Happy reading
.
.
.
.
.
."Enggak kerasa udah masuk sekolah. Gue kira masih lama," ucap Aqila sambil membereskan semua pakaian dan barang-barang miliknya di kamar.
Liburan semester sudah berlalu. Mereka kembali sekolah. Sekarang, mereka juga sudah menduduki kelas 12 MA. Tentunya akan lebih banyak digunakan untuk fokus belajar karena kelas 12 adalah masa di mana mereka sibuk dengan semua mata pelajaran sebagai bekal untuk ujian nanti.
Waktu liburan mereka lebih banyak digunakan untuk berdiam diri di rumah masing-masing. Mereka pergi pada saat ke pantai dan pasar malam saat itu saja. Sisanya mereka di rumah untuk melakukan kesibukan atau hobi mereka masing-masing. Berbeda dengan teman-teman kelas Aqila yang lain. Mereka menghabiskan waktu libur untuk wisata atau ada yang ingin quality time bagi mereka yang mempunyai pacar.
"Nara, lo di rumah ngapain aja kemarin?" tanya Alinda.
"Enggak ke mana-mana sih."
"Bohong lo. Terus, yang kemarin menang lomba nulis di radar siapa coba?" ucap Aqila memancing.
"Iya udah. Palingan itu doang. Sisanya gue di rumah jaga keponakan."
"Lo sakit?" tanya Talita.
"Iya nih. Kemarin kakak ipar gue sakit sama keponakan gue juga. Ketularan jadinya," ucap Nara.
"Eh, si Aqila di mana? Gue enggak liat," ucap Alinda.
Di dekat jendela, berdiri seorang gadis dengan tangan yang memegang kepala. Entah kenapa hari ini dia terlihat begitu cemas dan risau. Jujur saja, selama liburan kemarin Aqila tidak berbalas pesan dengan ketiga sahabatnya. Sama halnya dengan mereka bertiga. Entah apa yang mereka lakukan.
Aqila hendak berbalik untuk bergabung bersama ketiga sahabatnya. Belum selesai untuk melangkahkan kaki, sudah berdiri tiga gadis di depannya dengan wajah yang seolah bertanya-tanya kepada Aqila. Agar mereka tidak khawatir, Aqila tersenyum tipis.
"Muka lo pada jangan kek gitu bisa enggak sih? Berasa kek maling ketahuan gue," ucap Aqila.
"Apa yang lo sembunyikan dari kita bertiga? Kok lo kelihatan beda ya?"
"Apaan sih. Alinda, muka gue enggak ada yang aneh. Gue b aja kok. Kalian kali yang salah tangkap sebab gue enggak kelihatan semenjak liburan ini," ucap Aqila.
Memang benar apa yang Aqila katakan. Sempat beberapa kali mereka melakukan video call, namun Aqila selalu menolak dengan alasan muka sedang tidak bersahabat. Wajar bagi mereka tidak tahu apa yang tengah gadis itu alami.
"Gue kepo deh sama lo. Kenapa waktu kita ajak video call, lo nolak terus? Emangnya lo sibuk apaan sih?" tanya Talita.
"Enggak papa sih. Emangnya kenapa?" tanya Aqila.
"Malahan balik tanya. Dasar Aqila," ucap Nara.
"Iya enggak papa kok. Gue lagi malas aja buat gitu. Memangnya ada hal penting yang dibahas ya?" tanya Aqila.
"Tau enggak_" ucap Alinda terpotong.
"Kalian pada ngomongin apa sih? Buruan berangkat. Udah mau telat." Umi datang membawa empat kotak makan untuk diberikan kepada keempat gadis itu. "Ngobrolnya nanti aja kalau udah di kelas. Sekarang kalian berangkat dulu," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONVENIENCE (Kenyamanan)
Teen FictionBerada di antara sesuatu yang membuat hati dihujam sebuah delima adalah hal yang mampu mengubah hati. Sebuah lambaian yang menyapa hanya datang untuk bersinggah sesaat tanpa dipungkiri jika sang bunga sudah mendapatkan titik terakhirnya. Kenyamanan...