Dua Empat

313 35 0
                                    

Sekali lagi Jimin mencoba untuk menelepon Jungkook. Entah sudah yang ke berapa kali Jimin melakukannya. Ia masih belum bisa tenang apabila belum mendengar kabar dari Jungkook.

Dari tadi saja ia hanya melamun memikirkan bagaimana keadaan Jungkook saat ini. Apakah sudah lebih baik atau ternyata masih belum mendingan.

Angkat lah kak... Gue khawatir

Jimin masih berusaha untuk menghubungkan panggilan dengan Jungkook. Berharap-harap cemas apabila pria itu akan mengangkat telponnya. Hingga panggilannya yang kali ini akhirnya mendapatkan secercah harapan. Sebab tanda memanggil telah berubah menjadi berdering. Yang mana artinya WhatsApp Jungkook telah tersambung dengan jaringan internet.

Halo

"Halo kak yaampun Lo kemana aja?"

Iya Jimin, maaf ya gue lagi sakit. Seharian ini gue tidur, sama sekali nggak pegang hp

Jimin pun maklum. Paling tidak, hatinya sudah sedikit lega setelah mendengar kabar dari Jungkook. "Terus sekarang udah enakan badannya? Demam nya udah turun? Terus masih pusing atau nggak? Udah berobat?"

Di kejauahan sana, sepertinya Jungkook sedang tersenyum hangat.

Udah berobat kok, tapi ternyata dokter bilang gue kena DBD. Sebenernya harus di rawat inap, tapi nggak deh. Gue pilih rawat jalan aja.

Jimin lantas memelotot mendengarnya. "Kenapa nggak di rawat inap aja sih kak? Biar Lo cepet sembuh" ucap Jimin.

Nggak perlu, di jenguk sama Lo aja pasti bisa bikin gue langsung sembuh deh

Helaan nafas pun terdengar dari mulut Jimin. "Lo mah, lagi sakit gini masih aja gombal"

Siapa yang gombal si? Gue ngomong serius juga

"Yaudah besok gue jenguk sama yang lainnya juga ya"

Nah gitu dong

"Hmm.. sekarang Lo istirahat, makan, jangan lupa minum obatnya. Jangan kebanyakan tidur nanti Lo malah tambah pusing" celoteh Jimin. Mendadak ia berubah menjadi seorang ibu yang sedang khawatir ketika anaknya sakit saat sedang merantau di kota orang.

Iya sayang...

Tut... Tut... Tut...

"Ih, bisa-bisanya langsung dimatiin gitu aja?!"

"Tapi nggak pa-pa deh, akhirnya setelah sekian purnama ada juga yang manggil gue sayang"

Jimin tersipu malu. Wajahnya ia tenggelamkan dibalik kedua telapak tangan. Menyembunyikan pipinya yang merah merona setelah akhirnya ada seseorang yang memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Entah sudah berapa purnama ia lalui, hanya karena menanti seseorang untuk memanggilnya dengan sebutan itu.

*******

R

enjun, Ryujin, dan Jihan di tarik paksa oleh Jimin untuk ikut datang menjenguk Jungkook di rumahnya. Padahal mereka tak ada kepentingan apapun, ditambah lagi ketiganya tidak begitu dekat dengan Jungkook. Namun Jimin terus saja memaksa mereka untuk ikut, bahkan sampai mengancam bahwa ia akan mogok makan jika mereka tak ikut dengannya. Kekanakkan sekali bukan?

Jadi disinilah mereka berada, di depan sebuah rumah dua tingkat dengan cat putih dan pagar hitam yang menyambut. Bersama dengan Jaemin dan Mark, mereka membawa beberapa buah untuk diberikan kepada Jungkook.

Setelah memencet bel, seorang asisten rumah tangga pun membukakan pintu pagar untuk mempersilahkan mereka semua masuk. Jimin masih ingat nama ART tersebut, kalau tidak salah namanya bi Ijah.

VARSHA || KOOKMIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang