?"
PLAK!
Nadia langsung menampar kuat pipi Naura.
"Ini balasan lo karena udah bikin Radit sedih."
Naura hanya diam sambil memegangi pipinya yang memerah.
"Gua ga akan pernah diam aja kalau Radit diapa-apain sama perempuan apalagi modelan kayak lo!"
"Asal lo tau aja ya! Gua awalnya ga nerima kedatangan lo. Tapi Radit coba yakinin gua kalau lo perempuan baik-baik dan akan nerima gua juga dihubungan kalian."
"Setelah gua yakin kalau lo berbeda dengan perempuan pada umumnya, gua langsung nganggap lo sebagai seorang sahabat. Tapi sekarang apa?"
"Lo malah melampiaskan kekesalan lo kepada Radit dan mengakhiri hubungan kalian begitu aja."
"Lo sadar dong! Sebenarnya lo itu ga pantes buat Radit!"
"Lo itu cuma nambah-nambahin beban Radit aja, paham?!"
"Cukup!" Akhirnya Naura buka suara.
"Lo ga berhak menghakimi gua seperti ini!" Tegasnya.
"Semua yang terjadi ini, ga jauh-jauh dari seseorang yang udah ada di hadapan gua sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
D'amore (End)
Teen Fiction"Bulan selalu datang untuk menemani langit, tapi bintang cemburu. Bintang berniat tidak akan menemani bulan lagi, sehingga bumi hampa jika langit hanya bersama bulan saja. Layaknya dua orang yang menunggu kehadiran bintangnya." "Cinta segitiga?" Lel...