"Mau lagi?" Tawar Ray.
Naura menggeleng sambil memasukkan ice cream terakhir ke mulut. "Makasih Ray."
Ray tersenyum kecil. "Udah kewajiban gua buat melindungi alam."
Naura menyerjit. "Maksudnya?"
"Karena di alam ada lo dan tugas gua adalah menjaga apa yang sudah ditakdirkan buat gua."
Naura terdiam sesaat. "Ray, kenapa lihatin gua kayak gitu?"
Ray langsung berkedip. "Eum, maaf." Tiba-tiba Ray mengelap sudut bibir bawah Naura.
"Kenapa?" Kagetnya.
"Belepotan."
"Hah? masa sih?" Naura langsung mengelap mulutnya.
"Udah gua bersihkan."
Naura langsung terdiam.
Ray paham dengan respon Naura, ia langsung berdiri. "Pulang sekarang?"
"Ke tempat lain dulu, bisa?"
"Ayo." Ray
Wildan Ketos
Sepupu lo gua bawa pergi
dulu ya.
√"Mau kemana?" - Naura
"Ke tempat dimana kita merasa lebih lega." - Ray
"Apa?"
Taman Bermain
Ray membawa Naura ke tempat bermain anak-anak.
"Ini tempatnya?"
Ray mengangguk pasti. "Biasanya ga sesepi ini."
"Bukannya lebih bagus sepi ya?"
"Justru karena sepi itulah kita ga bisa merasa bebas."
"Maksudnya?"
Ray tersenyum. "Coba pikir, kalau ramai orang-orang akan sibuk dengan urusan mereka sendiri. Otomatis kita juga sibuk dengan diri kita sendiri dan jarang saling memperhatikan satu sama lain. Sebaliknya, jika suasana sepi kita malah jadi pusat perhatian. Apalagi orang yang baru aja datang dan suka berlalu lalang."
Naura mengangguk paham, ada benarnya juga.
"Iya juga sih." Naura langsung tersenyum. "Jadi kita mulai dari mana nih?"
"Lo tantang, gua terima."
"Benar nih?"
Ray tersenyum. "Apa wajah gua kurang meyakinkan?"
Naura langsung tergelak. "Sangat tidak meyakinkan malah. Ya udah itu aja dulu, yok." Tanpa sadar, Naura menarik tangan Ray.
"Gua pernah menang tingkat tk main beginian." Tutur Naura.
Mereka akan memainkan puzzle mini. Jadi, setiap puzzle akan disatukan dengan cepat.
"Gua udah atur waktu. Bagi yang kalah akan mentraktir yang menang, pokoknya sepuasnya." Jelas Naura.
"Oke, gua terima." - Ray
"1...2...3...mulai!" - Naura
Waktu terus berjalan dan mereka sudah sibuk menyatukan kepingan-kepingan puzzle menjadi satu.
"YEAY, GUA MENANG!" Teriak Naura bersemangat.
Ray tersenyum melihat Naura. Senyumannya semakin lebar dengan perasaan yang tidak bisa ia artikan.
"Ayo makan, gua udah laper banget nih." Ajak Naura.
"Ayo."
Naura kembali menarik dan memeluk pergelangan tangan Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
D'amore (End)
Novela Juvenil"Bulan selalu datang untuk menemani langit, tapi bintang cemburu. Bintang berniat tidak akan menemani bulan lagi, sehingga bumi hampa jika langit hanya bersama bulan saja. Layaknya dua orang yang menunggu kehadiran bintangnya." "Cinta segitiga?" Lel...