"Awas, ih. Panas nih, panas." Rani meletakkan beberapa pesanan mereka ke atas meja guru.
"Ngantri ayo, ngantri. Selagi gua baik nih, bagi-bagi rezeki pagi-pagi buta."
Faza langsung berlari ke depan kelas. "Ran, gua tiga."
"Buset, banyak bener. Sekalian bayar ongkos gua ke kantin pak Nanas ya, mana keringetan banget buat ngantri nih ayam."
"Idih, sama aja bohong. Kalau gitu lebih baik gua beli sendiri aja ke kantinnya langsung."
"Coba aja, palingan sekarang lo dapat keraknya doang."
Faza menghela napas sabar.
"Nau, ada yang nyariin di luar." Ujar Aldi yang baru saja datang.
"Siapa?" - Naura
Aldi mengangkat bahunya tidak tau. "Coba aja cek sendiri."
Geplak
Faza memukul bahu Aldi. "Ga jelas lo."
"Lo lebih ga jelas, main mukul anak orang aja." - Aldi
"Ini jadi beli apa kagak sih? mana tadi nih yang pesan, sini woi!" Teriak Rani menggelegar.
"Nih, Ran. Ambil aja kembaliannya." Faza buru-buru mengambil tiga plastik ayam geprek dan menggantinya dengan tiga lembar uang sepuluh ribu.
"Kembalian pala bapak lo ya, Za!!" Tukas Rani.
Faza nyengir.
Setelah Faza meletakkan ayam geprek tadi ke atas meja, ia langsung mengikuti Naura.
"Sini."
Naura menyerjit heran. "Kenapa?"
Radit langsung saja membawa Naura ke dalam pelukannya.
Beberapa orang yang berlalu lalang di koridor menatap aneh ke arah mereka.
Pasalnya, Radit sangat berani sekali menunjukkan kebucinannya di depan umum.
"Lepas, Dit."
"Kamu masih marah sama aku?"
Naura berhasil melepaskan pelukan mereka. "Menurut kamu?" Batinnya.
"Naura."
Naura menggeleng pelan. "Ga."
"Kalau udah engga, kenapa pelukannya dilepas?"
Naura mengedarkan pandangannya ke sekeliling koridor. "Ga enak dilihatin orang-orang."
"Mau lanjut di uks?"
Sontak Naura melototkan mata tajam. "Maksud kamu?!"
"Bercanda, sayang. Tapi temanin aku ke uks, ya. Perut aku sakit."
"Hubungannya?"
Radit dibuat gemas dengan tingkah pacarnya itu. "Temanin tidurlah, atau kamu mau sekalian tidur di sebelah aku?"
Bugh
Naura langsung memukul dada Radit. "Dasar, rese!"
"Ayo." Radit menggengam tangan Naura dan membawanya pergi dari sana.
Uks
"Aw..."
"Kenapa, hm?"
"Gatau, Dit. Tiba-tiba perut aku sakit."
Radit tersenyum. "Jangan-jangan sakit perut aku nular lagi ke kamu."
"S-sakit banget..." Rintih Naura kesakitan.

KAMU SEDANG MEMBACA
D'amore (End)
Teen Fiction"Bulan selalu datang untuk menemani langit, tapi bintang cemburu. Bintang berniat tidak akan menemani bulan lagi, sehingga bumi hampa jika langit hanya bersama bulan saja. Layaknya dua orang yang menunggu kehadiran bintangnya." "Cinta segitiga?" Lel...