Lima Tahun Kemudian...
"Baiklah, sampai di sini rapat kita pada sore hari ini."
"Terima kasih, pak." Ujar serempak mereka.
Setelah selesai rapat, Radit langsung pergi dari sana.
"Gua mau investasi ke perusahaan lo." Ujar Abiyu yang tiba-tiba datang.
"Assalamu'alaikum, pak dokter sibuk nih belakangan ini. Mau ngopi dulu ga?" Sahut Ruben selanjutnya.
"Pak CEO tercinta kita juga lagi nyari kesibukan baru sih." Sindir Abiyu sambil menatap Radit.
"Anak magang diam aja." - Radit
"Buset, sekali ngomong agak nyakitin ya pak." - Ruben
"Bodoamat, yang terpenting sekarang ditraktir sama pak Dokter. Alhamdulillah makan enak hari ini." - Abiyu
"Astaghfirullah, itu mah enak ke lo, sengsara di gua." Ujar Ruben tidak terima.
Resto terdekat
"Dulu nih ya, kalau ngumpul biasanya cuma di warung kecil doang. Sekarang mainannya resto ternama gini loh." Ujar kagum Abiyu.
"Skripsi lo kapan selesainya, tuan Abiyu?" Pancing Ruben.
"Lo jangan mulai deh, Ben. Mentang-mentang jalur dalam."
"Seenak jidat! otak gua juga ikut andil ya."
"No comment, takut gagal ditraktir." Kekeh Radit.
"Bantuin gua, Dit. Tadi gua khilap."
"Derita lo."
"Mampus lo." Puas Ruben.
"Bisa kali cincinnya dipamerin." Pancing Abiyu membalas balik.
Radit langsung menatap Ruben. "Lo dilamar, Ben?"
"HAHAHAHA." Abiyu ketawa kenceng.
"Ini lo ngeledek gua slay atau gimana nih?" Ujar Ruben tidak terima.
"Eh, maksud gua, lo ngelamar anak orang? kapan?"
"Dia kalau ada berita bagus suka pendam sendiri. Tiba pas udah sedih, baru mau buka suara di depan kita."
"Wah, parah lo Ben." Radit jadi tidak terima.
"Ayo lo, Radit ada dipihak gua." Abiyu kesenangan.
"Ya udah, gua jujur deh sekarang. Ekhem..."
Abiyu langsung senyam-senyum ga jelas.
"Gua dan Faza udah tunangan."
"Apa?!" Bukan Radit yang berteriak, tapi malah Abiyu.
"Astaga, eh astaghfirullah. Jadi cewek yang lo lamar itu Faza? bukan Grace?"
"Maksud lo?" Heran Ruben.
"Gua kira hubungan kalian spesial, makanya gua udah nebak dari lama lo bakal nikah sama dia."
"Jangan bilang lo suka sama Faza?"
"Eh, engga Ben. Gua cuma ga nyangka aja lo milih beda agama sama dia."
"Asyhadu an laa ilaha illallah..."
"Ben, jangan Ben. Lo jangan lakuin itu. Gua ga mau jadi saksi atas leluconan lo ini. Gua ga mau dipidana atas tindakan mempermainkan agama." Panik Abiyu.
"...wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan (Rasul) Allah."
KAMU SEDANG MEMBACA
D'amore (End)
Teen Fiction"Bulan selalu datang untuk menemani langit, tapi bintang cemburu. Bintang berniat tidak akan menemani bulan lagi, sehingga bumi hampa jika langit hanya bersama bulan saja. Layaknya dua orang yang menunggu kehadiran bintangnya." "Cinta segitiga?" Lel...