Bagian 30

19 8 0
                                    

Hari ini Naura tidak semangat ke sekolah. Dari pagi ia hanya sibuk melamun.

"Nau, mikirin apa?" Tanya Rani yang sempat memperhatikan Naura.

"Eh, yang lain pada ke mana?"

"Pada makan siang. Lo ga ke kantin?"

"Sejak kapan?"

"Apanya?"

"Istirahat."

"Owh, dari tadi."

Naura langsung menoleh ke sebelahnya.

Kemana perginya Faza?

"Kayaknya dia lagi merajuk, biasalah. Pas temanan sama gua dulu juga gitu, suka ngilang dan ga mau saling terbuka." Rani menjawab seolah mengerti maksud lirikan Naura tersebut.

"Gua mau nyusul dia ke kantin."

Rani hanya berdehem dan kembali ke aktivitasnya.

Kantin

Suasana kantin begitu ramai. Bahkan Naura harus berdesak-desakan untuk mencari keberadaan Faza.

Bruk

"Aw..." Seseorang jatuh ke lantai.

"Maaf, gua ga sengaja." Ujar Naura yang langsung mengulurkan tangannya ke bawah.

Cowok yang Naura yakini adek kelas itu langsung menerima uluran tangannya. "M-makasih, k-kak."

"Yah, batagor lo tumpah. Gua beliin baru, ya."

"G-gausah, kak. Gapapa kok, nanti aku beli lagi aja sendiri."

"Gua ga nanya, tapi lagi ngasih tau. Lo tunggu di sini dulu, okay."

Naura merasa bersalah dan langsung menuju ke penjual batagor.

Tidak sampai lima menit, Naura kembali ke tempat tadi dengan membawa semangkuk batagor.

"Nih, makanan lo. Maaf ya, tadi gua ga sengaja nabrak lo."

"Gapapa kak, sebelumnya makasih sudah mau mengganti makanan saya."

"Bahasanya ga usah terlalu formal, yang biasa-biasa aja."

"Astaghfirullah." Ujar beberapa orang yang kaget melihat sebuah mangkuk melayang ke atas.

"Radit?" Kaget Naura.

"K-kak, salah saya apa?" Tanya adik kelas cowok tersebut dengan wajah takut.

"Lo masih nanya salah lo dimana, hah?!" Tiba-tiba Radit tersulut emosi mendengar pertanyaan adek kelasnya itu.

"Maksudnya, kak?"

"SIALAN!" Radit langsung mencengkram kuat kerah baju cowok tersebut.

"Radit, kamu ngapain sih?!" Sentak Naura.

"Diam! aku lagi ga bicara sama kamu!" Tegas Radit tak mau ngalah.

"Lepasin dia, dia ga ada salah apa-apa."

Bugh

Radit langsung saja melayangkan tinjuannya ke wajah cowok tersebut.

"RADIT!" Teriak Naura.

"Siapa lagi yang berani godain cewek gua, sini maju lo bangsat!"

Naura hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangan sampai gua lihat lo lagi di hadapan gua. Sana pergi." Usir Radit.

"Lo ga usah pergi, ikut gua." Naura memegang pergelangan tangan cowok itu.

D'amore (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang