Happy reading
.
.
.
.
."Huh mereka jam segini lagi ngapain sih? Sumpah, semenjak mereka pada nikah gue sendiri mulu dah. Kapan gue bisa selesai masa penantian ini. Aduh, Mas. Kamu nyasar ke mana sih? Aku di sini loh nunggu kamu datang," ucap Aqila begitu mengenaskan.
Soal Alinda. Ya gadis itu resmi menjadi istri seorang Bayu beberapa hari lalu. Sungguh sisa Aqila seorang yang masih sendiri tanpa sang pujaan hati. Saat ini, Aqila lebih memfokuskan pada Pondok Pesantren Al-Karim karena kemungkinan besar semua yang berkaitan dengan pondok pesantren itu akan diserahkan pada Aqila karena memang dia anak pemilik pondok itu.
"Nak! Sini Nak, keluar dari kamar! Ada Nara sama teman-teman kamu nih!" teriak Umi Rahma.
Mendengar kata Nara, Aqila bergegas menemui mereka dengan hati yang begitu menggebu dengan yang namanya rindu. Semenjak mereka menikah, mereka jarang keluar walau hanya cari angin. Wajar saja dia sangat merindukan mereka bukan?
"Aakk para istri orang!! Gue kangen sama kalian aaa!!" teriak Aqila menghampiri mereka.
"Aaa...jomblo kita!! Sini, sini. Kita kangen!"
Aqila segera menekuk wajahnya kesal. Ye memang dia belum menikah tapi apa perlu mereka harus memperjelas semua itu. Kesannya seperti mereka menghina Aqila secara tidak langsung.
"Engga jadi deh," ucapnya kemudian berpaling dari hadapan mereka.
"Loh emangnya enggak kangen sama kita? Kita kangen loh," ucap Nara.
"Tadinya iya sih. Tapi sekarang enggak."
"Mana ada kek gitu. Sinilah kita pelukan yuk," ucap Talita.
"Enggak ah. Gue bete ama kalian."
"Aah, si paling bontot lagi ngambek nih ceritanya." Alinda menghampiri Aqila dan menoel-noel pipi Aqila yang masih saja sama. "Ulululu...kek bocah dah lo. Masa gitu aja ngambek sih," lnjutnya.
"Ya gimana nggak kesel. Gua tau kalian udah ketemu ama pangeran berkuda putih kalian tinggal gue yang belum."
"Lah terus?" tanya Talita.
"Ya enggak usah diperjelas manggil gue jomblo dong. Kit heart aku tuh," ucapnya sambil memanyunkan bibirnya kesal.
"Lah tapikan emang fakta. Apa salahnya?" tanya Talita.
"Tau ah. Makin males sama kalian."
"Ish udah jangan ribut. Enggak harusnya kita kayak gitu sih sama Aqila. Ya udah maafin ya," ucap Nara.
"Hm iya deh. Awas kalau ledekin gue lagi."
"Dasar emang bocah ya. Makin gede bukannya makin dewasa malahan makin kek bocil. Gimana nanti frustasinya suami lo ya, hihihi," ucap Talita.
"Ya gak peduli. Emang ini sikapnya kok."
"Iya sih lo bener juga. Gua juga yang udah lama nikah sama Gus Hafiz aja suka masih kek bocil tau. Ya sikap cemburu, kekanak-kanakan, suka manja emang itu udah bawaan cewek kok. Jadi ya kalau cowok itu pengertian dan memahami ya pasti memaklumkan," ucap Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONVENIENCE (Kenyamanan)
Fiksi RemajaBerada di antara sesuatu yang membuat hati dihujam sebuah delima adalah hal yang mampu mengubah hati. Sebuah lambaian yang menyapa hanya datang untuk bersinggah sesaat tanpa dipungkiri jika sang bunga sudah mendapatkan titik terakhirnya. Kenyamanan...