Dua enam

300 27 1
                                    

Keluarga Jimin malam ini akan kedatangan tamu. Mereka bersiap-siap untuk menyambut kedatangannya. Meja makan telah dipenuhi oleh berbagai hidangan. Mulai dari daging-dagingan hingga sayur dan buah pun tersedia.

Jimin memakai pakaian yang begitu rapi, kemeja biru dan celana bahan hitam menghiasi tubuhnya. Begitupun dengan Yoongi. Bahkan kakaknya itu di poles oleh sang mama dengan sedikit riasan. Hanya riasan natural yang membuat wajah Yoongi terlihat sedikit glowing dan mempesona.

"Ma, harus banget pake riasan gini apa? Muka aku jadi berat banget" ucap Yoongi.

Agatha menahan tangan Yoongi yang hendak menghapus riasan di wajahnya. "Ck, jangan di hapus atau mama bikin riasan ini makin tebel?!"

Wajah Yoongi pun makin kusut. Tapi ia hanya bisa menerima semua ketidakadilan ini dengan lapang dada. "Lagian kenapa aku doang sih yang pake riasan? Jimin juga pake lah!"

Mendengar namanya disebut, Jimin langsung berdiri dari tempatnya. "Yee enak aja, nggak usah bawa-bawa gue" lalu pria itu pun kabur menjauh dari ibu dan anak tersebut. Kedua saudara sekandung itu memang belum berbaikan secara resmi, namun yang namanya keluarga pasti akan selalu berakhir seperti tidak pernah terjadi apa-apa dengan sendirinya. Ya meskipun untuk kejadian yang satu itu, mereka masih akan terus menganggap jika semua hal tersebut adalah kesalahan dari Jimin. Namun selama mereka tidak mengungkitnya, maka Jimin tak masalah.

"Ma.... Udah ah" Yoongi merengek kepada Agatha agar wanita itu berhenti untuk merias wajahnya. Masalahnya dari tadi riasan ini belum selesai-selesai. Yang mana sepertinya wajah Yoongi akan keram sebentar lagi.

"Tunggu sebentar, ini bedaknya belum rata" ucap Agatha menepuk spons bedak itu di dahi Yoongi untuk meratakannya. "Nah udah selesai. Coba liat, cantik kan?" Tanya Agatha mengulurkan sebuah cermin ke arah Yoongi.

Seketika Yoongi terkejut saat melihat pantulan dirinya di cermin.

Gila!! Menor banget muka gue

"Ma, yaampun ini mah berlebihan. Katanya mau bikin riasan natural? Tapi ini apa? Kenapa pipi aku jadi pink kayak gini?" Yoongi protes. Tidak. Ini sama sekali tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah di setujui oleh mereka.

"Nggak sayang, ini natural. Coba kamu tanya papa atau Jimin"

Yoongi pun bergegas pergi ke tempat Jimin berada. Yaitu di ruang keluarga yang biasa menjadi titik kumpul keluarga mereka.

Ditemuinya lah Jimin yang sedang duduk di atas sofa sambil memainkan ponselnya.

"Jimin. Muka gue menor?"

Jimin mengalihkan pandangannya dari ponsel ke Yoongi. "Nggak, bagus" ucapnya.

"Boong!"

"Terserah" Jimin malas berdebat dengan Yoongi.

"Pa, muka aku menor banget nggak?" Kali ini Yoongi beralih untuk bertanya kepada papa nya.

"Nggak kok, malah jadi lebih cakep kamu" ucap sang papa.

Huft, kenapa tidak ada yang sependapat dengannya. Tapi yasudah lah, yang penting pandangan orang lain terhadapnya tidak seperti apa yang ia nilai.

Ting tong....

Bel rumah mereka berbunyi. Pertanda jika tamu yang diharapkan telah hadir ke kediamannya. Mereka lantas bersiap-siap untuk menyambut kedatangan tamu tersebut.

Bahkan Jimin yang tadi sedang asik memainkan ponselnya pun langsung memberikan seluruh perhatian ke arah pintu. Ingin melihat siapa yang sebenarnya akan bertamu ke rumahnya hingga mereka harus dijamu dengan mewah seperti ini.

VARSHA || KOOKMIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang