[12] Selesai

38 29 11
                                    

Hope You Enjoy It
With smile...

.
.
.
.
.
.
Senandung lagu tak pernah berhenti keluar dari mulut seorang gadis yang tengah duduk di depan rumah Bi Ningsih. Matanya tak henti mengeluarkan senyuman setiap mendengar lirik yang sesuai dengan perasaannya saat ini. Berharap sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya, namun tetap nihil. Ya, Aqila tengah menunggu sebuah chat dari Adnan.

Dipandanginya ponsel yang sepi dan Aqila hanya membuka ponsel lalu menutupnya. Terkadang, karena lama menunggu gadis dengan kerudung abu-abu itu mengambil beberapa foto selca dan mempostingnya di Instagram atau status WA dengan caption aneh.

"Tuh cowok nggak ada peka-pekanya, sumpah. Kayaknya lupa kalau udah punya cewek," kesalnya dan membanting ponselnya.

"Huh, beruntung masih bisa gue tangkap."

"Kalau dipikir, gue sama Adnan udah hampir satu minggu pacaran. Ternyata, nggak enak pacaran sama dia. Susah diajak ngobrol. Chat aja jarang. Cewek mana yang nggak kesel kalau gini," tukasnya.

Tiba-tiba, sebuah ide gila muncul di otak Aqila. Dia memposting fotonya dan Rafael saat di Palembang. Aqila sudah capek karena berpacaran sama Adnan tapi kayak nggak pacaran. Ngobrol jarang, chat jarang, apalagi kalau sekedar tatap saja. Ya, walaupun Aqila tahu itu dilarang.

Gadis itu tersenyum saat satu foto berhasil terposting di akun sosial medianya. Dengan jangka pikir yang lumayan pendek, Aqila tidak tahu akibat apa yang akan terjadi jika dia melakukan hal itu. Aqila sudah merasa cukup seperti ini tanpa berpikir jika Adnan tentunya pasti akan tersakiti karena tingkahnya.

"Sorry, Adnan. Gue nggak tulus sama lo. Habisnya lo bikin gue kesel, sih. Coba kalau nggak?" gumamnya tersenyum miring.

Adnan
Itu yang kamu posting siapa Aqila?
Pacar baru kamu?

Aqila tersenyum menanggapinya. Cara yang dia lakukan sudah berhasil memancing Adnan. Cowok yang sebentar lagi akan menjadi mantan kekasihnya entah ke berapa kalinya. Terlalu banyak mantan, hingga membuat Aqila bingung. Itu karena ditambah mantan saat Aqila masih di Palembang.

Aqila
Iya, itu pacar baru gue
Kenapa, Nan?

Adnan
Ouh gitu, ya?
Selamat ya, dapat pacar baru lagi.


Aqila
Lo nggak cemburu gitu, atau apa?

Adnan
Nggak papa, sih. Aku nggak masalah.
Aku juga sekalian mau kasih tau.
Aku juga udah ada yang lain.
Makanya, aku jarang chat kamu.
Maaf, ya....

Aqila membulatkan matanya. Niat untuk membuat Adnan menjadi sedih sama sakit hati, justru diputarbalikkan. Selama ini, Aqila pikir Adnan bukan seperti kebanyakan mantannya dulu, yang sering gonta-ganti pacar, barang satu minggu, atau bahkan beberapa hari. Ternyata, semua cowok sama aja. Tidak ada yang setia dan hanya menganggap cewek itu mainan.

Perasaan marah, kecewa, sakit hati, semua bersatu dan membuat hati Aqila diaduk-aduk, layaknya adonan. Aqila langsung saja mengubah air wajahnya menjadi masam dan melempar sandal ke arah halaman rumah bibi.

"Adnan sialan. Cih, ngomongnya aja dari pesantren. Kelakukan bejat, kayak gini."

Teringat saat pertama kali Aqila bertemu dengan cowok bernama Adnan itu. Terlihat saat itu, Adnan adalah cowok yang alim, benar, bahkan memberinya beberapa pelajaran soal adab perempuan dan laki-laki. Ternyata, kali ini Aqila kembali salah menilai orang.

CONVENIENCE (Kenyamanan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang