Happy reading
.
.
.
."Aqila, lo jangan kayak orang gila bisa nggak? Perasaan dari tadi senyum-senyum mulu. Gue nggak mau, ya virus Talita nular ke lo." Alinda bergidik ngeri dan kemudian mulai mengubah wajahnya menjadi serius. "Apaan bawa-bawa gue? Kuping gue panas, anjir." Talita datang dengan wajah congkak, seperti biasa.
Aqila tidak menggubris dan asyik membaca chat kemarin dengan Abian. Baiklah, definisi untuk Aqila yang sekarang adalah dia sedang gila. Talita bahkan sempat merinding saat melihat wajah aneh Aqila. Dia khawatir jika virus sering kesurupan yang dia miliki menular ke sahabatnya.
"Sumpah, gue takut. Mendingan kita jaga jarak aja sama Aqila," ucap Nara bersiap berdiri. Talita dan Alinda juga sama seperti itu. "Anjir, nggak perlu social distancing. Corona udah nggak sudi nempel sama manusia. Gue nggak kena virus apa-apa." Aqila menekuk wajahnya, lalu kembali senyum.
"Lagian lo waras, kan? Kok senyum-senyum gitu? Hih, serem gue."
Aqila hanya memutar bola matanya malas, lantas membolakan matanya saat melihat notifikasi dari orang yang sedang dia tunggu. Seolah ingin bertemu secara langsung, Aqila merapikan kerudungnya melalui layar ponselnya. Padahal, dia hanya ingin membalas pesan. Apakah dia gila?
@abian_swra
Hai, cantik....
Lagi ngapain ini?
Pangeran capek nunggu pesan dari putri.
🥺🥺🥺@aqilacans_
Kenapa sedih, Pangeran?
Putri di sini, kok.
Nggak ke mana-mana..
😌😌😌😌@abian_swra
Lo napa sih?
Nggak ada waktu dikit gitu buat chat gue?
Atau jangan-jangan, lo lupa sama gue?
😲😲😲@ aqilacans_
Sekolah bego...
Emang lo nggak sekolah?
Dasar, Kang mbolos
🤪🤪🤪🤪@abian_swra
Sembarangan kalau ngomong ya....
Gue juga sekolah.
Tapi, gue bosen.@aqilacans_
Bosen kenapa?
Emang orang modelan kek lo suka bosen?@abian_swra
Lah, lo pikir gue apa?
Gue manusia ya pasti bosen lah....
😏😏😏Aqila tidak bisa menghentikan sebuah senyum yang ingin terbit di wajah cantiknya. Tentunya, hal itu tidak pernah luput dari pandangan Nara. Gadis itu cukup peka melalui gerak-gerik Aqila.
"Pantesan dia senyum mulu. Orang dia lagi seneng," ucap Nara dan membuat Talita menoleh ke arahnya. "Maksud lo?" tanyanya. Nara melirik Aqila yang tengah senyum melihat ponselnya.
Aqila yang merasa aneh dengan suasana tiba-tiba ini, melihat ke arah di mana ketiga sahabatnya duduk. Tepat sekali, mereka sedang menatap curiga ke arahnya. "A-apa? Kok pada liatin gue gitu? Gue tau kok, gue cantik," ucap Aqila percaya diri melebihi gunung.
Brak....
"Anjir, Talita! Lo ngapain sih, gebrak meja? Bikin kaget aja," kesal Aqila.
"Tau nih, bikin gue mau teriak aja. Ngapa sih?"
"Nggak mau tau. Pokoknya Aqila harus cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
CONVENIENCE (Kenyamanan)
Teen FictionBerada di antara sesuatu yang membuat hati dihujam sebuah delima adalah hal yang mampu mengubah hati. Sebuah lambaian yang menyapa hanya datang untuk bersinggah sesaat tanpa dipungkiri jika sang bunga sudah mendapatkan titik terakhirnya. Kenyamanan...